Insight | Science

Seperti Apa Sih Bau Orang Romawi Kuno?

Rabu, 02 Aug 2023 16:06 WIB
Seperti Apa Sih Bau Orang Romawi Kuno?
Ilustrasi orang Romawi Kuno Foto: Wikimedia Commons
Jakarta -

Romawi Kuno dikenal sebagai zaman manusia modern sehingga banyak penemuan yang tercipta di masa ini. Salah satunya adalah mereka sudah menemukan wewangian seperti parfum yang bisa digunakan sehari-hari.

Hal ini dibuktikan oleh sebuah penemuan botol parfum yang diperkirakan berasal dari zaman Romawi Kuno. Lantas, seperti apa ya bau beberapa orang Romawi Kuno yang menggunakan wewangian tersebut?

Dilansir Science News, analisis kimia dari isi botol berusia 2.000 tahun mengungkapkan bahwa salah satu bahan dari parfum tersebut adalah nilam atau yang lebih dikenal dengan patchouli oil. Di dalam guci yang ditemukan oleh peneliti dari University of Cordoba, Spanyol, terdapat massa padat dan resep dari parfum yang bertuliskan huruf kuno.

Walau tidak jelas dan lengkap, orang Romawi ternyata mencampurkan ekstrak wangi dengan minyak nabati lainnya seperti minyak zaitun untuk pengawetnya. Dalam studi sebelumnya, para peneliti telah mendeteksi jejak ekstrak bunga dalam botol yang digunakan untuk menyimpan kosmetik   dikenal sebagai "unguentaria".

Analisis laboratorium mengungkapkan kalau botol tersebut mengandung nilam dan minyak sayur. Selain itu, peneliti juga mengidentifikasi beberapa zat khas minyak atsiri nilam   nilamol atau alkohol nilam. Segel yang terbuat dari bitumen adalah kunci yang membuat zat kimia dari aroma tersebut masih terjaga.

"Secara kimiawi, aspal berfungsi seperti karbon yang merupakan penyerap terbaik untuk senyawa organik. Prosesnya mirip dengan filter karbon yang digunakan dalam masker gas. Setelah diserap, [molekul] tidak lagi mudah menguap dan tidak dapat lepas," kata salah satu peneliti, Ruiz Arrebola.

Selain itu, pelestarian situs pemakaman juga berperan untuk menjaga wangi tersebut masih bertahan hingga hari ini. Meski begitu, temuan ini tidak berarti kalau seluruh Kekaisaran Romawi berbau seperti nilam.

"Pada saat itu, parfum disediakan untuk masyarakat kelas atas. Parfum itu dibuat dari esensi eksotis yang kemungkinan besar diimpor dari tempat lain dan dikemas dalam toples mahal untuk pemilih yang kaya raya," kata Arrebola.

Peneliti pun belum bisa memastikan apakah parfum ini dimaksudkan untuk digunakan sehari-hari, mempunyai makna spiritual, atau bahkan diperuntukkan bagi pemakaman. Kehadiran botol yang belum dibuka di dalam guci penguburan menunjukkan sifat intim dan kemungkinan bahwa parfum tersebut tidak dimaksudkan untuk dipajang di depan umum.

"Kemewahan tidak berguna jika tidak bisa ditampilkan di depan masyarakat. Jadi parfum nilam ini mungkin saja terkait dengan ritual pemakaman daripada untuk penggunaan sehari-hari," ungkap sejarawan Jordi Perez Gonzalez dari University of Girona, Spanyol.

[Gambas:Audio CXO]

(DIR/tim)

NEW RELEASE
CXO SPECIALS