Inspire | Human Stories

3 Macam Pengunjung Festival, Kamu yang Mana?

Senin, 14 Nov 2022 12:00 WIB
3 Macam Pengunjung Festival, Kamu yang Mana?
Ilustrasi pengunjung festival Foto: CXO Media
Jakarta -

Selepas pandemi mereda, berbagai macam festival musik kembali memeriahkan akhir pekan warga. Tak tanggung-tanggung, festival ini bisa diadakan hingga berhari-hari dan melibatkan banyak sekali penampil. Bahkan, sekarang banyak bermunculan festival all-in-one yang menawarkan paket lengkap mulai dari musik, bazaar, hingga talkshow. Di luar menikmati pertunjukan dari musisi favorit, festival pada akhirnya menjadi salah satu destinasi favorit bagi warga untuk melepas penat dan bersenang-senang.

Daya tarik festival sebagai destinasi terbaik untuk mencari hiburan di tengah jenuhnya hidup perkotaan membuat ajang ini menjadi melting pot yang mempertemukan orang-orang dari berbagai latar belakang. Bukan hanya pengisi festival yang datang dari lintas genre dan lintas generasi, pengunjungnya pun juga demikian. Ada pengunjung yang fokus nonton musik, ada pengunjung yang datang untuk memamerkan outfit of the day, ada juga pengunjung yang sekedar ingin haha-hihi bersama kawan-kawan.

Kalau diperhatikan, festival adalah tempat terbaik untuk mengamati berbagai macam tingkah laku pengunjung yang heterogen. Melihat keberagaman pengunjung yang tumpah ruah di satu tempat ini, menarik untuk bertanya: apa yang dicari ketika orang datang ke festival musik? Ternyata hal ini telah diteliti oleh Harriman Samuel Saragih dan Novi Amalia dari Universitas Prasetya Mulya, mereka berhasil mengidentifikasi macam-macam pengunjung festival berdasarkan kebahagiaan yang mereka rasakan ketika mengunjungi festival musik. Pengunjung festival musik bisa diklasifikasikan menjadi tiga macam, yaitu pleasure seeker, playful learners, dan transcendentalist.

.Ilustrasi festival musik/ Foto: Wendi Wei - Pexels

Para pleasure seeker adalah pengunjung yang mencari kesenangan atau pleasure ketika datang ke festival. Motivasi utama mereka sepenuhnya adalah untuk bersenang-senang dan menenggelamkan diri dalam ingar-bingar festival agar bisa melupakan kesibukan sehari-hari. Mayoritas pleasure-seeker datang dari kelompok umur yang muda, yaitu rata-rata berusia 22 tahun.

Berbeda dengan pleasure seeker yang murni bersenang-senang, para playful learners mendapatkan kebahagiaan ketika mereka bisa mempelajari sesuatu dan membawa pulang ilmu dari festival. Mereka adalah jenis pengunjung yang mencari aktualisasi diri. Kategori ini didominasi oleh sesama pelaku musik, mereka ingin menikmati musik sekaligus mendapatkan inspirasi dari para musisi yang tampil di festival.

Sementara itu, para transcendentalist adalah kategori pengunjung yang merasa mereka memberikan kontribusi positif bagi industri kreatif dengan datang ke festival. Mirip seperti playful learners, transcendentalist menikmati musik sekaligus mempelajari musikalitas dari para musisi. Tapi lebih dari itu, mereka juga mempelajari pengelolaan acara serta mengamati tren dan budaya yang muncul dari penyelenggaraan festival.

.Ilustrasi pengunjung festival/ Foto: CXO Media

Di permukaan, festival mungkin terlihat seperti acara hedonis yang berisi orang-orang haus party. Namun, klasifikasi pengunjung festival di atas menunjukkan bahwa ada banyak pengunjung yang sebenarnya peduli dengan karya para musisi dan perkembangan industri kreatif itu sendiri. Poin ini bisa menjadi catatan bagi para penyelenggara festival untuk tidak sekedar menghadirkan pertunjukan musik, tapi juga memberi nilai tambah yang mendorong aktualisasi diri pengunjung. Misalnya, dengan mengadakan sesi diskusi dengan para musisi atau mengikutsertakan agenda pemberdayaan ekonomi lokal ke dalam festival. Dengan begitu, kehadiran festival musik akan semakin menguatkan ekosistem industri kreatif Indonesia.

[Gambas:Audio CXO]

(ANL/alm)

NEW RELEASE
CXO SPECIALS