Interest | Wellness

Penelitian: Semua yang Kamu Makan Sekarang akan Pengaruhi Keturunanmu Kelak

Rabu, 07 May 2025 17:30 WIB
Penelitian: Semua yang Kamu Makan Sekarang akan Pengaruhi Keturunanmu Kelak
Ilustrasi makanan sehat. Foto: Unsplash
Jakarta -

Inovasi kuliner berkembang dengan pesat di era sekarang ini. Orang-orang semakin mengerti bagaimana membahagiakan lidah dengan kelezatan rasa yang mereka inginkan. Sampai kita lupa bahwa mungkin saja apa yang kamu makan sekarang bukanlah makanan yang sehat, tetapi hanya makanan dikonsumsi demi memuaskan ego saja.

Padahal makanan yang kamu konsumsi adalah cerminan dirimu yang sesungguhnya. Artinya nutrisi dalam makanan yang kamu santap bisa memengaruhi kesehatan tubuh, bahkan bisa berdampak pada keturunanmu di masa depan lho. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Choi Sang-Woon dan Simonetta Friso berjudul Epigenetics: A New Bridge between Nutrition and Health, terungkap kualitas nutrisi akan memengaruhi epigenetik yakni cara tubuh membaca kode genetik (DNA).

Kualitas nutrisi ini akan memengaruhi fungsi dan perkembangan sel yang nantinya berdampak pada kesehatan tubuh keturunanmu berikutnya-dalam satu garis keturunan keluarga. Kemampuan epigenetik ini dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti tingkat stres, gaya hidup, dan apa yang kamu konsumsi.

Nah kalau kamu makan sembarangan tanpa memperhatikan kualitas nutrisinya, bisa mengganggu kemampuan epigenetik dalam membaca DNA. Sehingga bisa saja tubuh bingung menentukan gen mana yang perlu diekspresikan dan mana yang mesti dihambat. Gen yang terhambat ini bisa menimbulkan beragam gangguan kesehatan fisik dan mental, seperti kanker dan Down Syndrome.

Contohnya sekarang ini bertebaran makanan yang mengandung tinggi gula. Entah itu makanan manis atau makanan siap saji yang kita sendiri tidak tahu berapa kalori yang terkandung di dalamnya. Makanan seperti ini bisa mempengaruhi pola epigenetik sperma laki-laki yang menyebabkan gangguan kesuburan dan berisiko diwariskan kepada keturunan selanjutnya.

Gangguan epigenetik ini pernah melanda beberapa negara di dunia puluhan tahun lalu. Misalnya di Belanda pada 1944-1945 dan Suihua di China pada 1959-1961 yang mengalami kelaparan berkepanjangan sampai mengakibatkan para ibu hamil kekurangan nutrisi dan meningkatkan penyakit obesitas, diabetes, sampai ginjal lintas generasi.

Cegah Gangguan Epigenetik dengan Cara Ini

Demi mewariskan gen yang sehat kepada anak cucu kita, mari mulai memprioritaskan kebutuhan nutrisi yang kita konsumsi. Adapun beberapa aspek yang perlu diperhatikan di antaranya sebagai berikut:

1. Mendata asupan nutrisi masyarakat

Ada sejumlah mikronutrisi esensial    asam folat, zat besi, vitamin B12, vitamin D, dan yodium   yang bisa memengaruhi kualitas epigenetik tubuh kita dan generasi berikutnya. Untuk itu, pastikan ibu hamil dan anak-anak mengonsumsi mikronutrisi esensial ini dengan teratur sesuai kebutuhan hariannya.

Apalagi menurut laporan Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Indonesia masih mengalami kekurangan mikronutrisi ini, terlebih di daerah-daerah pedalaman yang sulit mendapatkan akses kesehatan yang memadai. Ada satu saja mikronutrisi yang tak terpenuhi seperti yodium, bisa menyebabkan anemia pada ibu hamil sampai memicu kelahiran prematur, berat badan bayi baru lahir rendah, sampai keguguran.

Perihal pendataan status mikronutrisi esensial ini pun masih belum ada. Sehingga kita hanya bisa berharap pada program cek kesehatan gratis yang baru saja diluncurkan oleh pemerintah, supaya kita bisa tahu nutrisi apa saja yang paling dibutuhkan masyarakat saat ini di setiap daerah.

2. Edukasi pangan bermikronutrisi esensial

Sebenarnya bahan-bahan makanan yang kita konsumsi sehari-hari lewat sayuran hijau, kacang-kacangan, olahan kedelai, dan ikan sungai serta laut memiliki semua mikroesensial yang dibutuhkan. Namun, WHO merekomendasikan penambahan bahan makanan pokok dengan asam folat, zat besi, vitamin A, dan yodium untuk mencukupi kebutuhan mikronutrisi tubuh.

Pemerintah pun harus lebih aktif untuk mengedukasi masyarakat secara lebih masif tentang bahaya kekurangan, manfaat, serta takaran harian konsumsi garam beryodium, dan makanan bermikronutrisi lainnya. Bisa dari lingkup masyarakat terkecil dulu seperti RT/RW sampai penyuluhan tingkat kelurahan.

3. Buat standar nasional pangan

Di negara maju, mereka sudah punya standar nasional pangan sendiri yang sudah disesuaikan dengan anjuran WHO. Namun Indonesia belum memilikinya. Nah yang mungkin bisa dilakukan adalah menerapkan standar nasional pangan bermikronutrisi esensial tetapi tetap terjangkau oleh masyarakat.

4. Biasakan baca takaran saji

Epigenetik bisa terganggu karena konsumsi makronutrisi yang terlalu berlebihan seperti gula dan lemak. Namun, kita bisa lihat sendiri bahwa kebanyakan makanan di Indonesia sekarang mengandung tinggi gula dan lemak jenuh yang berasal dari makanan siap saji.

Menurut laporan UNICEF pada 2024, anak-anak dan orang dewasa di Indonesia mengonsumsi makanan dan minuman tinggi gula, garam, dan lemak secara berlebihan setiap hari. Inilah yang menyebabkan angka penyakit obesitas, jantung, diabetes, dan kanker semakin tinggi tiap tahunnya.

Meskipun pemerintah sudah berencana menerapkan cukai pada minuman berpemanis mulai paruh kedua tahun ini, tetapi untuk memulainya, masyarakat sendiri harus bisa mengedukasi diri sendiri dengan belajar membaca takaran saji setiap makanan yang ingin dibeli atau konsumsi.

Jadi kamu tidak harus menunggu pemerintah untuk bertindak, tapi kamu sudah memulai duluan untuk lebih peduli terhadap kesehatanmu di masa depan. Pilihlah asupan dengan nutrisi terbaik demi anak cucu kita kelak!

(DIR/DIR)

NEW RELEASE
CXO SPECIALS