Interest | Wellness

Perasaan Hampa Dilihat dari Sisi Psikologi

Kamis, 24 Feb 2022 18:00 WIB
Perasaan Hampa Dilihat dari Sisi Psikologi
Foto: PEXELS PALU MALERBA
Jakarta -

Pernahkah kamu merasakan kesepian dan keresahan yang mendalam pada saat tertentu. Mungkin bisa saja kamu menganggap hal ini adalah rasa bosan yang berlebihan, namun faktanya perasaan hampa dapat dirasakan siapapun meski sedang berada dalam keadaan sibuk.

Meskipun sulit untuk dijelaskan terlebih lagi mengungkap apa yang ada di balik perasaan kosong atau hampa ini, apa yang kamu rasakan merupakan hal yang valid. Perasaan hampa mungkin bisa berlangsung beberapa hari dan kemudian hilang dengan sendirinya. Walaupun demikian, apabila yang kamu rasakan bertahan lebih dari dua minggu, kamu perlu untuk mencari dukungan dari profesional kesehatan mental untuk mengulik lebih jauh perihal yang kamu rasakan.

Lalu, bagaimana seseorang dapat merasakan perasaan hampa atau empty feeling ini?

Perasaan hampa biasanya diakibatkan oleh adanya rasa kesepian, kebingungan tentang hidup dan tujuan hidup, atau kurangnya motivasi untuk mengejar sesuatu di dalam hidup. Perasaan-perasaan tersebut juga bisa saja berasal dari pengalaman yang cukup menyedihkan seperti putus hubungan dengan kekasih, kehilangan pekerjaan, atau hal-hal lainnya. Namun, apabila dilihat dari faktor fisik, seseorang bisa merasakan perasaan hampa karena kurang tidur yang memiliki efek tersendiri kepada kesehatan tubuh.

Keterkaitan antara kurang tidur dengan kesehatan emosional dan kesehatan mental pernah diteliti oleh Universitas Harvard. "Penelitian neuroimaging dan neurokimia menunjukkan bahwa tidur malam yang baik membantu menumbuhkan ketahanan mental dan emosional, sementara kurang tidur kronis memicu pikiran negatif dan kerentanan emosional." Faktor fisik lainnya yang dapat mempengaruhi perasaan hampa adalah kelelahan yang berlebihan. Mungkin saja kita tanpa sadar telah melalui begitu banyak hal sehingga energi pun terkuras terus-menerus.

Selain faktor fisik, ada pula faktor kesehatan mental dan emosional yang dapat menyebabkan seseorang merasakan perasaan hampa yang terkadang sulit untuk dideskripsikan. Salah satu faktor kesehatan mental dan emosional yang dapat menyebabkan perasaan hampa adalah kesedihan yang berlebih setelah ditinggalkan sosok yang selalu ada di kehidupan sehari-hari, contohnya seperti kekasih, keluarga atau kerabat dekat.

Kekosongan tersebut bisa muncul karena kita masih belum terbiasa dengan ketidakhadiran orang-orang tersebut dan mau tidak mau kita harus terbiasa dengan hal tersebut. Hal ini tentunya sangat sulit untuk dilakukan. Meskipun demikian, seiring berjalannya waktu, we will get over this eventually.

Tidak hanya itu, perasaan hampa yang berlebihan dan tidak kunjung pudar juga bisa saja merupakan sebuah indikasi terdapatnya depresi dan masalah kesehatan mental lainnya. Perasaan hampa ini apabila semakin kuat dan terus-menerus dirasakan dapat dikaitkan dengan kondisi kesehatan mental yang kronis seperti depresi atau PTSD (Post-Traumatic Stress Disorder) dan dapat mengganggu berbagai kegiatan keseharian seperti kehilangan nafsu makan, kelelahan, masalah dengan mengambil keputusan, bahkan pikiran untuk bunuh diri.

Menyadari bahwa kamu sedang mengalami perasaan hampa adalah suatu hal yang sangat baik, sehingga kamu pun dapat mengambil langkah selanjutnya untuk mengetahui penyebab dasar perasaan tersebut. Namun, perlu diingat juga apabila kamu merasakan hal tersebut secara terus-menerus dan tidak kunjung membaik bahkan memiliki kecenderungan untuk melakukan hal-hal yang dapat membahayakan diri kamu, alangkah baiknya apabila kamu mulai untuk berani membuka diri dan berkonsultasi kepada pihak profesional yang dapat menangani perihal kesehatan mental.

[Gambas:Audio CXO]

(DIP/DIR)

NEW RELEASE
CXO SPECIALS