Interest | Wellness

Mengenal Borderline Personality Disorder

Sabtu, 21 Oct 2023 14:36 WIB
Mengenal Borderline Personality Disorder
Foto: Pexels
Jakarta -

Borderline personality disorder adalah gangguan kesehatan mental yang mempengaruhi cara seseorang berpikir tentang diri sendiri dan orang lain. Kondisi ini menyebabkan masalah dalam menjalani kehidupan sehari-hari karena melibatkan kesulitan mengelola emosi dan perilaku, serta pola hubungan yang tidak stabil.

Dengan gangguan kepribadian borderline, seseorang memiliki ketakutan yang sangat intens terhadap penolakan atau ketidakstabilan, dan mungkin sulit mengatasi rasa kesepian. Selain itu, kondisi ini juga mencakup kemarahan yang berlebihan, impulsivitas, dan perubahan suasana hati yang sering dapat membuat orang lain menjauh, meskipun sebenarnya mereka ingin memiliki hubungan yang normal.

Orang-orang dengan gangguan kepribadian borderline bisa mengalami suasana hati yang mudah berganti dengan cepat dan merasa bingung tentang bagaimana mereka melihat diri sendiri. Perasaan mereka terhadap orang lain juga bisa berubah dengan cepat, dari sangat dekat menjadi sangat tidak suka.

Perubahan perasaan ini bisa menyebabkan hubungan yang tidak stabil dan rasa sakit secara emosional. Mereka yang memiliki borderline personality disorder juga cenderung melihat segala sesuatu dengan sangat ekstrem, entah sangat baik atau sangat buruk.

Tanda atau gejala lain yang dapat mengarah pada borderline personality juga meliputi:

  • Upaya untuk menghindari penolakan, seperti terjun ke dalam hubungan dengan cepat atau mengakhiri sebuah hubungan dengan cepat juga.
  • Pola hubungan yang tidak stabil dengan keluarga, teman, dan orang-orang yang dicintai.
  • Identitas diri yang terdistorsi dan tidak stabil.
  • Perilaku impulsif dan seringkali berbahaya, seperti belanja berlebihan, penyalahgunaan zat, mengemudi sembrono, dan makan berlebihan.
  • Pikiran yang berulang tentang perilaku menyakiti diri sendiri atau ancaman bunuh diri.
  • Suasana hati yang sangat intens dan bervariasi, dengan episode yang berlangsung dari beberapa jam hingga beberapa hari.
  • Kerap merasa kosong atau hampa.
  • Kemarahan yang meledak-ledak, intens, atau kesulitan dalam mengendalikan kemarahan.
  • Perasaan disosiasi, seperti merasa terputus dari diri sendiri, mengamati diri dari luar tubuh, atau merasa tidak nyata.

Tidak semua orang dengan borderline personality disorder mengalami semua gejala ini. Tingkat keparahan, frekuensi, dan durasi gejala tergantung pada setiap individu.

Para peneliti belum banyak yang bisa memastikan apa yang menyebabkan borderline personality disorder, tetapi studi menunjukkan bahwa faktor genetik, lingkungan, dan sosial dapat meningkatkan risiko untuk dalam pengembangannya. Faktor-faktor ini dapat meliputi:

  1. Riwayat keluarga: Orang yang memiliki anggota keluarga dekat (seperti orang tua atau saudara) dengan penyakit ini mungkin memiliki risiko lebih tinggi untuk mengembangkan borderline personality disorder.
  2. Struktur dan fungsi otak: Penelitian menunjukkan bahwa orang dengan gangguan kepribadian borderline mungkin memiliki perubahan struktural dan fungsional dalam otak, terutama di daerah-daerah yang mengendalikan impuls dan regulasi emosi. Namun, studi-studi ini belum membuktikan apakah perubahan-perubahan ini adalah faktor risiko untuk penyakit tersebut atau apakah perubahan-perubahan tersebut disebabkan oleh gangguan tersebut.
  3. Faktor lingkungan, budaya, dan sosial: Banyak orang dengan borderline personality disorder melaporkan mengalami peristiwa-peristiwa traumatis dalam hidup, seperti pelecehan, abandonment, atau kesulitan selama masa kanak-kanak. Ada juga kemungkinan bahwa mereka pernah mengalami hubungan yang tidak stabil, pengabaian, atau konflik di dalam hubungannya.

Meskipun faktor-faktor ini dapat meningkatkan risiko seseorang, itu tidak berarti pasti mereka akan mengembangkan gangguan kepribadian borderline. Begitu juga, orang yang tidak memiliki faktor-faktor risiko ini masih bisa mengembangkan gangguan tersebut dalam hidup mereka.

Penting untuk diingat bahwa borderline personality disorder adalah kondisi kesehatan mental. Seperti halnya dengan semua kondisi kesehatan mental, mencari bantuan sesegera mungkin setelah gejala muncul dapat membantu mengurangi gangguan dalam kehidupan sehari-hari. Para profesional kesehatan mental dapat menawarkan rencana pengobatan yang dapat membantu orang dengan borderline personality disorder mengelola pikiran dan perilaku mereka.

(DIP/DIR)

NEW RELEASE
CXO SPECIALS