Interest | Home

Tidak Cuma Soto atau Gudeg, Inilah Pilihan Sarapan Underrated Yogyakarta

Kamis, 16 Nov 2023 15:31 WIB
Tidak Cuma Soto atau Gudeg, Inilah Pilihan Sarapan Underrated Yogyakarta
Foto: CXO Media/Timotius Manggala
Jakarta -

Liburan ke kota Yogyakarta selalu menawarkan hal baru yang selalu bisa didapatkan, mau berapa kali pun sudah berkunjung ke sana. Salah satunya dari segi kuliner yang memang tidak pernah ada habisnya. Mau yang lebih tradisional atau terhitung makanan "gaul", semuanya bisa dipilih sesuai selera. Namun khusus kali ini, siapa yang suka bingung dalam memilih sarapan di Yogyakarta?

Daripada cuma sarapan di hotel yang pasti itu-itu saja, lebih baik mencoba beberapa pilihan sarapan underrated yang bisa memberikan cita rasa berbeda. Bahkan yang belum pernah kalian temukan sekali pun selama ini.

Pilihan Sarapan Underrated di Yogyakarta

Memilih sarapan di Yogyakarta sebenarnya mudah saja. Kalian bisa menikmati berbagai warung soto atau gudeg yang terkadang hanya saling berjarak puluhan meter saja. Namun, pasti ada rasa bosan terhadap kedua makanan itu karena memang selalu jadi pilihan utama. Itulah kenapa daftar rekomendasi ini diberi label "underrated", karena memang jarang dipilih oleh turis.

1. Capcay Jawa Pasar Kranggan

Sarapan YogyakartaCapcay Jawa Pasar Kranggan/ Foto: CXO Media/Timotius Manggala

Mendengar nama capcay Jawa saja sudah terasa asing. Kenapa ada versi capcay dari Jawa? Padahal seperti yang kita tahu, capcay itu merupakan Chinese food. Namun di Pasar Kranggan, ada menu capcay Jawa dari warung Pecel Bakmi Mbak Yuli.

Nama warungnya sih pecel bakmi, tapi menu paling menarik sudah pasti capcay Jawa dengan bahan dasar kekian yang terbuat dari tepung dan kaldu. Rasanya seperti bakso dengan tingkat gurih yang pas. Teksturnya sendiri tidak terlalu bouncy, jadi lebih mudah digigit. Dimasak dengan gaya tumis kecap lewat dukungan kubis dan seledri, capcay Jawa ini akan semakin nikmat saat disantap dengan pecel bakmi yang membuatnya terasa "Jogja" banget. Tidak salah kalau warung ini gampang ditemui karena selalu dikerumuni pembeli dengan total harga 8 ribu saja.

2. Jenang 8 Rasa Pasar Kranggan

Sarapan YogyakartaJenang 8 Rasa Pasar Kranggan/ Foto: CXO Media/Timotius Manggala

Pasar Kranggan memang tidak pernah kehabisan menu seru. Setelah capcay Jawa, sekarang giliran jenang 8 rasa yang bahkan sudah ditunggu oleh para pembeli saat ibu penjualnya sedang bersiap-siap. Keseruan ini sudah pasti tidak boleh dilewatkan oleh kalian yang lagi main ke Yogyakarta.

Menunya terdiri dari delapan dessert ala Jawa Tengah dan Jawa Timur yang pastinya sudah tidak asing, seperti bubur sumsum, ketan item, kacang hijau, jenang grendul, hingga beberapa lainnya yang bahkan baru saya lihat di warung ini. Tentunya kesempatan untuk mencoba kedelapan jenang itu harus dilakukan dengan harga 10 ribu. Hasilnya? Semuanya menyatu tanpa saling berusaha menjadi yang paling dominan. Rasa manisnya pun terasa pas dengan dominasi tekstur soft sekaligus slimy. Mungkin kombinasi inilah yang membuat jenang 8 rasa di Pasar Kranggan selalu ramai.

3. Siomay Pasar Kranggan

kulinerSiomay Pasar Kranggan/ Foto: CXO Media/Timotius Manggala

Kalau memang lagi malas makan yang terlalu berat atau porsinya terlalu banyak, Pasar Kranggan masih punya satu makanan untuk sarapan yang bisa dicoba. Jika datang dari pintu utama yang tepat di pinggir jalan besar, kalian bisa langsung melihat beberapa lorong masuk ke sisi dalam. Nah, di salah satu sudut lorong itu, ada yang berjualan siomay ala Chinese yang ditaruh di dalam bakul besar. Penjual siomay yang juga menjual bakcang ini memang tidak memilih kios atau spot khusus di Pasar Kranggan sehingga harus lebih teliti di tengah banyaknya penjual dan orang yang lalu-lalang.

Kalian wajib mencoba siomay yang dijual seharga 3 ribu per biji ini. Saat digigit, siomay ini tidak terlalu bouncy dan jauh lebih lembut. Cita rasanya sendiri cukup berbeda dengan siomay ala Chinese yang ada di Jakarta. Minyak wijen dari siomay Pasar Kranggan tidak terlalu kuat, yang membuat rasanya lebih balanced. Perbedaan rasa yang lumayan berbeda ini membuat siomay Pasar Kranggan memberikan first impression yang spesial.

4. Lopis Ngisor Waru

kulinerLopis Ngisor Waru/ Foto: CXO Media/Timotius Manggala

"Ngisor Waru" yang memiliki arti "di bawah pohon waru" ternyata menjadi lokasi tepat untuk berjualan, tepatnya warung lopis. Lopis atau yang biasa kita kenal dengan penulisan "lupis" ini dijual oleh mbah Surat dengan cara yang sederhana. Lopis yang dibungkus daun sudah tersedia untuk ia potong setiap stok di bakul sudah habis. Lalu ketika sudah dibungkus, mbah Surat akan memberikan lelehan gula jawa sebagai cream on top dari makanan ini.

Lopis Ngisor Waru memiliki tingkat manis yang pas dengan rasa lopis yang juga seakan menyambut lelehan gula jawa. Kesederhanaan dari lopis Ngisor Waru ini sebenarnya bisa kalian coba lebih dalam ketika membeli gudangan yang merupakan campuran berbagai sayur, seperti pecel tapi tanpa bumbu kacang. Selain itu juga ada getuk dan tiwul yang melengkapi lopis. Jika memang datang ke Lopis Ngisor Waru, jangan lupa untuk mencoba beberapa menu ini.

[Gambas:Audio CXO]

(tim/alm)

Author

Timotius P

NEW RELEASE
CXO SPECIALS