Interest | Wellness

Keterkaitan Diet dengan Kesehatan Mental

Rabu, 17 Apr 2024 17:00 WIB
Keterkaitan Diet dengan Kesehatan Mental
Foto: Pexels: The Lazy Artist Gallery
Jakarta -

Kita semua tahu bahwa diet merupakan hal yang sangat dianjurkan untuk kesehatan tubuh. Tidak melulu dilakukan untuk menurunkan berat badan, diet dengan tidak mengonsumsi makanan tidak sehat dan menggantikannya dengan makanan yang lebih bernutrisi juga merupakan bentuk upaya menjaga kesehatan. Namun, tahukah kamu bahwa diet yang teratur juga dapat meningkatkan kesehatan mental?

Salah satu masalah terbesar yang mempengaruhi kesehatan tubuh adalah ketergantungan masyarakat pada makanan olahan. Makanan-makanan dengan kandungan tepung dan gula tinggi dapat melatih otak untuk lebih menginginkan makanan serupa dibandingkan makanan kaya nutrisi seperti buah-buahan dan sayuran. Makanan-makanan olahan yang kita konsumsi tersebut memiliki sifat adiktif yang merangsang pusat dopamin dalam otak kita. Meski membuat otak kita senang karena rasanya yang enak, dampak makanan olahan justru memiliki dampak negatif pada tubuh kita.

Hingga saat ini, para peneliti terus membuktikan pepatah "kamu adalah apa yang kamu makan"—ungkapan tersebut memiliki keterkaitan yang kuat antara sistem pencernaan dan otak kita. Secara ilmiah, sistem pencernaan dan otak kita terhubung melalui saraf vagus yang dapat mengirim pesan satu sama lain. Sementara usus mampu memengaruhi perilaku emosional dalam otak, otak juga dapat mengubah jenis bakteri yang hidup di dalam usus.

Menurut Asosiasi Psikologi Amerika, bakteri yang terdapat pada usus dapat menghasilkan berbagai neurokimia yang digunakan otak untuk regulasi proses fisik dan mental, termasuk suasana hati. Faktanya, 95 persen persediaan serotonin tubuh—pengatur suasana hati—diproduksi oleh bakteri usus, sehingga stres yang dialami seseorang seringkali menekan bakteri usus yang bermanfaat. Maka dari itu, kamu pasti pernah mengalami sakit perut yang berlebihan saat kamu merasakan stres atau tekanan pikiran yang berat, kan?

Sebaliknya, mengonsumsi makanan yang kaya nutrisi dapat mempromosikan pertumbuhan bakteri baik yang berpengaruh dalam pengiriman pesan ke otak. Ketika produksi neurokimia pada pencernaan berjalan optimal, maka otak akan menerima pesan positif dengan jelas dan kondisi mental kita menjadi cerminannya. Berbagai studi telah menemukan bahwa diet bersih dengan tidak makan makanan yang diproses dapat membantu mengurangi risiko gejala depresi dan anxiety.

Menyadari makanan merupakan alat efektif yang dapat mempengaruhi kesehatan mental adalah hal yang belum diketahui semua orang. Beberapa orang yang beralih ke plant-based diet seringkali mengatakan bahwa energi dan fokus mereka tetap terjaga sepanjang hari. Meskipun memerlukan beberapa waktu untuk kita merasakan efek dari diet sehat dengan suasana hati dan kesehatan mental, seiring waktu, kita pasti akan melihat hasil positifnya baik secara mental maupun fisik.

(DIP/alm)

NEW RELEASE
CXO SPECIALS