Interest | Art & Culture

Merayakan demajors: 24 Tahun Menjaga Ekosistem Musik Indonesia

Jumat, 26 Apr 2024 17:30 WIB
Merayakan demajors: 24 Tahun Menjaga Ekosistem Musik Indonesia
Foto: Istimewa
Jakarta -

Dari berbagai macam faktor yang dapat memantik perkembangan ekosistem musik di Indonesia, kehadiran demajors, sebagai label rekaman lokal yang konsisten melahiran rilisan fisik musik lengkap dengan jaringan edar terstruktur, mungkin merupakan salah satu variabel yang memiliki peran signifikan dalam memajukan sektor permusikan tanah air hingga seperti sekarang.

Sejak tercetus pada tanggal 30 Maret di awal tahun milenium kedua, perjalanan panjang demajors telah menghasilkan lebih dari 750 katalog album musik. Bahkan selama prosesnya, ratusan ribu keping rilisan fisik-cakram pada digital hingga piringan hitam-karya berbagai musisi Indonesia lintasgenre telah didistribusikan ke pasar lokal dan internasional.

Adapun, pada usia yang kini resmi menyentuh angka 24 tahun, demajors tidak sedikit pun mengendurkan upayanya, dalam memajukan ekosistem musik Indonesia. Dengan kata lain, bekal persahabatan dengan komunitas musik independen dan kecintaan terhadap musik yang dipondasikan trio pendiri (David Karto, Sandy Maheswara, dan Adhi Djimar) terus menjalar alami meski era telah berganti.

Terus Adaptif

"Kemarin saya sempat ditanya teman-teman [internal demajors] soal jargon apa yang tepat di umur demajors saat ini," kata David Karto kepada CXO Media, di acara perayaan 24 Tahun demajors (27/3/24). "Lalu saya saya spontan bilang bahwa kita harus terus belajar menjaga ekosistem musik Indonesia."

Menurut David, apa yang selama ini diupayakan demajors harus dijaga dengan baik, mengingat industri kiwari berubah pesat karena faktor teknologi. Oleh karenanya, ia mengharapkan demajors bisa terus berproses, menyesuaikan diri dengan berbagai situasi dan kondisi tidak menentu, agar apa yang dicita-citakan benar-benar bisa terus tercipta.

.David Karto di acara demajors 24 Tahun (demajors HQ, Jakarta Selatan, 27/3/24)./ Foto: Istimewa

"Jadi, menjadi adaptif itu suatu keharusan. Karena bentuk kreatif itu nggak pernah baku, misal dulu bentuknya kotak, kemudian berubah segitiga, lalu malah tiba-tiba jadi nggak karuan bentuknya, ya apapun kita harus kita ikuti, harus terus menyesuaikan diri," tambah David.

Seperti yang kita ketahui, di masa kemunculan demajors, iklim industri musik terbilang jauh berbeda dari sekarang. Karenanya, demajors yang beroperasi di luar batas-batas musik arus utama, harus terus berinovasi agar para musisi yang memiliki visi dan talenta prima dapat menciptakan karya-karya yang mengesankan untuk para pecinta musik Indonesia di mana pun berada.

Kiprah Inovatif

Jika menilik ke belakang, demajors memang sudah patut disebut sebagai katalisator ekosistem musik tanah air. Angin perubahan yang mereka bawa pun terasa nyata dari masa ke masa. Terhitung dari kontribusi demajors pada awal masa keemasan musik alternatif medio 2000-an-turut berperan menaikkan nama-nama seperti Efek Rumah Kaca, Endah 'n Rhesa, hingga Pure Saturday.

"Kalau melihat perjalanan, ya intinya demajors terus mengalami perkembangan seiring waktu. Awal demajors bertumbuh 24 tahun yang lalu, umur saya saja masih 26. Sekarang sudah 50 tahun," kata David Karto lalu tertawa.

"Jadi ya selama dua dekade berjalan, banyak sekali perjuangan dan perasan yang telah terjadi. Dari yang manis, pahit, sampai yang nggak karuan, semuanya. Apalagi kita mulai di masa internet dan media pun belum seperti sekarang. Tapi ya itu, kita nggak mau berhenti inovasi, karena kita mau terus menjaga ekosistem musik Indonesia dengan baik," tambahnya.

Pada dasarnya, demajors yang tumbuh di sejumlah era perkembangan memang tak pernah absen melibatkan komunitas. Di samping itu, iklimnya yang penuh persahabatan juga berhasil menebarkan spirit yang sama ke setiap pihak yang berjalan beriringan. Oleh karena itu, inovasi yang mereka cetuskan pada akhirnya mampu mengantarkan demajors ke lini yang lebih luas lagi.

Misalnya dengan melapur ke sejumlah unit turunan, sedari kanal-kanal distribusi musik kelolaan demajors yang berembus segala arah, membuka 21 outlet demajors di berbagai provinsi plus Malaysia, eksistensi Synchronize Radio yang kian nyata, sampai mendedikasikan seluruh geraknya ke dalam kolektif pengarsipan musik berkualitas terkurasi di tanah air.

demajors yang berangkat dari toko penjaja rilisan musik di bilangan Gandaria, bahkan telah sukses melahirkan wadah kreativitas terpusat mencakup toko, tempat pergelaran, dan sebuah studio rekaman, di kawasan M-Bloc, Jakarta Selatan.

Tidak henti di situ, gebrakan demajors di tahun 2016 lalu dengan menghadirkan Synchronize Fest juga menyerupai satu persembahan monumental mereka bagi musisi arus samping alias "indie" di Indonesia, yang secara langsung atau tidak semakin membuat gaung musisi lokal semakin vokal.

Beda Masa, Satu Asa

Pada jalurnya, meski tidak luput dari lika-liku perjalanan, sudah jamak jika kita menahbiskan demajors lebih dari organisasi penjaja musik semata, namun sebuah patron musik nasional yang konsisten mengedepankan kualitas dan relevansi akan zaman.

"Berbicara soal perbedaan awal demajors datang sampai sekarang adalah fakta di mana kita mengalami regenerasi yang nyata di ekosistem demajors, terutama di sektor sumber daya manusia" jelas David. Sebab baginya, usia yang kian bertambah bukanlah faktor yang bisa dimungkiri, meskipun bukan berarti tidak bisa dimanfaatkan.

"Kalau melihat umur demajors sebagai brand, syukurnya semakin bertambah umur, ya semoga semakin keren, artinya semakin bagus. Intinya di umur ini, regenerasi adalah hal yang pasti terjadi di tubuh demajors. Makanya lagi-lagi, kita harus tetap punya semangat inovasi yang juga sesuai dengan zaman," tukasnya.

Kejelian demajors saat kurasi rilisannya memang brilian. Bahkan tak jarang, karya-karya musik yang dikurasi dan/atau ikut digarap demajors mengantongi buah apresiasi. Produktivitas demajors di umur dewasa juga semakin baik.

Belakangan mereka baru saja merilis sejumlah katalog musik, baik CD maupun piringan hitam, yang direspon publik dengan baik. Lain daripada itu, sebagai bagian dari komunitas musik independen, demajors juga tengah melebarkan sayap ke satu label rekaman turunan yang dinamakan Bahasa Ibu Records (BIR), per 21 April 2023 kemarin, dengan fokus produksi karya musik popular bernarasi tradisi lokal Indonesia. Hal yang disebut terakhir adalah upaya mutakhir demajors dalam rangka melestarikan kekayaan musik tradisional Indonesia ke lapisan umum.

Kiprah demajors dalam geliat pertunjukan musik tanah air Synchronize Fest juga siap hadir kembali dalam waktu dekat. Diagendakan berlangsung 4, 5, 6 Oktober 2024, festival temu ini siap menyuguhkan ratusan penampil musisi terkurasi kepada puluhan ribu publik pecinta musik secara megah.

Pada pangkalnya, di balik semua daya upaya yang tidak henti diusahakan oleh demajors dalam membangun ekosistem musik di Indonesia, segala tuah keberhasilan yang tak henti diupayakan demajors akan terasa mustahil tanpa dukungan militan seluruh ekosistem musik Indonesia yang selama ini berjalan bersama mereka.

Maka untuk kali ini, mari merayakan demajors, mari merayakan ekosistem musik Indonesia.

(RIA/tim)

NEW RELEASE
CXO SPECIALS