Penyanyi bersuara emas, Adikara, memantapkan namanya di blantika musik Indonesia. Menyusul sederet karya single dan mini-album bernuansa jazz, kini pria bernama lengkap Adikara Fardy tersebut menghadirkan album studio perdana bertajuk Klise.
Memuat total 10 lagu, termasuk dua hit "Primadona" dan "Katakan Saja"—yang telah populer lewat media sosial—ke album Klise, Adikara menarasikan perjalanan romansanya secara lebih utuh.
Kisah Klise
Adikara mulanya menyiapkan perilisan album Klise pada pertengahan tahun 2024 lalu. Namun, karena satu dan lain hal, termasuk dinamika romansanya sendiri, album ini baru berjodoh untuk beredar luas mulai 30 Mei 2025.
"Album ini sejujurnya memang berisi fase-fase kisah percintaan gue selama ini, yang sekarang malah jadi kelihatan klise banget," tutur Adikara, pada sesi dengar Klise (Selasa, 27/5/25) di Krapela, Jakarta Selatan.
Klise sendiri turut memanfaatkan kekuatan hiperbol, yang mewakili perasaan Adikara saat menyusunnya. "Dulu pas nulis [album Klise] gue merasa 'Kok gini banget ya nasib hubungan cinta gue?' Tapi makin ke sini, gue melihat ternyata apa yang gue rasakan juga terjadi di orang lain, jadi ya kayak klise gitu, kan," lanjutnya.
Namun demikian, karya yang masih memberi ruang pada kecintaan sang musisi terhadap nada-nada jazz, soul, funk, hingga R&B ini bukan hanya menyajikan rasa pilu. Ada juga nomor-nomor yang tidak mewakili rasa tragik, melainkan mencerminkan kebahagiannya saat ini.
"Sekarang ini gue udah settle sama satu orang dan jadi sadar, kalau galau-galau gue dulu itu nggak sebanding dengan betapa happy-nya gue sama yang sekarang."
Romansa yang Utuh
Adikara merilis Klise di bawah naungan label dan manajemen independennya, Pagoda House. Pada 10 lagunya, Adikara membingkai urusan percintaan secara komprehensif; meliputi fase naksir, harap-harap cemas, momen pengakuan cinta, cemburu, hingga kelamnya masa-masa perpisahan.
Secara runut, Adikara berupaya menyajikan pola dramaturgi percintaan yang sirkular. Terlihat dari penempatan nomor "Love Again" sebagai penutup album, yang menggenapi fokus trek berjudul "Kembali", di pembuka album.
"Kembali" sendiri melibatkan Ilman Ibrahim sebagai kolaborator. Lagu yang menceritakan hasratnya terhadap seseorang ini disusun dengan aransemen dan instrumentasi yang mencerminkan heavy rotation-nya.
"Gue terinspirasi dari sound-sound soul tahun 1980-an, ala Quincy Jones dan teman-teman. Jadi, beberapa lagu kami rekam pake Rhodes beneran, pake synth analog beneran untuk mendapatkan sound era itu," tuturnya.
Adikara juga melibatkan Taufan Wirzon sebagai produser. Pemilihan nama ini tidak lain karena dirasa mampu menerjemahkan sound dan nuansa musik yang diharapkan. Sedangkan untuk mixing dan mastering dikerjakan oleh Rayendra Sunito.
Persembahan yang segar
Rilisnya Klise diharapkan dapat membuka jalan yang lebih lebar bagi karir solo Adikara. Ia yang pernah dijuluki sebagai salah satu penyanyi crooner lokal terbaik, seolah membuktikan kecakapannya tak terbatas pada lantunan yang jazzy, melainkan mampu mengemas karya pop yang lebih fleksibel dan penuh pembaharuan.
"Gue membayangkan album ini didengarkan setelah acara resepsi pernikahan kalian, terus you have a moment for yourself. Duduk terdiam sambil membayangkan perjalanan cinta yang telah dilalui bersama orang-orang yang sempat ada di hidup lo dan akhirnya mengerti ini kenapa lo bisa sampai di titik ini, berkomitmen untuk selamanya," tutup Adikara.
Klise akan beredar luas di berbagai platform streaming musik digital mulai 30 Mei 2025. Set penampilan langsung perdana Klise juga akan dimainkan dengan spesial, karena Adikara akan membawakannya bersama beberapa kolaborator di Java Jazz 2025.
Adikara juga siap memanfaatkan media sosial berbasis audio-video seperti TikTok dan Instagram, sebagai kanal promosi yang punya daya jangkau luas-menyusul kesuksesan "Primadona" dan "Katakan Saja" yang sanggup mengerek namanya ke publik luas.
(cxo/RIA)