Banyak yang mengatakan bahwa dalam menjalin sebuah hubungan, hal yang penting adalah cinta, kepercayaan, dan ketulusan. Namun, kini tidak sedikit yang mengatakan juga bahwa untuk terjun ke tahap yang lebih serius, paling tidak harus memiliki kemapanan finansial. Meskipun membicarakan cinta dan uang dalam konteks yang sama sering mengundang komentar, seperti materialisme, perhitungan, tidak tulus dan lain sebagainya, hubungan antara cinta dan materi sebenarnya cukup krusial. Mengapa demikian?
Untuk menjalin suatu hubungan, tentunya akan ada momen di mana pasangan ingin menghabiskan waktu berdua di tempat yang romantis dan nyaman-seperti ingin terlihat cantik dan tampan di depan pasangan, ongkos untuk bertemu dengannya, ditambah lagi dengan bill restoran yang harus dibayar. Tidak hanya itu saja, apabila hubungan yang dijalin sudah menginjak tahunan, pastinya akan menjadi lebih serius dan keinginan serta dorongan dari keluarga untuk mengambil langkah ke jenjang yang lebih tinggi pun tanpa disadari akan dimiliki. Dengan adanya keinginan itu semua, hal apalagi yang dibutuhkan untuk merealisasikannya? Ya, tentu saja uang.
Semua hal tersebut tentu membutuhkan modal! Jika berbicara fakta, kini membuang air kecil di toilet umum saja memerlukan paling tidak Rp 2.000 untuk mendapatkan fasilitasnya, terlebih lagi apabila kamu ingin fancy dinner dengan kekasih di hotel ternama. Meskipun ada momen di mana kamu akan menanggung beberapa hal berdua, tapi tetap saja ada besaran nominal tertentu yang harus dikeluarkan. Belum lagi kalau kamu sudah berada di titik hubungan yang serius untuk ke jenjang pernikahan, yang merupakan acara sakral sekali dalam seumur hidup. Hal ini pasti mengharuskan kamu untuk menggunakan jasa wedding organizer yang patokan harganya paling tidak puluhan juta.
Tidak sampai situ saja, setelah menikah kamu dan pasangan pasti mengharapkan untuk diberkati seorang anak. Untuk merawat dan membesarkan anak ini tentunya dibutuhkan banyak biaya, mulai dari pakaian yang harus terus diganti seiring bertumbuhnya si buah hati, makanan yang bergizi untuk pertumbuhannya, hingga pendidikan yang perlu dimiliki untuk masa depan si kecil. Semua hal ini tentunya membutuhkan uang yang tidak sedikit. Membayangkannya saja sudah bisa membuat kepala pusing tujuh keliling, bukan?
Memang tidak ada nominal tepat mengenai seberapa banyak modal yang harus dikeluarkan karena hal tersebut tergantung kepada kemampuan setiap individu. Namun, yang perlu digarisbawahi adalah mencintai seseorang tidak hanya didasari oleh perasaan saja, tapi juga kemampuan untuk membuat pasangan bahagia dalam berbagai bentuk. Jika kamu benar-benar mencintai pasanganmu, maka kamu pasti tidak tega untuk melihatnya menderita dan sengsara, 'kan? Jadi, dapat disimpulkan bahwa cinta membutuhkan modal adalah sebuah fakta.
(DIP/HAL)