Inspire | Human Stories

Apa Itu Emotional Sponge dan Bagaimana Mengatasinya?

Minggu, 27 Nov 2022 18:00 WIB
Apa Itu Emotional Sponge dan Bagaimana Mengatasinya?
Foto: Unsplash
Jakarta -

Dalam lingkaran pertemanan, pasti ada satu orang yang menjadi sosok pendengar dan penasehat setiap kali ada teman yang sedang dilanda kesedihan. Biasanya, orang-orang ini memiliki intuisi dan empati melebihi orang lain, sehingga mereka akan dengan mudah memasang hati dan telinga bagi permasalahan hidup orang-orang. Kemampuan untuk berempati terhadap orang lain memang sudah seharusnya dimiliki oleh semua orang, tapi mereka yang memiliki empati berlebih disebut sebagai emotional sponge.

Emotional sponge adalah sebutan bagi mereka yang memiliki empati berlebih sehingga mudah menyerap emosi dari orang lain. Para emotional sponge adalah orang yang sangat perasa dan intuitif, sehingga mereka bisa mendeteksi apa yang sedang dirasakan oleh orang-orang di sekitarnya dan turut merasakan emosi tersebut. Tak berhenti di situ, orang-orang yang memiliki empati berlebih ini cenderung akan memprioritaskan orang lain ketimbang diri mereka sendiri. Apa saja karakteristik dari emotional sponge?

Intuitif
Tanpa harus diberitahu terlebih dahulu, para emotional sponge mampu mendeteksi apabila orang-orang di sekeliling mereka ada yang sedang merasa sedih, marah, atau gelisah. Sebaliknya, para emotional sponge juga akan dengan mudah menebak apabila seseorang sedang merasa puas atau gembira. Hal ini dikarenakan para emotional sponge adalah orang yang sangat intuitif.

Empati Berlebih
Pada dasarnya, kemampuan untuk berempati membuat kita mampu menempatkan diri di posisi orang lain. Akan tetapi para emotional sponge memiliki empati yang berlebih dan cukup ekstrem. Walhasil, mereka akan merasakan emosi orang lain selayaknya itu adalah emosi mereka sendiri.

Merasa bertanggung jawab atas perasaan orang lain
Bagi para emotional sponge, sekadar menjadi pendengar yang baik tidaklah cukup. Mereka percaya bahwa mereka juga harus membantu orang lain yang sedang merasakan emosi negatif. Selain itu, mereka justru akan overthinking kalau gagal mengubah emosi seseorang menjadi positif.

Mencari solusi untuk masalah orang lain
Rasa empati berlebih membuat para emotional sponge ini akan mencari berbagai cara untuk bisa menemukan solusi bagi permasalahan orang lain. Seringkali, mereka bahkan menghabiskan lebih banyak waktu untuk memikirkan permasalahan orang lain ketimbang permasalahan mereka sendiri.

Merasa overwhelmed karena emosi orang lain
Orang-orang yang memiliki kepribadian emotional sponge tidak hanya bisa merasakan emosi orang lain, tapi mereka juga bisa terlarut dalam perasaan negatif seperti mereka sedang merasakannya sendiri. Maka dari itu, para emotional sponge akan dengan mudah merasa frustasi, marah, sedih, dan gelisah, karena terbawa oleh emosi negatif orang-orang di sekeliling mereka.

Sudah sewajarnya kita menjadi orang yang empatik dan mampu bersolidaritas kepada sesama. Masalahnya, empati yang dimiliki oleh para emotional sponge cenderung berlebihan sampai-sampai hal ini bisa membawa dampak yang buruk terhadap kesehatan mental mereka. Dengan menyerap emosi orang-orang di sekitar, diri sendiri pun akhirnya tak lagi menjadi prioritas. Bahkan, pada suatu titik mereka akan sulit membedakan emosi diri sendiri dengan emosi yang diserap dari orang lain.

Tak hanya itu, kecenderungan emotional sponge untuk mendahulukan emosi dan kebutuhan orang lain juga membuat mereka rentan dimanfaatkan oleh orang-orang yang toxic. Orang-orang toxic yang dimaksud di sini adalah tipe orang yang mendekati para emotional sponge semata-mata karena tahu mereka akan membantu menyelesaikan masalah tanpa diminta. Sehingga, mereka hanya mendekati para emotional sponge ketika sedang menghadapi permasalahan dalam hidup.

Mengingat emotional sponge bisa membawa dampak buruk bagi kesehatan mental diri sendiri, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegahnya. Pertama, ciptakan boundaries yang kuat. Meski memiliki empati yang tinggi, pahami bahwa emosi negatif pada orang lain bukanlah tanggung jawabmu. Apabila kamu merasa energimu sudah terserap banyak, jangan ragu untuk menjauhi tempat, suasana, atau orang yang dirasa akan mengambil banyak energimu.

Kedua, jangan ragu untuk mengambil jeda waktu. Menjadi emotional sponge sangatlah melelahkan, karena akan menampung banyak emosi negatif dari orang lain. Jadi, jangan lupa untuk mengambil jeda, memberi jarak, dan meluangkan waktu untuk diri sendiri. Jauhkan diri dari segala hal yang memakan banyak energi, dan luangkan waktu untuk hal-hal yang kamu sukai. Dengan melakukan dua hal ini, harapannya kesehatan mentalmu akan tetap terjaga meski menjadi emotional sponge.

[Gambas:Audio CXO]

(ANL/DIR)

NEW RELEASE
CXO SPECIALS