Insight | General Knowledge

Demagog dan Ancamannya pada Demokrasi

Senin, 23 Oct 2023 17:30 WIB
Demagog dan Ancamannya pada Demokrasi
Ilustrasi demagog Foto: Unsplash
Jakarta -

Menjelang akhir tahun, iklim politik Indonesia semakin memanas. Berawal dari pemilihan ketua partai, berbagai plot twist yang dihadirkan ketika memilih calon wakil presiden, hingga putusan Mahkamah Konstitusi terhadap gugatan perihal umur kandidat calon presiden dan wakil presiden yang kontroversial.

Namun yang tidak disadari oleh kita adalah nilai-nilai demokrasi Indonesia yang semakin dangkal karena dugaan praktik "Dinasti Politik". Bukan hanya itu, yang belum banyak orang tahu bahwa politik demagogi pun tak kalah mengancam demokrasi negeri ini. Tapi apa itu demagogi dan mengapa hal ini menjadi faktor erosi demokrasi sebuah negara?

Para Demagog dan Sepak Terjangnya

Sebenarnya tidak mudah mengidentifikasi politik demagogi di Indonesia. Namun kalau dilihat lebih jeli, sedikit banyak para politisi negeri ini pernah memakai cara ini untuk mencoba mengikis demokrasi. Menurut sebuah esai yang ditulis oleh Bob Brecher dari University of Seville yang berjudul Narratives of Power: Demagogues, Politics and Morality at the Start of the 21st Century, istilah ini berasal dari Yunani Kuno.

Kata "demagog" berasal dari dua kata Yunani yakni "demos" berarti rakyat dan "ago" berarti memimpin. Demagog awalnya adalah seorang pemimpin atau orator yang mendukung perjuangan rakyat kecil. Namun kepemimpinan dan arahannya menjadi berbahaya karena menggunakan ketakutan dan fanatisme dari orang-orang yang ingin dipimpin oleh mereka.

Mereka paham jika jenis masyarakat seperti itu membutuhkan "sosok" yang bisa mendukung dan mewakili mereka untuk melakukan perubahan. Dalam buku karya Larry Tye yang berjudul Demagogue, saat dikritik, calon pemimpin ini akan mengarahkannya ke arah si pengkritik. Ketika itu tidak terbukti, para demagog akan membuat isu baru. Lalu, jika beritanya menjadi buruk, mereka akan menyalahkan media karena menyebarkan hoaks.

Berbohong, tipu muslihat, mengkambinghitamkan, adalah ciri khas mereka. Para demagog mencapai kekuasaan dengan mendapatkan dukungan rakyat karena masyarakat yang telanjur terlena dengan fanatisme sehingga tidak melihat buruk-buruknya. Mereka juga tidak jarang menggunakan taktik yang ilegal. Salah satu contoh pemimpin yang merupakan seorang demagog adalah Hitler.

Salah satu bahaya ketika seorang demagog memimpin adalah mereka mencoba menciptakan "fanatisme terhadap kepribadian". Mereka mencari kesetiaan buta dari para pengikutnya dan menyerang orang-orang yang mencoba melemahkan kesetiaan tersebut dengan pemikiran independen.

Para demagog akan berusaha mendelegitimasi semua sumber informasi dengan meminta kita untuk hanya percaya dengan apa yang mereka katakan. Inilah yang harus kita waspadai dari para calon pemimpin negara ini.

Melindungi Diri dari Demagog

Cukup mudah untuk melindungi diri kita dari sosok-sosok semacam ini. Salah satunya adalah terus mengedukasi diri menjelang arus deras informasi politik, mengenal lebih jauh siapa pemimpin yang akan dipilih, tidak terjerat dengan fanatisme, tidak memilih untuk jadi golongan putih, serta selalu bersikap netral dan kritis terhadap informasi yang didapat.

Para demagog sebenarnya ingin pengikutnya tidak menentang mereka. Inilah alasan mereka berupaya mendominasi atau mengontrol informasi publik. Intinya, pemimpin yang benar-benar memimpin tidak takut dengan kritik dan tantangan. Mereka akan menyambut terbuka segala perbedaan dan pendapat sepahit apapun itu.

Ingat, walaupun kamu mungkin terinspirasi dari sosok pemimpin dan menganggap mereka cocok untuk duduk di kursi kekuasaan, kamu harus tetap melakukan filterisasi apa yang mereka katakan dan berani mengkritik ketika mereka salah.

Sebagai pemilih muda, agaknya kita harus lebih pintar dari pemilih sebelumnya dengan menahan godaan untuk mengikuti secara membabi-buta pemimpin politik manapun yang mengaku sebagai "penyelamat rakyat". Kalau bukan kita yang bergerak dan mencegah kebangkitan politik demagogi di Indonesia, siapa lagi?

[Gambas:Audio CXO]

(DIR/alm)

NEW RELEASE
CXO SPECIALS