Inspire | Love & Relationship

Lebih Bahaya dari 'Ghosting', Apa Itu 'Curving' dalam Hubungan?

Rabu, 09 Nov 2022 19:00 WIB
Lebih Bahaya dari 'Ghosting', Apa Itu 'Curving' dalam Hubungan?
Foto: Freepik
Jakarta -

Tak berhasil dalam percintaan adalah sesuatu yang wajar dialami oleh setiap orang yang mencoba untuk menjalin hubungan. Tapi bagaimana jika ketidakberhasilan tersebut menimbulkan kesan buruk untuk memulai hubungan kembali? Ya, seperti para pelaku 'ghosting' yang sudah membuat kita sakit hati, ternyata ada yang lebih buruk dari itu yakni 'curving'.

Dilansir Refinery29, curving pertama kali didokumentasikan oleh Brittany Cox of Thought Catalog pada tahun 2017 dan disebutkan bahwa fenomena dalam hubungan ini sangat mirip dengan perilaku ghosting. Tapi yang membedakannya, jika ghosting menghilang dengan perlahan tanpa kabar, curving lebih bertahap tapi membuat kita berharap. Ketika seseorang melakukan curving padamu, mereka cenderung akan menanggapi chat kamu, tapi seminggu kemudian. Mereka akan memberikan harapan palsu dan tidak benar-benar berkomitmen untuk bertemu denganmu. Lantas, mengapa curving lebih buruk dari ghosting?

Perilaku ghosting setidaknya tidak akan membuatmu berharap, mereka akan benar-benar menghilang jika memang tidak tertarik. Tetapi perilaku curving bisa berlangsung setidaknya berminggu-minggu, berbulan-bulan, bahkan tak ada batas waktunya. Para pelaku curving membutuhkan waktu berhari-hari untuk membalas pesan terakhirmu. Tapi alih-alih membiarkanmu pergi, pelaku curving akan membalas lagi, tetapi dengan tanggapan yang sporadis, tertutup, dan sering meminta maaf.

Misalnya begini, ketika gebetanmu baru membalas chat kamu seminggu kemudian, ia mungkin beralasan baru bisa benar-benar membalas chat karena sibuk dengan kegiatannya sehari-hari. Lalu saat kamu meminta untuk bertemu, ia mungkin sudah menyiapkan beribu alasan atau bahkan mengubah topik serius denganmu dan menggantinya dengan obrolan ringan tanpa arah.

Alasan Orang Melakukan Curving

Perilaku curving sebenarnya bukan hal baru dalam dunia kencan di dunia ini. Ann Rosen Spector, PhD, seorang psikolog klinis di Philadelphia mengatakan orang yang melakukan curving cenderung menghindari konfrontasi langsung alias pengecut.

"Jadi, daripada mengatakan 'aku tidak ingin melihatmu lagi', mereka lebih suka berkata 'aku akan menghubungi kamu lagi nanti atau minggu depan'," ujarnya dikutip Woman Healths Magazine. Tapi yang harus kamu pahami, para pelaku curving tidak mencoba mengikatmu. Mereka hanya berpikir bahwa mereka mencoba menjaga perasaanmu dengan mengecewakanmu dengan cara yang paling lembut yang mereka tahu. Caranya dengan membuat kamu menunggu dan pergi sendiri.

Jelas hal ini adalah tindakan pengecut. Meskipun kamu tidak perlu melakukan diskusi soal perpisahan dengan seseorang yang baru saja kamu kenal dan mengencaninya beberapa kali, tapi kalau kamu tidak tertarik, sebaiknya langsung utarakan saja, tanpa babibu. Kalau alasanmu adalah karena takut mengecewakan, perilaku curving sudah sangat mengecewakan seseorang yang mungkin berharap dengan hubungan yang didasari rasa suka dan cinta.

Nah bagi kamu yang kini sedang terjebak pada pelaku curving, ingatlah bahwa berjuang untuk perhatian seseorang tidak pernah sepadan. Kamu hanya membuang-buang waktu untuk mengkhawatirkan apakah mereka menyukai kamu atau tidak, alih-alih bertanya pada diri sendiri apakah kamu benar-benar menyukai seseorang yang akan memperlakukan kamu seperti ini.

Lagipula, orang yang peduli denganmu akan berusaha menanggapimu dengan cepat dan tidak membuatmu menunggu. Kalau mereka menghargaimu, mereka akan membuatmu memilih dan membebaskanmu menemukan seseorang yang benar-benar menyukaimu. Jadi, lepaskan sekarang juga!

[Gambas:Audio CXO]

(DIR/tim)

NEW RELEASE
CXO SPECIALS