Inspire | Human Stories

Mengenal Slow Living: Hidup Pelan Tapi Pasti

Jumat, 03 Feb 2023 19:00 WIB
Mengenal Slow Living: Hidup Pelan Tapi Pasti
Foto: Unsplash
Jakarta -

Dengan maraknya istilah hustle culture yang selalu diiming-imingkan oleh kawula muda, slow living menjadi salah satu cara hidup yang kian dikesampingkan. Memang, memiliki banyak kegiatan yang berbeda untuk mengisi waktu, memenuhi kegemaran hingga menambah penghasilan dengan giat bukanlah hal yang salah. Tetapi, apabila kamu sedang merasa jenuh dengan segala hiruk pikuk duniawi yang kamu lakukan, mungkin kamu bisa mencoba untuk mengambil prinsip baru, yaitu slow living.

Slow living itu sendiri adalah sebuah pola pikir di mana seseorang menyusun gaya hidupnya agar lebih bermakna dengan memfokuskan diri hanya pada suatu hal yang paling dihargai dan disenangi di dalam hidupnya. Tidak berarti menjalaninya dengan lambat, tetapi melakukan segalanya dengan kecepatan yang tepat dan sesuai dengan kemampuan tanpa harus memaksakan diri.

Alih-alih berusaha untuk melakukan banyak hal secara bersamaan dengan cepat, slow living justru berfokus pada melakukan sesuatu dengan lebih teliti dan tentunya dengan value yang lebih baik. Hal ini seringkali membuat kamu menjadi lebih pelan-pelan dalam melakukan atau menjalani hidup karena kamu sudah pasti akan memprioritaskan apa yang dirasa penting untuk diri sendiri.

Melihat dari sisi sejarah, slow living pertama kali muncul pada tahun 1980an di Italia ketika McDonald's baru pertama kali dihadirkan di tengah-tengah kota Roma, di Spagna. Carlo Petrini dan grup aktivisnya membangun sebuah gerakan yang disebut dengan Slow Food Movement untuk melawan pergerakan fast food. Gerakan slow food yang dikepalai oleh Carlo Petrini hingga saat ini berhasil menggaet 150 negara untuk melindungi tradisi gastronomi, mempromosikan upah yang adil bagi produsen, mendorong makanan yang berkualitas, dan terlibat upaya sustainability.

Tidak jarang pula yang memiliki anggapan salah mengenai slow living ini, di mana mereka yang menganut slow living ini kerap dianggap malas dan tidak produktif. Padahal, pembicara untuk slow living  Carl Honoré  mengatakan bahwa terdapat perbedaan antara good slow dan bad slow. Good slow itu sendiri adalah ketika kita secara sadar memperlambat untuk melakukan hal-hal yang valuable dengan kecepatan yang tepat untuk mencapai hasil yang lebih maksimal. Sedangkan "bad slow" mencakup sesuatu yang berada di luar kendali kita seperti kemacetan lalu lintas dan antrian yang panjang.

Salah satu bentuk kesalahpahaman terbesar dari slow living yang banyak dimiliki oleh masyarakat adalah anggapannya bahwa slow living menyarankan kita untuk melakukan segala sesuatu dengan lambat. Namun pada kenyataannya, slow living justru mendorong kita untuk lebih berfokus pada suatu hal yang kita prioritaskan tanpa harus diburu-buru oleh waktu.

Slow living memiliki berbagai manfaat untuk diri sendiri. Prinsip utama dari slow living adalah untuk merebut kembali waktu untuk kita, di mana dengan memotong aktivitas yang tidak sesuai dengan minat, hingga mengenyampingkan hal-hal yang berada di luar dari kemampuan, kita dapat melakukan apa yang kita rasa lebih berharga dan menyenangkan untuk kita.

[Gambas:Audio CXO]

(DIP/tim)

NEW RELEASE
CXO SPECIALS