Interest | Wellness

Alasan Mengapa Merasa Resah dan Mengeluh Itu Baik

Senin, 29 Sep 2025 15:57 WIB
Alasan Mengapa Merasa Resah dan Mengeluh Itu Baik
Ilustrasi keresahan. Foto: iStock
Jakarta -

Siapa disini yang sering kali memiliki keresahan terhadap sesuatu namun memilih diam dan melupakannya? Atau kamu tipe yang berani mengungkapkan keresahan dan mengeluhkan apa yang dirasakan? Ternyata, jika disampaikan dengan cara yang baik dan benar, mengungkapkan keresahan dan mengeluh dapat berdampak baik buat seseorang dan lingkungan sekitar lho. Kok bisa? Simak alasannya.

Berubah untuk Diri Sendiri

Sebuah artikel dengan judul "Why Customer Complaints Are Good for Business (Yes, Really)" menuliskan, "Complaints aren't just problems to fix - they're real-time feedback from the people who care enough to say something. And that matters, because 91% of unhappy customers never complain - they just leave".

Ada banyak hal-hal sederhana yang dapat menjadi peningkatan berharga dengan adanya orang-orang yang memiliki awareness melihat berbagai macam kekurangan dalam suatu pengamatan. Terlepas apakah keluhan tersebut langsung ditanggapi atau tidak, sebuah tempat akan mengingat hal-hal yang ditegurkan kepadanya dan itu akan menjadi catatan bagi mereka untuk berubah ke arah yang lebih baik.

Coba bayangkan ada seseorang yang selalu memakai barangmu tanpa ijin dan bahkan merusaknya, atau seseorang di pinggir jalan yang sedang merokok dan asap rokoknya membuatmu terbatuk-batuk. Tentu hal tersebut menyebalkan. Oleh sebab itu, menyampaikan keresahan dapat memperlihatkan bahwa kamu sangat menghargai dirimu sendiri, dan itu juga akan membuat orang lain lebih menghargaimu.

Jangan menunggu sampai orang lain sadar dan memperlakukanmu dengan baik. Hidup kita dan bagaimana orang lain memperlakukan kita akan berubah sesederhana ketika kita mulai berani untuk menyuarakan ketidaknyamanan kita.

Selain itu, mencoba jujur pada apa yang kita rasakan akan mengurangi kecemasan. Justru kalau kita berbohong atas dasar tidak enak hati ataupun enggan bertengkar, kita belum menjadi teman yang peduli dengan orang tersebut. Terkadang, kita bukannya tidak mau menyampaikan pendapat dengan jujur, hanya saja kita tidak mengerti cara menyampaikannya agar dapat diterima dengan baik.

Ingat, menyampaikan pendapat dengan jujur bukan berarti memaksa orang tersebut untuk setuju dengan pendapat kita. Kalaupun ditolak atau tidak digubris, setidaknya kita sudah menunjukkan sikap peduli dengan menyampaikan pendapat dengan baik.

Demi Melegakan hati

Sebuah studi dari The British Psychological Society dengan judul "Investigating the role of discrete emotions in silence versus speaking up" mengungkapkan bahwa mengekspresikan kekhawatiran atau pendapat dalam lingkungan yang aman (psychological safety) berhubungan dengan pengurangan burnout, peningkatan rasa berdaya, dan hasil organisasi/pasien yang lebih baik. Sebaliknya, diam karena takut (silence) berkaitan dengan stres dan masalah lain.

Seringkali yang menahan kita untuk tidak mengungkapkan keresahan adalah takutnya penolakan atau serangan balik dari lawan bicara kita alias tidak adanya rasa aman maupun percaya diri dalam hati. Namun, kita tidak sadari bahwa hal yang tidak disampaikan tersebut yang justru yang membawa beban stress bagi tubuh.

Hal yang merusak sebuah hubungan ataupun kerjasama dua belah pihak bukanlah masalah besar, namun masalah kecil yang enggan dikomunikasikan. Dengan mengkomunikasikan keresahan, kita sedang mengurangi beban di tubuh, kita akan menjadi kurang overthinking, dan menjadi lega karena ada beban yang terlepas. Sekalipun keresahan tersebut tidak didengar, dengan mengungkapkannya saja sudah cukup untuk menjaga suasana hati tetap bahagia.

Bukan berarti "ngomong semua sesuka hati" selalu baik. Bentuk ekspresi yang efektif (jelas, empatik, dan pada konteks yang aman) juga bermanfaat dan harus diperhatikan daripada ekspresi yang agresif atau destruktif.

Gimana masih mau memendam apa yang kamu rasakan dan malah jadi sakit sendiri?


Penulis: Tiara Lovita Ginting
Editor: Dian Rosalina

*Segala pandangan dan opini yang disampaikan dalam tulisan ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab penulis dan tidak mencerminkan pandangan resmi institusi atau pihak media online.*

(ktr/DIR)

NEW RELEASE
CXO SPECIALS