Setiap hari, tumpukan sampah jadi pemandangan yang akrab di sudut-sudut kota. Tapi di balik itu, ada komunitas yang diam-diam berjuang mengubahnya jadi sesuatu yang lebih bernilai. Menangkap semangat itu, MR.D.I.Y. Indonesia dan T.CARE Foundation memulai langkah baru lewat program "Waste to Empower"—sebuah inisiatif yang menggabungkan edukasi, kolaborasi, dan pemberdayaan komunitas.
Bersama sepuluh pengelola bank sampah di kawasan Jabodetabek, program ini dijalankan selama tiga bulan penuh, demi bisa membantu para penggerak komunitas memperkuat sistem pengelolaan sampah. Program ini juga siap menumbuhkan jiwa kepemimpinan, agar pihak pengelola bank sampah bisa berkembang jadi pusat edukasi dan ekonomi lingkungan.
Kolaborasi Berkelanjutan
"Melalui kolaborasi ini, kami ingin memastikan bahwa upaya menjaga lingkungan juga memberikan manfaat nyata bagi masyarakat," ujar Rika Juniaty Tanzil, Chief Financial Officer MR.D.I.Y. Indonesia. "Bagi kami, keberlanjutan bukan hanya soal lingkungan, tapi juga tentang membangun komunitas yang tangguh dan inklusif."
Menurut data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), hingga pertengahan 2024 sudah ada lebih dari 27 ribu bank sampah di Indonesia—angka yang terus tumbuh seiring program nasional "1 RW 1 Bank Sampah". Tapi angka besar itu juga menandakan tantangan baru: bagaimana memastikan setiap bank sampah punya kapasitas dan dukungan yang cukup untuk bertahan?
Di situlah "Waste to Empower" mencoba hadir. Dalam peluncuran program di Kantor Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur, puluhan pengelola bank sampah ikut serta dalam pelatihan manajemen, edukasi lingkungan, hingga penguatan kepemimpinan komunitas.
Serah terima simbolis program "Waste to Empower". Foto: MR D.I.Y./Istimewa |
"Hari ini kami melihat keyakinan baru bahwa komunitas bisa jadi garda terdepan dalam pengelolaan sampah," kata Hidayatul Gusra, Program Manager T.CARE Foundation.
Tak berhenti di pelatihan, MR.D.I.Y. juga menyalurkan bantuan berupa perbaikan sarana, media pembelajaran, dan paket kebersihan untuk memperkuat operasional bank sampah. Dukungan ini diapresiasi oleh pemerintah daerah. "Program ini menjadikan bank sampah bukan hanya tempat pemilahan, tapi juga pusat pemberdayaan masyarakat," ujar Kuspriyanto, Tenaga Ahli Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta.
Ke depan, Waste to Empower menargetkan lebih dari 200 rumah tangga untuk menerima edukasi pemilahan sampah, pemberian 10 hibah inovasi untuk komunitas dan perempuan penggerak lingkungan, serta peningkatan kapasitas bank sampah hingga 30 persen.
"Perubahan besar selalu dimulai dari langkah kecil di komunitas," tutup Rika. "Kami ingin melahirkan lebih banyak agen perubahan yang membawa dampak positif bagi lingkungan dan masa depan Indonesia."
(cxo/RIA)
Serah terima simbolis program "Waste to Empower". Foto: MR D.I.Y./Istimewa