Inspire | Human Stories

Menguak Karakter Dua Gemini Adikuasa Lewat Kacamata Weton Jawa

Jumat, 25 Apr 2025 20:13 WIB
Menguak Karakter Dua Gemini Adikuasa Lewat Kacamata Weton Jawa
Menguak Karakter Dua Gemini Adikuasa Lewat Kacamata Weton Jawa/Ilustrasi: Yanenda Adi Satria - CXO Media
Jakarta -

Dalam tradisi Jawa, apapun   dari jodoh sampai urusan negara   tak luput dari perhitungan matang. Semua itu tercatat dalam Primbon, semacam 'kitab' warisan leluhur yang dipercaya bisa membaca arah hidup seseorang-termasuk layak atau tidaknya jadi pemimpin. Menghitung segala hal dengan tradisi kejawen sudah menjadi kebiasaan umum bagi masyarakat Jawa.

Saking diyakininya, perihal urusan kapan waktu yang tepat mereka dilantik menjadi pemimpin pun harus dihitung agar tidak membawa sial bagi dirinya dan negara yang dipimpinnya kelak. Walaupun tidak ada bukti pemilihan raja diperhitungkan lewat primbon, namun perhitungan weton sering digunakan sebagai penentu karakter kepemimpinan calon raja selanjutnya dan selayak apa mereka memimpin kerajaan nantinya.

Sampai hari ini pun, tradisi itu tidak pernah hilang. Sampai kedelapan pemimpin Indonesia   yang semuanya berasal dari Tanah Jawa   melakukan berbagai perhitungan lewat weton mereka. Jika pemimpin Indonesia saja tak lepas dari perhitungan weton, bagaimana jika kita mencoba menilik dua pemimpin dunia   Donald Trump dan Xi Jinping   yang lahir di bawah naungan zodiak yang sama: Gemini?

Sebelum kita memahami mereka lewat kacamata tradisi kejawen ini, mari kita sedikit membedah karakter Gemini yang ada pada keduanya lewat analisis keputusan politik mereka beberapa waktu ke belakang.

Trump vs Xi: Dua Gemini, Dua Gaya Kepemimpinan

.Donald Trump dan Xi Jinping/ Foto: Reuters

"Urip iku mung mampir ngombe, ning saben tegukané iso mbentuk lakon." - Falsafah Jawa

Bayangkan dua dalang besar sedang main wayang di panggung dunia. Yang satu gaduh, suka ceplas-ceplos, dan penuh atraksi. Yang satu lagi duduk tenang, geraknya halus, tapi pikirannya melangkah jauh ke depan. Keduanya lahir sebagai Gemini   zodiak si kembar yang sering disebut paling susah ditebak   dan keduanya kini memainkan peran penting dalam lakon geopolitik masa kini.

Gemini dikenal sebagai zodiak yang penuh paradoks: bisa ceria sekaligus moody, fleksibel tapi keras kepala. Tapi ketika dua tokoh dunia seperti Trump dan Xi   yang lahir hanya selang sehari, tapi beda tahun   berada di bawah zodiak yang sama, perbedaan mereka justru terasa mencolok.

Sebelum masuk lebih dalam ke tradisi kejawen dan weton, mari kita tengok dulu bagaimana dua Gemini ini menunjukkan karakter zodiaknya lewat panggung politik global. Lewat keputusan-keputusan besar dan manuver ekonomi yang mereka buat, terlihat jelas bagaimana dua gaya kepemimpinan yang sangat kontras bisa lahir dari naungan bintang yang sama.

Perdramaan ini bisa dibilang dimulai sejak sentimen Trump terhadap China kembali memanas. Ia tampaknya menyadari bahwa China telah melesat sebagai negara adidaya baru yang   mungkin saja   bisa melampaui Amerika Serikat.

Demi mewujudkan kampanye andalannya, Make America Great Again, si Gemini yang lahir pada 14 Juni 1946 ini memutuskan langkah spontan yang menggemparkan: menaikkan tarif pajak perdagangan terhadap China secara membabi-buta.

Mulai dari puluhan persen hingga yang terbaru   kenaikan tarif impor barang China sebesar 245%. Tarif pajak yang nyaris absurd ini, jadi bukti sahih betapa tak terduganya karakter Trump sebagai Gemini. Dia pun penuh kejutan, impulsif, dan selalu tampil di panggung utama. Tapi, bagaimana respons dari si Gemini satunya?

Xi Jinping, lahir pada 15 Juni 1953, justru menunjukkan sisi lain dari spektrum Gemini. Ia lebih kalem, lebih taktis, dan penuh pertimbangan. Merespons manuver Trump, Xi ikut menaikkan tarif atas barang-barang AS, namun dilakukan dengan strategi yang tampak lebih terukur. Bahkan kini, China mulai menyebarkan narasi global bahwa barang-barang mewah dunia nyatanya hanya punya ongkos produksi yang kecil   sebuah sentilan ekonomi yang diam-diam mengguncang citra Barat.

Tak mengherankan, pemain papan catur geopolitik dunia ini sedang bersaing dengan manuver-manuver yang tak terduga sampai membuat seluruh dunia kena imbasnya. Trump si Gemini 'live on stage' versus Xi Jinping si Gemini 'play behind the curtain'.

Secara analisis karakter Gemini, Donald Trump bisa dibilang adalah Gemini yang blak-blakan, spontan, dan penuh drama. Narsis di depan publik lewat pernyataannya, provokatif di tiap kalimatnya, dan kerap berubah-ubah, sangat mencerminkan Gemini yang impulsif dan tak bisa diprediksi.

Sementara Xi Jinping justru mencerminkan Gemini yang tenang. Dikenal sebagai komunikator yang baik, Xi punya pendekatan yang lebih terstruktur dan penuh perhitungan. Melakukan sesuatu dengan tenang, dia diam-diam melancarkan serangan politik lewat 'underground'. Keduanya bisa dibilang cerminan keseluruhan karakter Gemini di dunia ini.

Bila dari astrologi barat Trump dan Xi sama-sama masuk ke dalam lingkup Gemini, maka dalam tradisi kejawen   yang memadukan hari dan pasaran kelahiran   kita bisa menggali lebih dalam sifat dasar mereka. Dalam primbon Jawa, hari lahir bukan sekadar penanda waktu, melainkan cerminan watak dan arah hidup seseorang.

Di sinilah menariknya: dua tokoh besar ini, yang tampaknya serupa dalam zodiak, ternyata punya "getaran batin" yang sangat berbeda menurut perhitungan weton. Kombinasi hari dan pasaran mereka memberi petunjuk kenapa satu lebih frontal dan meledak-ledak, sementara yang lain kalem tapi tajam menyelinap di balik strategi.

Untuk lebih memahami perbedaan ini, mari kita bedah lebih mendalam mengenai weton mereka.

Diterawang Lewat Primbon: Saat Gemini Diuji Tradisi Jawa

.Diterawang Lewat Primbon: Saat Gemini Diuji Tradisi Jawa/ Ilustrasi: Yanenda Adi Satria - CXO Media

Berdasarkan perhitungan yang dilakukan oleh CXO Media lewat situs Primbon, Donald Trump yang lahir 14 Juni 1946 memiliki weton Jumat Pahing. Dalam pakem kejawen, orang dengan weton ini dikenal memiliki watak kepemimpinan yang kuat, pikiran yang tajam, dan keberanian dalam mengambil keputusan. Ia adalah tipikal priyayi kawula-gusti: tegas memimpin, tapi enggan tunduk jika merasa pendapatnya lebih benar

Sebagai pamomong ulung, mereka juga dikenal sebagai pembicara yang piawai dengan cita-cita besar dan hati yang terus terang. Artinya, mereka akan selalu menyuarakan apa yang mereka pikirkan tanpa tedeng aling-aling. Namun, sisi lain dari weton Jumat Pahing adalah kerasnya ego dan kecenderungan sulit menerima masukan jika tidak sejalan dengan ideologinya. Itu sedikit banyak membuktikan bagaimana perilaku Donald Trump beberapa bulan terakhir ketika berhadapan dengan Xi Jinping.

Secara garis takdir, Trump juga bisa dibilang lumaku ing dalan kang bener. Dalam primbon, Jumat Pahing sangat cocok menjadi pemimpin   baik dalam pemerintahan maupun dunia usaha. Karakternya yang penuh percaya diri membuatnya juga pas berkarier sebagai politisi dan pengusaha. Bukti nyatanya? Trump sukses meniti jalan sebagai miliarder sekaligus Presiden AS.

Sementara untuk Xi Jinping yang lahir pada 15 Juni 1953, dia mempunyai weton Senin Kliwon. Bagi orang seperti Xi, dalam falsafah Jawa, ia adalah orang yang punya rasa hormat marang kulawarga   keluarga adalah kehormatan tertinggi, dan prinsip hidup mereka selalu berpijak pada kesetiaan terhadap akar dan tanah kelahiran. Tak heran, Xi dikenal sangat loyal dan bersedia berkorban demi rakyat dan bangsanya.

Karakter Xi adalah perpaduan trimo ing pandum dan tepa slira. Ia tenang, penuh pertimbangan, dan enggan bereaksi secara terburu-buru. Namun sayangnya, sifatnya yang terlalu cepat tersinggung dan dimasukkan di hati membuatnya bisa menyimpan amarah yang sulit dihilangkan. Sekalinya disakiti, getih panasé iso disimpen suwé   Xi dikenal pendendam dalam diam. Ia pandai menyembunyikan amarah, tapi juga murah hati kepada mereka yang tulus meminta maaf.

Selain itu, Xi mempunyai kemampuan untuk mengambil hati banyak orang lewat kata-katanya. Keramahan, kesopanan, kelembutan, dan ketenangan Xi dalam setiap tindakannya tercermin dari setiap keputusan terbaiknya selama menjadi Pemimpin RRT. Meskipun wajahnya terlihat ramah ketika di depan publik, Xi yang lahir di Senin Kliwon dikenal pandai menyimpan rahasia dan tujuan utamanya, khas dari weton Senin Kliwon yang lihai ngudari lakon tanpa katon.

Sayangnya menurut weton, orang yang lahir di Senin Kliwon ini tidak cocok menjadi seorang pemimpin. Justru kalau Xi memilih menjadi seorang jurnalis, seniman, mentor, atau pemuka agama, dia akan menjalani karier yang sukses. Meski begitu, berkat karakternya yang kuat dan kedekatan terhadap rakyatnya, dia bisa dikatakan pemimpin yang terbaik untuk Tiongkok saat ini.

Lantas, apakah dua Gemini ini cocok secara energi batin?

Meski keduanya memiliki tanggal lahir yang berdekatan dan berzodiak Gemini, weton mereka mencerminkan dua kutub energi yang cenderung bertabrakan. Trump, dengan Jumat Pahing-nya, keras kepala dan penuh dominasi. Xi, lewat Senin Kliwon-nya, diam-diam menyusun strategi dan menyimpan luka. Dalam kejawen, dua pribadi seperti ini bukan tidak cocok   tapi rentan konflik karena tak ada yang mau mengalah, apalagi membuka diri lebih dulu. Namun seperti rwa bhineda, keseimbangan sejati justru lahir dari dua kutub yang tak pernah menyatu sepenuhnya.

Trump dan Xi   dua Gemini dari dua jagat budaya   ibarat langit lan segara: tak pernah bersentuhan, tapi saling memengaruhi lewat gelombang tak kasat mata. Yang satu gegap gempita bak guntur ing langit wengi, yang lain lirih tapi menghanyutkan seperti alusé banyu mili.

Dalam pakem kejawen, perbedaan semacam ini bukan sekadar benturan karakter, tapi bagian dari lakon jagad. Mereka hadir bukan untuk saling melengkapi, tapi untuk menjaga dunia tetap bergerak, tetap berdinamika. Dan seperti layaknya wayang, tak semua tokoh harus rukun di panggung. Ada yang tampil untuk menantang, ada yang diam-diam mengubah arah cerita.

"Yen jagad wis sepi konflik, iso dadi iku tandha urip wis mandheg"
(Jika dunia sudah sepi dari konflik, bisa jadi itu tanda bahwa kehidupan sudah berhenti)

Maka selama dua Gemini ini masih berdiri di atas panggung dunia, lakon geopolitik tak akan pernah selesai. Drama tetap hidup, konflik tetap berdenyut. Sebab dunia, sejatiné, butuh ketegangan untuk terus bernapas.

Ilustrator: Yanenda Adi Satria

(DIR/DIR)

Author

Dian Rosalina

Description
Have experience be a journalist at least 6 years now, And i'm a new wife.
NEW RELEASE
CXO SPECIALS