Ketika telah mengakhiri hubungan sebelumnya, kebanyakan orang cenderung mencari pasangan yang berbeda dengan mantan. Tetapi, tidak jarang juga, ada yang terjebak dengan tipikal orang yang itu-itu saja, hingga akhirnya kembali di menjalani hubungan serupa. Sebenarnya, sah-sah saja kalau kembali menjalin hubungan asmara dengan tipe orang yang sama dengan mantan.
Atas dasar kenyamanan atau memang mempunyai preferensi pria atau perempuan yang memang seperti mantanmu. Namun ini juga bisa menghambat peluang kamu untuk mencari cinta lain yang mungkin saja lebih cocok denganmu lho. Orang seperti ini mungkin berada dalam situasi groundhogging.
"Groundhogging adalah tren di mana seseorang terus-menerus berkencan dengan orang atau tipe yang sama, tetapi mengharapkan hasil yang berbeda," ujar pakar hubungan Susan Trotter, PhD, seperti dikutip Well and Good.
Setiap kali suatu hubungan berakhir karena alasan apa pun, orang tersebut akan "bertamu" dengan orang serupa lainnya dan mengencani mereka, hanya agar hubungan itu segera berakhir. Kamu mungkin tidak berhasil menjalin hubungan dengan mantanmu, namun kamu yang masih penasaran akhirnya mencari orang yang serupa dengan dia.
Padahal, bisa saja orang yang kamu kencani selama ini mempunyai red flag yang tanpa kamu sadari menjebakmu dalam toxic relationship. Misalnya, ia mempunyai kepribadian narsistik, tidak punya ikatan emosional dengan kamu, atau mungkin tipe orang yang dimaksud hanya cocok dengan gambaran tertentu yang telah kamu buat di kepalamu.
Dengan kata lain, hal tersebut tidak akan jadi masalah bagi orang lain, tetapi memang mereka tidak cocok saja dengan kamu. Kalau kamu hanya fokus pada tipe yang itu-itu saja, kamu bisa kehilangan kesempatan bertemu dengan orang yang lebih baik dari itu.
Seseorang yang suka melakukan groundhogging biasanya tidak belajar dari pengalaman dan tidak membuat perubahan dalam cara berkencan. Justru sebaliknya, mereka mengulangi siklus tersebut, meski tidak pernah berhasil dengan tipe yang mereka pilih.
Menurut psikoterapis Mollie Spiesman, LCSW, orang seringkali beralih ke groundhogging sebagai mekanisme kenyamanan. Kamu tahu persis apa yang kamu hadapi dan itu memang nyaman-tetapi setiap kali kamu menyakinkan diri sendiri lagi kalau hasilnya akan berbeda dari hubungan sebelumnya.
Tanda-Tanda Groundhogging
Dr. Trotter mengatakan, tanda terbesar bahwa kamu terjebak groundhogging adalah selalu gagal dalam hubungan dengan orang serupa. Apa pun yang kamu lakukan, kamu tetap saja berada dalam hubungan yang sama, dan itu tidak berhasil. Mungkin semua hubungan kamu juga berakhir dengan cara yang sama-entah secara tiba-tiba atau gagal. Berikut tanda-tandanya.
- Kamu merasa hubunganmu saat ini mengalami kemajuan yang sama
- Kamu sangat kaku dan selektif dalam memilih siapa yang kamu kencani, tetapi tidak terlalu berhasil
- Kamu sama sekali tidak selektif dalam memilih siapa yang kamu kencani dan berakhir dengan tipe orang yang sama seperti sebelumnya
- Mantanmu dan kamu ingat satu sama lain
- Kamu terburu-buru menjalin hubungan demi hubungan dengan tipe orang yang sama
"Mayoritas orang percaya kalau mereka memiliki 'tipe' tertentu dan sulit untuk mengubahnya. Familiaritas itu nyaman dan tidak nyaman," ujar Dr. Trotter.
Kita semua adalah makhluk yang memiliki kebiasaan. Kita tentu mendambakan rutinitas dan keakraban, bahkan dalam situasi di mana lebih baik berpikir di luar kebiasaan atau menantang diri sendiri untuk mencoba sesuatu yang baru. Terkadang kita pun tidak menyadari ketika terlalu bersemangat untuk menemukan pasangan, kamu ternyata sedang melakukan groundhogging.
"Ketika orang tidak meluangkan waktu untuk merenungkan sejarah hubungan mereka—misalnya mempertimbangkan apa yang berhasil dan apa yang tidak berhasil di masa lalu, apa yang sebenarnya mereka inginkan dan butuhkan saat ini, peran apa yang mereka mainkan dalam dinamika masa lalu—mereka berada dalam kondisi yang buruk yaitu mengulangi pola yang sama," paparnya.
Melepaskan Diri dari Groundhogging
Langkah pertama, kata Dr. Trotter, adalah pengakuan. Saat kamu mengidentifikasi kalau kamu mungkin tidak bisa diandalkan, penting untuk menyadari kalau kamu mungkin perlu membuat beberapa perubahan besar dalam caramu berkencan. Ia menyarankan untuk meluangkan waktu meninjau riwayat hubunganmu sambil memperhatikan pola yang serupa dalam pengalaman kencanmu.
Misalnya, jika kamu menyadari kalau kamu sering berkencan dengan orang-orang yang absen secara emosional, kamu mungkin memikirkan kenapa kamu memilih orang yang kamu tahu tidak dapat memberimu dukungan emosi. Pikirlah lagi mengapa kamu memilih tipe seperti itu.
Dengan melakukan hal tersebut, kamu mungkin menemukan bahwa tidak ada alasan kuat kamu tidak bisa memperluas hubunganmu dengan orang lain, hanya karena terjebak di zona nyaman.
Spiesman merekomendasikan meluangkan waktu untuk mempraktikkan self love, memproses masalah hubungan masa lalu, dan mengelilingi dirimu dengan orang-orang terkasih yang mengetahui nilaimu agar percaya dirimu meningkat.
"Ciptakan kehidupan yang penuh dan menyenangkan, lalu carilah orang-orang yang bisa kamu ajak untuk meningkatkannya. Melakukan hal ini, memungkinkan kamu untuk lebih berhati-hati dalam proses berkencan, daripada memilih pasangan untuk mengisi 'kekosongan' belaka," kata Spiesman.
Satu lagi, usahakan untuk mencapai keseimbangan antara bersikap selektif dalam menemukan seseorang yang memiliki nilai yang sama denganmu dan juga bersikap fleksibel, sehingga kamu tidak mengabaikan calon jodoh yang kebetulan berada di luar tipe tipikalmu—jadilah observant dan lebih aktif pada saat yang bersamaan.
Perhatikan ketertarikan terhadap orang-orang yang kamu kenal, lalu berhenti sebentar dan tantang dirimu untuk bergerak ke arah yang berbeda. Stay dengan orang yang sama berkali-kali tidak akan membuatmu bahagia. Belajarlah dari ketidakbahagiaanmu dalam hubungan sebelumnya, agar nantinya kamu lebih baik dalam menilai orang yang akan menjadi pasangan hidupmu.
(DIR/alm)