Inspire | Human Stories

for Revenge Bicara Soal Konser "Sang Derana", Perayaan Patah Hati, dan Berkah Tuhan

Jumat, 02 May 2025 10:00 WIB
for Revenge Bicara Soal Konser
for Revenge di Konferensi Pers Konser "Sang Derana" (Jakarta, 29/4/2025). Foto: CXO Media/Istimewa
Jakarta -

for Revenge adalah pendendam yang persisten, dan terbilang berhasil mengalihkannya menjadi karya-karya yang bukan hanya menyayat, tapi juga menyentuh hati. Terbentuk pertama kali   berkat kesamaan nasib: patah hati   tahun 2006 silam, band asal Bandung ini setia membahas perkara cinta lewat nada-nada emosional dalam setiap diskografinya.

Menjelang konser tunggal perdana "Sang Derana", yang akan digelar di Jakarta, 19 Juli mendatang, kami berkesempatan berbincang dengan for Revenge, yang kini diperkuat Boniex Noer (vocal), Archims 'Cimot' Pribadi (drum), ⁠Arief Ismail (gitar), dan ⁠Izha Muhammad (bass), mengenai konser "Sang Derana", konsep perayaan patah hati, hingga hubungan penuh kasih mereka dengan Tuhan.

Setelah 19 tahun, apa rasanya bisa konser tunggal untuk pertama kali?

Arief: Deg-degan pasti. Seneng-seneng banget itu aja sih. Nggak pernah ngebayang sama sekali juga dari dulu. Ya, ada sih keinginan, punya konser, tapi dulu kayak nggak mungkin gitu, tapi ya ini mungkin titiknya bersama Katarsis

Izha: Iya nggak kebayang sih. Gak nyangka akhirnya bisa konser tunggal juga. Dulu jadi line-up festival aja udah bangga.

Cimot: Apa ya, rasanya kayak, akhirnya perjuangan saya nggak sia-sia. Di mana waktu dulu tuh gua sering direndahin gitu katanya 'Ah, lu masih ngeband aja lu?' Ya, jadi sekarang kan saya buktiin saya bisa. Jadi gantian saya bilang, 'Lu masih kerja aja lu?'

Boniex: Kurang lebih sama ya. Selain deg-degan gitu, ada nggak sabarannya juga. Tapi ini jadi pembuktian lah buat for Revenge. 'Masa sih, band yang udah 19 tahun belum pernah konser tunggal.' Ya, "Sang Derana" ini juga jadi ajang pembuktian dari kami, kalo kita juga bisa.

Masih ingat, panggung pertama for Revenge di formasi ini?

Boniex: Panggung pertama? Di mana ya? Cikarang gitu?

Arief: Bukan Lampung?

Izha: Cikarang, iya, kalau nggak salah.

Cimot: Iya, Cikarang. Gigs kecil, yang belakangnya kolam renang gitu.

Apa memori yang diingat dari panggung itu?

Boniex: Nangis gue. Beneran. Karena gue udah lama nggak manggung bareng For Revenge terus belum ada yang tau kalau gue comeback.

Cimot: Betul itu perdana banget.

Izha: Jadi kita belum announce kalau Boniex balik lagi. Orang-orang tuh taunya di panggung itu vokalisnya masih yang sebelumnya.

Lalu, mengapa akhirnya memilih "Sang Derana" sebagai tajuk konser? Apakah nomor "Derana" ('Perayaan Patah Hati 1', 2022) memang memiliki arti yang spesial?

Boniex: "Buat saya, buat kami, for Revenge, lagu ini tuh sangat personal. Karena gue sendiri balik ke For Revenge tahun 2019, terus, lagu pertama yang kita buat ya "Derana". Tajuknya kita pilih "Sang Derana" juga karena kita ini udah dihantam segala macam, tapi kita masih aman. Masih nggak nyerah. Jadi semangat "Derana" itu yang pengen kita tularkan juga ke pendengar kita-para penyintas patah hati. Ini waktunya kita menjadi "Sang Derana" gitu.

Izha: Pastinya lagu ini sangat mewakili kita semua. Setelah Boniex lima tahun ninggalin for Revenge, terus kita bertiga berjuang untuk mempertahankan band ini, dengan segala kondisinya pada saat itu, akhirnya Boniex balik, terus kita rilis lagu Derana. Tapi nggak lama kemudian... kita dihajar sama pandemi, padahal baru juga kita mau rise. Terus setelah pandemi, dua tahun lewat, akhirnya festival mulai jalan lagi, lagu ini naik, dan kita ngerasa 'Derana' yang juga artinya ketabahan itu memang membuahkan hasil. Ketabahan dan kekuatan kita berempat untuk mempertahankan itu, ternyata memang nggak sia-sia

Cimot: Ya, kalau gue dari 2006, awal bikin for Revenge, udah derana. Tapi yang paling derana itu waktu kita udah bikin album ketiga, Auristella. Gue ngerasa udah kehilangan arah. Habis itu baru ngerasa dapat wangsit gitu, ya, kalo Boniex harus balik lagi kalo mau tetap jalan dan naik. Akhirnya gue nyuruh Arief buat hubungin dan dia katanya aman, tapi Arief nanya, 'apa yang bikin lo yakin kalo Boniex balik kita bisa naik?' Gue jawab waktu itu cuma Allah sama gue yang tahu.

Berarti momen Boniex balik itu krusial, ya, sampai jadi konser "Sang Derana" ini?

Izha: Ada fun fact-nya di balik cerita ini yang mungkin Boniex sendiri belum tau. Jadi waktu itu, gue lagi sering nongkrong di tempat usahanya Cimot hampir tiap malam. Terus ada satu momen Cimot bilang ke gue, 'Zha, semalem gue mimpi, si Boniex balik'. Nah, dua hari sebelum itu gue juga mempimpikan hal yang sama kita manggung tapi vokalisnya Boniex, padahal saat itu dia belum comeback. Akhirnya barulah Cimot ke si Arif telepon Boniex.

Arief: Kalo gue waktu itu nggak pake mimpi ya, tapi udah aja langsung telepon si Boniex. Terus akhirnya dia ajak ketemuan, ngobrol berdua dulu, baru kita ketemu bareng-bareng.

Boniex: Dulu tuh gue meninggalkan for Revenge karena gue harus pergi ke Jakarta untuk bekerja. Setelah gue menikmati pekerjaan gue selama lima tahun, gue mulai ngerasa ada sesuatu yang hilang. Tapi, selama itu juga gue selalu memantau mereka, selalu liatin mereka, ikutin perjalanan band lain juga, growth skena kayak apa. Akhirnya sebelum diajak balik lagi, ada satu momen yang menimpa gue saat itu, gue gatau harus cerita ke mana, pas banget si Arief ngajakin lagi.

[Gambas:Youtube]

Derana itu tampak seperti satu tahapan, sebagaimana artinya: tabah, yang akan ditemui setelah kita tersakiti gitu, ya. Bagi kalian sendiri, sebagai sebuah band, apa hal yang menyakitkan hati yang pernah dirasakan bersama-sama?  

Boniex: Dalam perjalanan for Revenge? Cimot lah yang bisa jawab.

Cimot: Sempet hilang arah sih, for Revenge tuh. Sempat hilang arah. 

Izha: Sempat mau bubar juga, ya.

Cimot: Iya, sempat bimbang antara lanjut atau bubar gitu. Tapi, gue tetap yakin for Revenge akan jadi sesuatu sih. Karena nggak mungkin lah, selama dari 2006 ini, Tuhan tidak ngasih pencerahan buat apa yang gue lakukan. Tuhan lihat perjuangan gue. Dan gue yakin itu, dari awal.

Berarti yang bikin yakin kalian bisa sejauh ini dan bikin konser perdana adalah?

Cimot: Tuhan.

Memang seberapa besar arti Tuhan bagi for Revenge atau masing-masing personel? 

Cimot: Maksudnya gini, Tuhan tuh bisa jadi ngasih manusia bakat, tapi yang harus dipakai dalam hidup itu, entah itu ada bakat dalam diri kita atau apapun, ya tetap diri dan kemampuan kita sendiri. Nah, gue tuh ngerasa keahlian gue tuh cuma nge-drum dan nge-band, pada saat itu. Makanya gue tetap aja ada di jalan ini, terus bertahan dengan terpaan, badai, dan segala macem, karena gue yakin Tuhan ngasih ini buat gue.

Izha: Kalau gue mengutip liriknya Boniex di lagu Termetahkan. 'Setiap orang dilahirkan dengan perannya masing-masing,' Ya, inilah peran kami berempat dan ini yang sedang kami jalani, dan akan terus kami jalani.

Arief: Sama sih gue juga gitu lah kurang lebih.

Boniex: Peran Tuhan besar banget sih. Kita aja nggak mungkin ada kalau nggak ada Tuhan gitu. Terus yang selalu menguatkan kami kalau lagi ada konflik atau apa ya... Tuhan.  Untungnya kami punya konsep Tuhan yang sama. Jadi apapun apa yang kita hadapi, kita pasti udah satu frekuensi aja karena percaya sama hal yang sama   dari Tuhan kembali ke Tuhan, sampai kapan pun itu.

Lewat ajaran Islam, saya mengenal konsep Asmaul Husna. Disebutkan, bahwa core Tuhan itu berada di Ar-Rahman (Maha Pengasih) dan Ar-Rahim (Maha Penyayang). Lantas mengapa for Revenge malah fokus membahas soal patah hati yang cenderung menyakitkan?

Izha: Ya, karena obatnya patah hati itu kan ada di kasih dan sayang, makanya kita bahas itu.

Cimot: Misal, ketika lo sedang sendiri merasakan patah hati atau apapun yang menyedihkan, yang mau dengar siapa lagi? Udah pasti Tuhan. Jadi ya kenapa enggak?

Kalau begitu, pada konser nanti for Revenge juga akan menyampaikan narasi-narasi soal ketuhanan di atas panggung? Atau ada konsep khusus yang telah disiapkan?

Boniex: Yang pertama, pasti ini akan berbeda dengan penampilan kami di panggung-panggung biasa atau konser lain, karena kan nggak ada konser sebelumnya juga, ya. Kemudian ada satu narasi yang kita bawa di sini "Sang Derana", kita sebutnya penyintas patah hati di konser ini, kita turunkan ke tiga hal. Satu patah hati pada hubungan antarmanusia, pasangan; kedua keluarga; ketiga Tuhan. Jadi narasi-narasi itu yang kita bawa dalam konser ini, terus kita bawakan dengan lagu-lagu kita yang related dengan tiga sisi tersebut. 

Kira-kira for Revenge akan membawakan berapa lagu pada konser "Sang Derana"?

Boniex: Rencananya sekitar 20 sampai 25 lagu. Terus juga ada teasing single terbaru kita dengan kolabolatornya, yang akan rilis tahun ini juga sama album Perayaan Patah Hati Babak 2. Ada banyak lagu-lagu lama juga yang akan kita bawakan, kayak lagu yang belum pernah kita bawakan lagi semenjak 2014 mungkin. Jadi ya bisa juga membuat para pendengar lama kita bernostalgia gitu.

Bagaimana dengan para kolaborator yang akan tampil pada konser nanti? Adakah mantan personel yang akan ikut tampil, atau wishlist kolaborator yang akhirnya tersampaikan di konser ini?

Boniex: Kalo personel yang lama, ada di satu lagu yang bakal kami libatkan, tapi nggak semua karena banyak ya. Jadi, bakal ada satu lagu yang memang kita dedikasikan buat para personel lama for Revenge. Wishlist gue salah satunya Lomba Sihir sih. Memang kita sudah lama mengincar pengen kolaborasi. Kita juga udah punya materi lagu terus kayaknya ini cocoknya sama Lomba Sihir.

Izha: Kita sering main bareng di festival bahkan backstage-nya, sebelahan gitu. Tapi, kayak kita belum pernah melakukan sesuatu bareng karena itu. Itulah wishlistnya alhamdulillah kesampaian.

Saya jadi ingat, lagu "Serana" itu pernah jadi video hit di media sosial, karena ada menampilkan seorang prajurit TNI yang ikut bernyanyi bahkan sampai menangis. Apakah sosok tersebut akan dilibatkan atau diundang khusus ke konser nanti?

Boniex: Ah, iya, itu benar viral. Tapi, itu ya, kita belum lama juga dapat kabar kalau beliau sudah berpulang, sudah almarhum. 

Izha: Sekitar bulan lalu, ya? Jadi ada kasih kabar ke kita, ada yang share video itu, terus kalau nggak salah terus ada yang komen. Mungkin koleganya atau temennya, ngasih tau kalau beliau, prajurit yang nyanyi di video itu beberapa waktu lalu sudah berpulang. 

[Gambas:Youtube]

Wah, semoga beliau diterima di sisi Tuhan. Tapi, lebih lanjut lagi, apa artinya bagi for Revenge, jika ada penonton kalian yang sampai menangis deras saat kalian tampil di panggung?

Arief: Waktu awal-awal yah, kayaknya iya ikut naikin adrenaline gitu.

Cimot: Betul, karena ternyata bisa nyampe gitu.

Boniex: Sampai sekarang juga kalau lihat ada yang nangis tuh iya nambah energi lah buat kita di atas panggung. Kayaknya gak mungkin pesannya gak nyampe kalau dia sampai nangis kayak gitu. Tapi, Gue sekarang lebih happy lagi kalau misalnya ada satu orang yang sebelumnya nonton kita nangis, terus di panggung berikutnya dia happy nyanyi. Ya, semoga di konser nanti, semisal ada yang mau nangis ya silakan tapi semoga setelahnya kita bisa happy sama-sama gitu, ya.

Terakhir, apakah kalian punya ritual khusus menjelang manggung? Mantra, doa, atau penyemangat khusus, misalnya?

for Revenge: Barokah!

Cimot: Setiap kita selesai doa bareng sebelum manggung tuh kita pas tos-tosan teriak 'barokah!' gitu.

Izha: Ya, itu, biar nangis, kita juga selama perjalanan banyak susahnya tapi sudah sampai titik ini apalagi namanya kalo bukan barokah?

Boniex: Masa kita teriaknya 'nangis!'. Ya, 'barokah' atuh.

[Gambas:Instagram]

***

for Revenge bekerja sama dengan Katarsis Live siap menggelar Konser "Sang Derana" pada 19 Juli 2025. Detil venue yang berlokasi di Jakarta akan diumumkan dalam waktu dekat, sedangkan tiket reguler telah dijual per 30 April 2025 dalam empat kategori   Festival Rp179 ribu, Tribun Rp229 ribu, Festival + Merchandise Bundling (t-shirt eksklusif) Rp439 ribu, Tribun + Merchandise Bundling (t-shirt eksklusif) Rp489 ribu, dan VIP + Merchandise Bundling (t-shir eksklusif) + akses untuk menonton soundcheck Rp639 ribu  melalui situs TipTip.id.

(RIA)

NEW RELEASE
CXO SPECIALS