Inspire | Human Stories

Mengapa Pengendara Perempuan Selalu Disalahkan?

Kamis, 20 Jan 2022 10:00 WIB
Mengapa Pengendara Perempuan Selalu Disalahkan?
Foto: Amanda Phung
Jakarta -

Hidup di kota-kota besar di Indonesia seperti Jakarta kerap kali mengharuskan kita mengelus dada. Terlebih ketika jam berangkat atau pulang kantor, klakson-klakson kendaraan saling bersahutan karena si pengendara diburu waktu sampai tempat tujuannya. Namun, bagi saya seorang pengendara motor dan seorang perempuan, jam-jam berangkat ke kantor dan pulang kantor harus ekstra sabar.

Pasalnya, tidak jarang ketika di traffic light masih merah, pengendara di belakang saya mengklakson menyuruh maju ke depan. Padahal jelas-jelas saya sudah berhenti di belakang garis zebra cross. Sudah tertulis jelas, dalam Pasal 287 ayat 1 Undang-Undang No. 22 Tahun 2009, pengemudi yang melanggar aturan perintah atau larangan yang dinyatakan dengan rambu lalu lintas atau marka jalan dipidana dengan kurungan paling lama dua bulan atau denda paling banyak Rp 500,000. Lantas, salah saya di mana?

Saya pernah mendengar celetuk seorang pengendara di samping motor saya saat traffic light dan berkata "Pantesan, yang bawa cewek sih." Ya, kalau yang bawa perempuan, memangnya kenapa? Adakah yang salah dengan hal tersebut?

Memang saya akui menurutĀ survei yang dilakukan pada tahun 2017 lalu, sekitar 49,5 persen dari kecelakaan yang ada di Indonesia melibatkan perempuan. Namun, hal itu semata-mata karena saat pengemudi kendaraan bermotor meningkat, angka kecelakaan pun ikut meningkat. Menurut Deputi Bidang Partisipasi Masyarakat Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA), Atjeu Janestri seperti dikutip Tempo, kurangnya edukasi terkait otomotif dan transportasi, membuat sebagian besar pengendara perempuan masih kurang pengetahuan. Apalagi tidak bisa dimungkiri industri otomotif masih sangat maskulin, sehingga belum cukup efektif untuk mengedukasi pengendara perempuan.

Pria lebih rentan melanggar peraturan lalu lintas

Sebagai seorang pengendara motor perempuan, saya sudah dengar dari dulu bahwa stereotip pengendara motor atau mobil perempuan cenderung dinilai ugal-ugalan, tidak tahu aturan, dan sering melanggar lalu lintas. Padahal tak selalu perempuan salah ketika berkendara di jalan raya. Ya, memang saya akui, ada banyak juga perempuan yang memang masih melanggar lalu lintas, seperti memberikan lampu sein yang salah ketika berbelok, tidak mengenakan helm, dan melaju lambat di jalur kanan.

Menariknya, menurut studi tahun 2019 oleh Nature Scientific Reports tidak menemukan perbedaan antara kemampuan spasial pria dan wanita--hanya perbedaan dalam cara kedua gender tersebut melakukan suatu tugas. Sementara sebagian besar tugas masih mencapai hasil yang sama.

Ditambah juga buktinya dari penelitian yang diungkap oleh perusahaan data controller, bahwa pengemudi perempuan ternyata lebih baik dibanding dengan laki-laki ketika berkendara di jalan raya. Dari hasilĀ studi ini menunjukkan pria empat kali lebih mungkin melanggar hukum ketika berkendara atau mengemudi. Di tahun 2018 saja tercatat ada 539.000 kasus atau pengemudi yang melanggar hukum di Inggris, dan 79 persennya pengendara laki-laki.

Secara statistik, faktanya pria lebih banyak menyebabkan kecelakaan di jalan daripada wanita. Hal itu karena pria biasanya menempuh jarak tempuh lebih jauh daripada wanita. Ini juga sesuai dengan sejumlah besar data yang dikumpulkan oleh Federal Bureau of Investigation (FBI), National Highway Traffic Safety Administration (NHTSA), dan Insurance Institute for Highway Safety (IIHS). Studi IIHS misalnya, menemukan pria dua kali lebih banyak meninggal dalam kecelakaan dibandingkan wanita antara tahun 1975 dan 2015.

Hal yang perlu kamu perhatikan saat berkendara

Tidak hanya perempuan, pria pun juga banyak melakukan pelanggaran lalu lintas yang sama di jalan. Contohnya saja salah memberikan tanda lampu sein, ugal-ugalan, dan tidak memakai helm. Jadi, bukan jadi alasan kan kaum perempuan disalahkan ketika berada di jalan raya? Sebenarnya tanpa kita sadari, kita sering tidak memperhatikan hal ini saat sedang berkendara hingga akhirnya merugikan. Ini yang harus kamu lakukan:

1. Perlu perhitungan yang tepat

Akibat panik, perempuan kerap kali melakukan kesalahan saat berkendara, misalnya saat putar balik, parkir mundur, dan lain-lain. Untuk itu, kita perlu memperhitungkan pergerakan kendaraan kita. Perhatikan lingkungan dan beri kesempatan para pengguna jalan lain mengetahui kondisi bahwa kamu sedang ingin bermanuver dengan memberikan lampu hazard atau klakson.

2. Menguasai kendaraan

Kamu harus menguasai kendaraan yang kamu gunakan. Misalnya ketika ingin melakukan pengereman, lihat dulu kaca spion kanan atau kiri untuk memastikan kamu dan pengendara lain aman. Cobalah untuk memperhalus pengereman dan bertahan, dan hindari mengerem secara tiba-tiba.

3. Memberikan lampu sein dengan tepat

Inilah yang kerap kali dikeluhkan oleh pengguna lain, salah memberikan tanda lampu sein. Cobalah untuk memberikan lampu sein beberapa meter sebelum belok, dan pastikan kamu tidak berada di lajur tengah ketika akan belok.

4. Pastikan performa kendaraan baik

Terkadang kita sebagai seorang pengendara wanita kurang memperhatikan hal ini, yakni performa kendaraan yang kita gunakan. Perempuan memang cenderung tidak terlalu tertarik dengan urusan otomotif, namun hal-hal dasar seperti kelayakan rem, lampu utama, lampu sein, dan kondisi ban harus kamu pahami. Pastikan kondisi item-item tersebut dalam keadaan baik agar kamu terhindar dari kecelakaan.

5. Menaati peraturan lalu lintas

Sebelum kamu menggunakan kendaraan pribadi, ada baiknya kamu memahami peraturan lalu lintas agar aman dalam berkendara. Jangan sampai ketika di jalan, kamu melakukan hal-hal yang membahayakan kamu dan pengendara lainnya. Misalnya memakai helm bagi pengendara motor, dan memakai shift belt.

So it's not a gender issue, it's a readiness to drive. For everyone has done wrong on the street. But that's not to say, one of the genders is to blame isn't it?

[Gambas:Audio CXO]

(DIR/MEL)

NEW RELEASE
CXO SPECIALS