Inspire | Human Stories

They Don't Talk About: Bapak Rumah Tangga

Rabu, 08 Feb 2023 19:05 WIB
They Don't Talk About: Bapak Rumah Tangga
Foto: Pexels
Jakarta -

"Ibu ngurus rumah tangga, bapak yang kerja cari nafkah" merupakan satu kalimat yang sering kita dengar sepanjang hidup ketika sedang membahas kehidupan pasangan suami istri. Ratusan tahun peradaban manusia tanpa disadari menciptakan satu mindset di tengah-tengah masyarakat yang menyatakan bahwa seorang istri hanya perlu mengurus rumah tangga saja, sedangkan seorang bapak yang harus bekerja di luar rumah.

Inilah yang membuat muncul istilah ibu rumah tangga yang terus kita bawa sampai saat ini. Namun seiring berjalannya waktu, muncul satu istilah baru bernama bapak rumah tangga. Apa itu bapak rumah tangga?

Keputusan yang Masuk Akal

Sesuai namanya, bapak rumah tangga mengubah sosok bapak yang biasa dikenal bekerja mencari nafkah menjadi bapak yang mengurus rumah tangga. Pekerjaan rumah tangga seperti membersihkan rumah, mencuci, masak, hingga mengurus anak akan dilakukan. Intinya, apa yang dikerjakan ibu rumah tangga juga dikerjakan oleh bapak rumah tangga.

Tentunya keputusan menjadi bapak rumah tangga tidak akan diterima begitu saja oleh masyarakat luas. Omongan negatif dan cibiran pasti datang secara otomatis. Laki-laki yang dikenal kuat dari segi fisik dan hati malah dipandang lembek akibat memutuskan untuk mengurus rumah tangga. Tapi sekarang pertanyaan, apakah hidup kita hanya mau ditentukan oleh omongan orang lain yang tidak ada urusannya dengan kehidupan kita setiap hari? Jawabannya sudah pasti, tidak.

Memilih untuk menjadi bapak rumah tangga adalah keputusan yang masuk akal. Setiap rumah tangga memiliki perjanjian berbeda-beda antar suami istri. Ada pasangan yang ingin dua-duanya bekerja, ada pasangan yang memutuskan sang istri menjadi ibu rumah tangga, dan ada pasangan yang memilih suami sebagai bapak rumah tangga.

Tidak ada yang salah dari apapun opsi yang dipilih. Semuanya kembali kepada kondisi dan keadaan yang sedang terjadi pada saat itu. Toh yang penting urusan rumah tangga tetap terselesaikan dengan baik, serta pendapatan untuk biaya hidup juga masih terpenuhi.

Kenapa Bapak Rumah Tangga Sulit Diterima?

Pertanyaan di atas sebenarnya sudah bisa dijawab dengan mudah. Pandangan masyarakat tentang bapak yang malah lebih memilih mengurus rumah tangga sama saja seperti ketika seorang pria tidak bisa melakukan apa yang bisa dilakukan pria lainnya. Dipandang tidak lazim dan aneh sudah menjadi penilaian biasa tentang profesi ini.

Namun sayangnya, masih sedikit yang melihat sisi lain dari bapak rumah tangga. Ada berbagai alasan kenapa seorang pria mau mengambil peran itu. Salah satunya karier istri yang sedang menanjak sehingga mau tidak mau HARUS ada yang mengambil alih pekerjaan rumah tangga. Jika tidak memakai ART (Asisten Rumah Tangga), maka siapa lagi yang melakukan pekerjaan itu? Tentu saja suami harus mengambil peran bapak rumah tangga dengan lapang dada.

Omongan jelek tentang bapak rumah tangga sudah pasti akan tetap hidup sampai kapanpun. Hanya ada momen di mana posisi bapak rumah tangga bisa diterima, yaitu ketika semua orang paham bahwa pria tidak selamanya harus bekerja mencari nafkah.

Bentuk Praktik Kesetaraan yang Hakiki

Isu kesetaraan gender menjadi poin penting di dalam munculnya profesi baru bernama bapak rumah tangga. Ketika wanita hanya dinilai lebih baik mengurus rumah tangga saja, sekarang perlahan-lahan, ada perubahan pandangan tentang bagaimana pria juga boleh lebih fokus kepada urusan rumah tangga.

Praktik kesetaraan yang hakiki dari bapak rumah tangga diharapkan membuat penerimaan masyarakat atas profesi ini menjadi lebih besar lagi pada waktu mendatang. Semangat untuk membawa pesan kesetaraan gender memang seharusnya tidak hanya dibawa oleh sisi wanita saja, tetapi juga bagaimana pria melihat bapak rumah tangga merupakan hal yang wajar untuk lakukan.

Jika disuruh memilih, apakah kamu mau menjadi bapak rumah tangga? Atau mau mengizinkan suamimu nanti menjadi bapak rumah tangga? Apapun pilihan yang diambil nanti, jangan sampai omongan miring tentang bapak rumah tangga terus dipelihara di tengah society. Kini waktunya kita semua menghancurkan dinding judgement atas nama gender dengan menerima profesi bapak rumah tangga dengan sepenuh hati.

(tim)

Author

Timotius P

NEW RELEASE
CXO SPECIALS