Pernah mendengar istilah "dress for success" atau "the clothes make the man"? Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa pakaian yang dikenakan dapat mempengaruhi kinerja mental dan fisik seseorang agar menjadi lebih produktif. Penelitian-penelitian ini membuktikan bahwa terdapat sesuatu yang biologis terjadi di dalam tubuh ketika kita mengenakan pakaian yang kita anggap bagus atau keren. Bagaimana bisa?
Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Professor Karen Pine dari departemen psikologi di University of Hertfordshire, ia menemukan bahwa pakaian memiliki sifat yang dapat mengubah pikiran, dan ketika seseorang mengenakan barang yang memiliki makna simbolis untuk dirinya, kepercayaan diri mereka meningkat.
"Whenever you think positively about yourself, or experience a positive mood, then dopamine and serotonin-the feel good hormones-are released into your brain and you experience an emotional lift," ujarnya.
Meningkatnya hormon dopamin dan serotonin yang dapat membuat seseorang menjadi bahagia dan bersemangat pun dapat mempengaruhi kepercayaan diri mereka serta performanya dalam melakukan berbagai hal. Ketika seseorang melakukan pekerjaannya secara maksimal, pekerjaan yang dihasilkannya pun akan lebih baik daripada mereka yang tidak percaya diri dan tidak bersemangat.
Tidak sampai di situ saja, jenis pakaian yang berbeda dapat memberikan dampak yang berbeda pula, tergantung pada makna simbolis yang dikaitkan dengannya. Sebagai contoh, pakaian kasual dapat membantu seseorang merasa rileks dan tenang, sedangkan pakaian formal dapat membantu seseorang merasa lebih percaya diri dan cerdas. Tidak heran apabila banyak orang yang memilih untuk mengenakan pakaian formal ketika menghadiri pertemuan-pertemuan penting.
Selain berdampak untuk diri sendiri, menggunakan pakaian yang bagus dan berpenampilan menarik juga dapat mempengaruhi pandangan orang lain terhadap kita. Berpakaian bagus dan presentable dapat menunjukkan seberapa percaya diri seseorang bahkan bagaimana seseorang tersebut dapat berpikir secara abstrak.
Dalam sebuah penelitian yang dilakukan Yale pada tahun 2014 dengan subjek sebesar 128 pria berusia antara 18 dan 32 tahun, para peneliti meminta peserta untuk ikut serta dalam negosiasi pura-pura jual beli. Mereka yang berpakaian buruk (bercelana olahraga dan sandal plastik) rata-rata memperoleh keuntungan sebesar $680 ribu, sementara kelompok yang mengenakan jas dan berpenampilan baik berhasil mengumpulkan keuntungan rata-rata sebesar $2,1 juta.
Contoh lain yang menunjukkan bahwa berpakaian baik dan menarik adalah sebuah bentuk persuasi juga dibuktikan oleh sebuah survey yang dilakukan oleh OfficeTeam. Dalam risetnya, sebanyak 80% eksekutif mengatakan bahwa eksekutif mengatakan pilihan pakaian karyawan akan memengaruhi peluangnya untuk mendapatkan promosi dalam pekerjaannya.
Kesuksesan yang didasari oleh kerja keras ternyata juga membutuhkan kepercayaan diri yang tinggi dan pandangan orang lain terhadap seseorang. Berpakaian baik dan menarik, tidak hanya dapat meningkatkan produktivitas karena banyaknya hormon bahagia yang dihasilkan dari kepuasan seseorang dengan penampilannya, tetapi hal ini juga berdampak positif pada pandangan serta kepercayaan orang lain.
(DIP/alm)