Interest | Art & Culture

Babak Ketiga Pancaran "Kidung" dari Ben Abraham

Jumat, 31 May 2024 19:00 WIB
Babak Ketiga Pancaran
Babak Ketiga Pancaran
Jakarta -

Buku adalah jendela dunia, tetapi internet menjadi sumber penerangan yang membuat kita tahu hal-hal yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya. Kehadiran internet juga menjadi wadah untuk berkreasi dan berpromosi tanpa perlu didasari alasan "uang" atau "ketenaran". Hal inilah yang terjadi saat penyanyi berbasis Australia, Ben Abraham, membawakan lagu "Kidung" bersama kedua orang tuanya, yang ternyata merupakan penyanyi asli dari lagu ikonik ini; Bram Manusama dan Dianne Manusama. Kini, pancaran "Kidung" lahir kembali dengan dipimpin Ben Abraham atas dasar pemberian tongkat estafet dari silsilah keluarga Manusama.

Ben Abraham Rilis Lagu "Kidung"

"Kidung" dirilis pada tahun 1978 dengan menampilkan tiga nama sebagai penyanyinya. Selain Bram dan Dianne yang nantinya melahirkan seorang Ben Abraham, ada juga Chris Manusama yang merupakan penulis dari lagu tersebut. Ketenaran "Kidung" diawali saat masuk ke dalam kompetisi Lomba Cipta Lagu Remaja Prambors pada tahun yang sama. Namun, itu hanya fondasinya saja.

Lantunan nada yang sudah enak dari sananya membuat Chrisye paham kalau "Kidung" harus lebih besar lagi. Mendiang membawakan lagu ini dalam album kompilasi yang berjudul sama dengan berduet bareng Rafika Duri dan Trio Libels. Momen ini membuat "Kidung" menjadi meledak hingga kita berpikir kalau Chrisye merupakan penyanyi orisinal. Dan, informasi itu melekat bertahun-tahun lamanya.

Tidak tahu alasan apa yang membuat Ben Abraham ingin memperkenalkan kembali "Kidung" dengan formasi orisinal, tapi terima kasih kepada internet. Kini semakin banyak orang yang tahu bahwa "Kidung" merupakan karya dari keluarga Manusama yang sepatutnya kembali diperkenalkan kembali dalam paket yang lebih fresh. Pada akhirnya, Ben Abraham pun merilis "Kidung" dengan pancaran berbeda.

"KIDUNG" DALAM TIGA BABAK

Jika kalian mencari "Kidung" di Spotify, maka posisi dua teratas diisi oleh versi orisinal milik keluarga Manusama serta versi kolaborasi Chrisye. Sebagai lagu yang telah berumur 46 tahun, karya ini terbilang longlasting tapi tidak terasa played out. Kalau dari sisi Chrisye, jauh lebih banyak lagu-lagu lainnya yang terkenal dibandingkan "Kidung". Itu saja sudah membuat kita cukup jarang mendengar lagu ini dalam berbagai momen.

Sisi misterius "Kidung" sebenarnya sempat terdegradasi saat dipakai menjadi lagu lucu-lucuan dalam sebuah talkshow yang sempat merajai prime time TV nasional. Saya pun sampai baru mengingat "Kidung" gara-gara menyempatkan diri mencari tawa lewat acara itu. Eksistensinya pun sempat terlupakan begitu saja.

Ketika tahu bahwa "Kidung" dirilis oleh Ben Abraham, saya mencoba mencari tahu pembawaan emosional dari dua versi yang telah dirilis puluhan tahun lalu. Babak pertama "Kidung" dari keluarga Manusama terasa seperti momen peletakan batu pertama yang seremonial. Khusyuk dan semuanya dalam porsi pas. Apalagi pembagian suara saat "Bintang berkelip dengan jenaka..." terdengar dari balik speaker, yang menjadi bukti kalau lagu ini tidak boleh dibawakan oleh satu suara saja.

Babak kedua "Kidung" oleh Chrisye, Rafika Duri, dan Trio Libels punya aransemen dengan tarikan nafas yang hampir sama, tapi terasa lebih "industri". Ya, mungkin karena ada suara Chrisye di sana. Ditambah lagi ada Trio Libels yang menjadi bentuk nyata bagaimana "Kidung" versi mereka memang dirancang khusus untuk menjadi lagu hit dan akan terus diputar di radio dari zaman ke zaman.

Bagaimana dengan "Kidung" versi Ben Abraham? Saya terus memutarnya saat diberikan teaser oleh seorang teman yang turut mempromosikan karya ini. Rasanya benar-benar adem sekali. Bulu kuduk sempat naik dengan sendirinya, serta ada rasa bersyukur atas setiap nada yang dilantunkan oleh Ben Abraham. Semuanya menjadi semakin sempurna saat chorus dimainkan dengan vokal latar Bram dan Dianne yang membawa kembali "Kidung" ke dalam pelukan empunya.

Tidak ada pikiran kalau "Kidung" hanya menjadi kendaraan Ben Abraham untuk semakin dikenal di tanah air, seperti yang sempat dilakukan beberapa nama dengan mendaur ulang lagu legendaris. Sebaliknya, kelahiran ketiga "Kidung" menjadi perayaan kemurnian lagu yang akan kembali dipopulerkan dari DNA yang sama dengan sang penciptanya.

[Gambas:Audio CXO]

(tim/alm)

Author

Timotius P

NEW RELEASE
CXO SPECIALS