Interest | Wellness

They Don't Talk About: Botox

Rabu, 13 Jul 2022 12:00 WIB
They Don't Talk About: Botox
Foto: Freepik
Jakarta -

Siapa sih di dunia ini yang tidak ingin tampak selalu muda walaupun umur bertambah? Produk perawatan kulit dengan kandungan yang dapat memberikan efek anti-aging memang cukup membantu untuk menghapus noda-noda hitam yang biasa muncul ketika seseorang sudah mulai menginjak umur tertentu. Namun, skincare saja biasanya tidak cukup dan bagi mereka yang memiliki uang lebih tentu akan melakukan berbagai hal untuk melawan penuaan ini. Salah satu langkah yang biasa diambil adalah dengan botox.

Botulinum toxin atau botox adalah obat yang telah digunakan dokter selama bertahun-tahun untuk mengobati kerutan wajah. Botox adalah obat yang terbuat dari racun yang dihasilkan oleh bakteri Clostridium botulinum yang merupakan racun yang sama yang menyebabkan jenis keracunan makanan yang mengancam jiwa yang disebut botulisme. Dokter menggunakannya dalam dosis kecil untuk menangani perihal kerutan pada wajah.

.Ilustrasi suntikan botox/ Foto: Unsplash

Cara kerja botox adalah dengan memblokir sinyal dari saraf ke otot sehingga otot yang disuntikkan tidak dapat berkontraksi dan membuat kerutan menjadi berkurang. Botox paling sering disuntikkan pada garis dahi, garis di sekitar mata, dan smile line. Proses perawatan botox ini tidak membutuhkan waktu yang lama-bahkan hanya dalam hitungan menit-karena tidak memerlukan anestesi. Dokter akan menggunakan jarum suntikan kecil untuk menyuntikkan botox ke bagian otot yang diperlukan.

Biasanya dibutuhkan 7 hingga 14 hari untuk mendapatkan efek yang maksimal. Dan jika memang sudah merencanakan untuk mendapatkan suntikan botox, sebaiknya hindari alkohol mulai setidaknya 1 minggu sebelum prosedur dilakukan. Tidak hanya itu, mengonsumsi aspirin dan obat antiinflamasi juga disarankan untuk tidak dilakukan selama 2 minggu sebelum perawatan untuk membantu mencegah memar. Setelah melakukan prosedur botox, menggosok daerah yang diinjeksi sangat dilarang selama 24 jam agar tidak menyebarkan cairan botox ke area lain.

Efek dari suntikan botox biasanya akan bertahan 3 sampai 6 bulan. Saat otot perlahan kembali, garis dan kerutan pun akan mulai muncul normal kembali dan memerlukan injeksi botox lagi. Namun pada umumnya, garis-garis dan kerutan acap kali tampak tidak terlalu parah seiring waktu karena otot-ototnya menyusut akibat injeksi botox ini.

.Ilustrasi suntik botox/ Foto: Freepik

Tidak hanya garis-garis halus pada wajah saja, botox juga dapat membantu dalam hal mengatasi keringat ketiak yang parah (hiperhidrosis), distonia serviks yang merupakan gangguan neurologis yang menyebabkan kejang otot leher dan bahu yang parah, mata berkedip yang tidak dapat dikendalikan (blepharospasm), migrain kronis hingga masalah kandung kemih.

Meskipun demikian, botox juga memiliki efek samping bagi para penggunanya. Efek samping tersebut meliputi memar pada area injeksi botox, sakit kepala, kelopak mata yang terkulai, kekeringan pada mata, gejala seperti flu, sakit perut, mati rasa hingga kelemahan pada otot terdekat lokasi penginjeksian botox.

Dengan mengetahui keuntungan dan efek samping botox, penting bagi kamu yang ingin mendapatkan perawatan botox untuk selalu mengonsultasikannya kepada dokter ahli. Dengan mengonsultasikan kebutuhan dan kondisi tubuh, penginjeksian botox akan lebih aman dan efek sampingnya terkendali.

[Gambas:Audio CXO]

(DIP/MEL)

NEW RELEASE
CXO SPECIALS