Interest | Home

Menguji Keabsahan Slogan "Makassar Kota Makan Enak" (Part 2)

Jumat, 03 Mar 2023 17:05 WIB
Menguji Keabsahan Slogan
Kuliner Makassar Foto: Hani Indita - CXO Media
Jakarta -

Merangkum pengalaman pertama saya dalam berwisata kuliner di Makassar, nyatanya satu artikel saja tak cukup untuk membendung perasaan saat mencicipi kuliner lezat kebanggaan suku Bugis ini. Sebagai seorang pribadi yang tak pernah merasakan kenikmatan makanan khas Makassar, ini dia kelanjutan ulasannya!

.Jalangkote/ Foto: Hani Indita - CXO Media

Jalangkote Lasinrang

Seorang kerabat dekat pernah berkata pada saya untuk mencoba kudapan favoritnya di Makassar, jalangkote. Saat bertanya apa itu jalangkote, jawabannya sederhana, pastel versi Makassar. Alhasil, saya menemukan toko jalangkote populer di Ujung Pandang, Jalangkote Lasinrang yang kabarnya sudah berdiri sejak tahun 1985.

Gigitan pertama adalah segalanya. Adonan kulit digoreng garing tapi tidak terasa greasy di bibir, dengan segala isiannya yang berpadu dengan sempurna; bihun, wortel, kentang dan telur, kemudian disempurnakan oleh kehadiran sambal cair yang terasa seperti kombinasi cuka dan cabai-sekarang saya mengerti mengapa teman saya merekomendasikan kudapan ini. Meski terasa sederhana dan familiar, tapi jalangkote baru saja menginjakkan kakinya di deretan snack favorit saya.

Nilai: 10/10

.Nasi Kuning Warung Mobil Ibu Kasma/ Foto: Hani Indita - CXO Media

Nasi Kuning Warung Mobil Ibu Kasma

Umumnya menu satu ini tersedia di pagi hari sebagai santapan lezat sebelum memulai hari. Tapi, ini Makassar-surganya makanan dari A hingga Z yang siap memuaskan perut selama 24 jam. Nasi kuning jadi menu makan malam saya kali ini. Pasti kamu juga bertanya-tanya; nasi kuning ala Makassar, apa sih perbedaannya dengan nasi kuning yang biasa kita temui di pedagang kaki lima hingga restoran mewah?

Ada tiga komponen yang jarang saya temui pada nasi kuning yang pernah saya santap sebelumnya, yakni tahu pedas, potongan kentang kering, serta sayur labu siam. Namun, tak pernah saya duga bahwa kombinasi ini bisa berpadu bersama. Ayam goreng yang diolah dengan rempah khas Makassar terasa sedikit manis namun tetap tidak mengurangi kenikmatannya karena diimbangi dengan rasa pedas. Gurih bertemu pedas-sebuah paduan yang tak pernah terasa salah.

Sebagai pecinta nasi kuning, menu kali ini patut diacungi jempol!

Nilai: 8.5/10

.Pisang Epe/ Foto: Hani Indita - CXO Media

Pisang Epe

Hari terakhir di Makassar membuat tim CXO Media berkelana mengunjungi tempat-tempat yang wajib dikunjungi oleh turis. Pantai Losari, sebagai salah satu tempat ikonik Kota Makassar menjadi destinasi kami untuk bercakap ria dan melepas penat. Suasana Pantai Losari memang paling terasa kehidupannya di malam hari, dengan panggung musik yang terbuka untuk publik beserta deretan jajanan yang bisa dijajah sambil menikmati angin laut dan terang bulan.

Setelah es pisang ijo, pisang epe juga jadi santapan malam yang saya pilih untuk menemani percakapan malam yang hangat. Pisang epe sendiri merupakan pisang kepok bakar yang disajikan dengan kuah gula merah. Namun, sepertinya metode penyajian pisang epe membuat tekstur pisang menjadi sangat kering, atau mungkin memang pisang yang kebetulan saya santap belum terlalu matang hingga kudapan ini tak terasa semenakjubkan itu di lidah.

Nilai: 5.5/10

.Sop Saudara Ta Assauna/ Foto: Hani Indita - CXO Media

Sop Saudara Ta Assauna

Waktu bergerak menuju dini hari, namun rasa lapar belum kian surut. Rasanya masih butuh kudapan yang bisa menemani diri melewati malam sambil bercengkrama dengan rekan sejawat. Disinilah, sabda Kota Makan Enak juga diuji kapasitasnya. Masih adakah yang menyediakan makanan khas Makassar saat hari hampir berganti?

Setelah berkontemplasi, akhirnya saya memutuskan untuk mengunjungi satu restoran yang namanya lumayan terkenal di deretan wisata kuliner malam di Makassar, yakni Sop Saudara Ta Assauna. Diri ini cukup terkejut saat menginjakkan kaki di Sop Saudara Ta Assauna karena pricelist jajaran menu nya terpampang besar dengan satu mangkuk sup yang dibanderol hanya seharga Rp6.000 saja!

Tampilan sop saudara ini selayaknya Coto Makassar, namun ia juga ditemani bihun dan perkedel kentang. Tetapi, jika boleh jujur, saya lebih menyukai sop saudara dibanding Coto Makassar yang sebelumnya saya santap. Rempah yang lebih terasa flavorful ditambah dengan sambal cabai biasa benar-benar membangkitkan selera makan, bahkan, saya menambah porsi sop hingga tiga mangkuk. Tak ada apapun yang terasa aneh di mulut saya, semuanya melebur dengan sempurna. Jika saya berkunjung ke Makassar untuk kedua kalinya, saya berjanji akan berkunjung kembali ke Sop Saudara Ta Assauna.

Nilai: 10/10

Sebagai pribadi yang jarang berwisata kuliner namun picky minta ampun terkait makanan hingga terkadang enggan untuk mencoba sesuatu yang tidak familiar, saya rasa kuliner Makassar secara rasa baik visual, sangatlah mudah untuk diterima di mulut kebanyakan orang. Sehingga, wajar jika banyak yang memuji makanan tradisional khas Makassar hingga merasakan kerinduan jika lama tak bisa menyantapnya. Makassar sebagai "Kota Makan Enak" juga bukanlah sabda kosong. Nyatanya, memang banyak restoran dengan sajian lezat yang siap mengatasi kelaparan selama 24 jam. Jika kamu berkunjung ke Makassar, jangan lewatkan kesempatan wisata kuliner di sana, ya!

[Gambas:Audio CXO]

(HAI/DIR)

Author

Hani Indita

NEW RELEASE
CXO SPECIALS