Spotify pertama kali meluncurkan inisiatif Loud & Clear pada tahun 2021. Lewat laporan tersebut, raksasa platform musik streaming asal Swedia ini memaparkan transparansi terkait distribusi royalti, detail ekonomi streaming global, hingga tren utama dalam lanskap industri musik digital, melalui berbagai data terbaru.
Empat tahun berselang, Spotify kini merilis Loud & Clear 2025 dengan cakupan yang lebih luas. Dalam sebuah acara kasual (30/4/25), Head of Music Spotify Asia Tenggara, Kossy Ng, turut menjabarkan refleksi atas lanskap musik Indonesia yang penuh dinamika dan potensi.
Irama Lokal di Telinga Global
Posisi Spotify secara global terus menguat. Dalam satu dekade terakhir, jumlah pengguna aktif bulanan dan pelanggan berbayar Spotify meningkat hampir sepuluh kali lipat. Dari 18 juta pelanggan premium dan 68 juta pengguna aktif bulanan pada 2015, menjadi 239 juta pelanggan berbayar dari total 615 juta pengguna aktif per akhir 2024.
Kendati mayoritas pelanggan aktif Spotify berasal dari Eropa dan Amerika, Kossy meyakini bahwa posisi Indonesia tak kalah strategis. Menurutnya, Indonesia merupakan pasar kunci Spotify di kawasan Asia Tenggara.
"Fandom sangat besar di sini. Indonesia adalah salah satu market internasional terbesar untuk K-pop dan J-pop. Bahkan untuk beberapa artis global seperti, Taylor Swift, pendengar terbesarnya datang dari Indonesia," jelas Kossy.
Namun Indonesia bukan sekadar pasar konsumsi. Spotify mencatat bahwa ekosistem kreator musik lokal pun terus bertumbuh. Sepanjang tahun 2024, karya-karya musisi Indonesia ditemukan lebih dari 5,4 miliar kali oleh pendengar baru di Spotify-naik 13% dibandingkan tahun sebelumnya.
Pertumbuhan ini turut didukung oleh lebih dari 3.600 artis Indonesia yang masuk ke dalam playlist editorial Spotify, yang dikurasi langsung oleh tim ahli Spotify, bukan oleh sistem algoritma. Tujuannya jelas: memperluas jangkauan para musisi ke pendengar baru lintas batas.
Produktivitas Talenta Lokal
Di tahun 2024, Spotify kembali menjadi pemberi royalti terbesar bagi industri musik global, dengan total pembayaran lebih dari $10 miliar. Angka ini menjadi yang tertinggi sepanjang sejarah musik, dan lebih dari 10 kali lipat kontribusi toko musik terbesar pada puncak era CD. Secara kumulatif, Spotify telah membayarkan hampir $60 miliar sejak diluncurkan.
Untuk konteks lokal, lebih dari 70% lagu yang masuk tangga lagu harian Top 50 Indonesia berasal dari musisi Indonesia—menandakan dominasi musik lokal dalam preferensi streaming pengguna Indonesia. Penyanyi seperti Bernadya, yang album debutnya menembus puncak tangga lagu Spotify, merasakan langsung dampak platform ini terhadap kariernya.
"Spotify berperan besar dalam perjalanan bermusikku, juga untuk banyak artis Indonesia. Rasanya sangat senang dan bangga melihat karya-karya musisi Indonesia semakin dikenal luas. Dengan seluruh lirik laguku menggunakan Bahasa Indonesia, aku cukup terkejut sekaligus bangga mengetahui bahwa lagu-laguku juga didengarkan oleh audiens internasional," ujar Bernadya.
Seiring meningkatnya jangkauan lintas negara, royalti yang dihasilkan musisi Indonesia meningkat 14% dibandingkan tahun 2023. Menariknya, sebagian besar pendapatan ini justru berasal dari pendengar luar negeri. Selain itu, musisi yang menyanyikan lagu dalam Bahasa Indonesia mengalami peningkatan royalti lebih dari dua kali lipat sejak 2021, dan tiga kali lipat sejak 2020—membuktikan bahwa bahasa bukan penghalang dalam menembus pasar global.
Bagi musisi independen, streaming menjadi pengubah permainan. Lebih dari dua pertiga royalti di tahun 2024 dihasilkan oleh artis atau label independen, mencerminkan menguatnya ekosistem musik independen di Indonesia.
"Kami bangga melihat semakin banyak artis Indonesia yang berhasil mencapai kesuksesan dan mengembangkan audiens mereka melalui streaming, sehingga menciptakan peluang untuk membangun karier yang berkelanjutan. Spotify telah menjadi pendorong transformasi yang signifikan dan konsisten dalam industri musik Indonesia, sebagaimana ditunjukkan dalam laporan Loud & Clear. Kami percaya bahwa para artis berhak mendapatkan transparansi ekonomi dalam streaming musik," tutup Kossy Ng.
(cxo/RIA)