Insight | Science

Yang Harus Kamu Tahu Tentang Teleskop James Webb

Rabu, 09 Mar 2022 20:00 WIB
Yang Harus Kamu Tahu Tentang Teleskop James Webb
Foto: NASA
Jakarta -

Teleskop luar angkasa James Webb atau James Webb Space Telescope (JWST) akhirnya berhasil diluncurkan pada akhir bulan Desember 2021 lalu setelah beberapa kali mengalami penundaan. Proyek ini merupakan usaha patungan antara National Aeronautics and Space Administration (NASA), European Space Agency (ESA), dan Canadian Space Agency (CSA) yang menghabiskan biaya US$10 miliar (Rp142,4 triliun).

Dikembangkan sejak tahun 1996, Teleskop James Webb berhasil lepas landas di atas roket Ariane 5 dari European Spaceport di Guyana Prancis, Amerika Selatan pada pukul 09:20 waktu setempat. Teleskop James Webb sendiri telah mengalami penundaan peluncuran selama bertahun-tahun, faktor utama penyebab penundaan peluncuran teleskop James Webb karena dampak pandemi dan tantangan teknis.

Latar belakang dari diluncurkannya teleskop James Webb bertujuan untuk menggantikan teleskop Hubble atau Hubble Space Telescope (HST) yang sudah beroperasi sejak tahun 1990. Sudah cukup lama sejak peluncuran pertamanya, teleskop Hubble masih digunakan sampai sekarang karena merupakan salah satu yang terbesar dan paling serbaguna. Teleskop Hubble juga terkenal sebagai alat penelitian yang sangat penting dan sebuah anugerah hubungan masyarakat untuk astronomi.

Fakta Dan Misi Teleskop James Webb

Teleskop James Webb diklaim menjadi teleskop observatorium paling kuat yang pernah dibangun. Nama James Webb sendiri diambil dari salah satu arsitek Apollo Moon, program antariksa NASA yang dijalankan pada tahun 1961 lalu. Teleskop ini digadang-gadang akan menjawab pertanyaan penting tentang tata surya, melihat, dan mengobservasi alam semesta dari 13 miliar tahun lalu.

Dengan perisai Matahari yang memiliki panjang 22 meter, teleskop James Webb berukuran dua kali lebih besar dari ukuran teleskop Hubble. Karena bentuknya yang besar tersebut, tentunya teleskop James Webb tidak akan muat di muatan roket pada saat peluncurannya. Oleh karena itu, selama peluncurannya, teleskop James Webb dilipat layaknya sebuah origami. Nantinya ketika sudah sampai di luar angkasa, teleskop ini akan dibentangkan. Tugas membentangkan teleskop ini di luar angkasa menjadi hal yang menantang. Hal ini bahkan disebut sebagai pembentangan paling menakutkan yang pernah diuji oleh NASA.

Setelah diluncurkan ke luar angkasa, teleskop James Webb akan melakukan perjalanan antariksa sejauh 1,5 juta kilometer dari Bumi selama enam bulan ke depan dan mulai mengorbit Matahari pada titik Lagrange 2 atau L2, berbeda dengan teleskop Hubble yang 'hanya' mengorbit Bumi pada ketinggian 380 kilometer. Titik L2 dipilih karena teleskop James Webb merupakan teleskop yang akan mengamati alam semesta lewat gelombang inframerah. Gelombang inframerah sangat sensitif terhadap panas, jika teleskop James Webb berada di dekat Bumi dan Bulan yang panas karena disinari Matahari, pengamatannya akan terganggu.

Teleskop James Webb juga akan dibekali dengan bahan bakar hidrazin dan oksidator nitrogen tetroksida untuk menjaga orbitnya agar tetap stabil. Hal ini cukup beresiko, karena kalau sampai rusak, akan sulit untuk direparasi karena jarak yang terlalu jauh bagi astronaut untuk mencapai ke orbitnya. Setelahnya, teleskop James Webb akan mengirimkan kembali gambar antariksa yang telah direkam dan akan dirilis pada musim panas 2022, sekitar enam bulan setelah peluncurannya.

Teleskop James Webb akan berfungsi sebagai pemantau atmosfer eksoplanet atau planet ekstrasurya (planet di luar tata surya), yang beberapa di antaranya akan membantu peneliti untuk melihat apakah ada planet yang berpotensi layak huni selain Bumi, dan dapat mengungkap petunjuk dalam pencarian kehidupan di luar Bumi yang sedang berlangsung. Teleskop James Webb juga bisa melihat ke dalam awan-awan debu, tempat di mana bintang-bintang dan sistem planet terbentuk saat ini. Selain itu, teleskop James Webb juga akan menjelajahi fase awal sejarah kosmik, beberapa ratus juta tahun setelah peristiwa Big Bang. Dengan tugas ini, para astronom ingin melihat bagaimana bintang dan galaksi pertama terbentuk dan bagaimana evolusi ini berlangsung dari waktu ke waktu.

Teleskop James Webb dilengkapi dengan cermin reflektor yang dilapisi emas dan dapat memanjang 6,5 meter, hampir 3 kali lebih lebar dari reflektor utama pendahulunya. Setelah teleskop James Webb selesai diproduksi dan dikerjakan sampai bentuk akhirnya, total kandungan emas di cermin Teleskop James Webb berkisar 48 gram. Dengan cermin reflektor yang besar tersebut, sangat memungkinkan untuk mengumpulkan cahaya lebih banyak dari objek yang diamatinya. Semakin banyak cahaya yang dapat dikumpulkan, semakin banyak detail dari objek yang bisa diamati oleh teleskop. Teleskop James Webb sudah unggul 7 kali lebih jauh dibandingkan dengan teleskop Hubble, sehingga bisa melihat masa lalu alam semesta lebih dalam.

Dibandingkan dengan teleskop Hubble, teleskop James Webb ternyata memiliki bobot yang lebih ringan meskipun ukurannya yang jauh lebih besar. Jika kita menempatkan keduanya pada skala di Bumi, teleskop James Webb memiliki bobot 6.500 kilogram. Sebagai perbandingan, ketika teleskop Hubble diluncurkan, Hubble memiliki bobot 11.100 kilogram. Dengan segala upgrade-nya sampai dengan saat ini, teleskop Hubble saat ini memiliki berat kurang lebih 12.200 kilogram.

Sedikitnya, 10.000 orang turun tangan dengan 40 juta jam kerja yang terdiri dari ilmuwan, insinyur, dan teknisi dalam pengerjaan proyek pembangunan teleskop terkuat yang pernah dibuat oleh manusia ini. Misi teleskop James Webb sendiri di luar angkasa diprediksi akan berjalan selama 5 sampai 10 tahun ke depan. Dalam misi yang selama itu, tentunya kita akan mendapatkan banyak hal yang bisa dipelajari tentang alam semesta.

[Gambas:Audio CXO]



(PUA/HAL)

NEW RELEASE
CXO SPECIALS