Insight | General Knowledge

Pemerintah Israel Tutup Kantor Berita Al Jazeera

Selasa, 07 May 2024 15:26 WIB
Pemerintah Israel Tutup Kantor Berita Al Jazeera
Foto: Reuters
Jakarta -

Pemerintah Israel bersepakat untuk mengeluarkan perintah penutupan kantor berita Al Jazeera di negara tersebut, pada Minggu (5/5/24). Pemerintah lantas memblokir semua siaran Al Jazeera, baik melalui televisi kabel maupun satelit, serta memblokir website media tersebut. Keputusan ini dikeluarkan sebulan setelah parlemen Israel mengesahkan aturan yang memperbolehkan Israel untuk menutup media asing yang dinilai mengganggu keamanan.

Israel Tutup Kantor Berita Al Jazeera

Selain menutup kantor Al Jazeera yang berlokasi di Yerusalem, pemerintah Israel bersama aparat kepolisian juga menyita berbagai peralatan seperti kamera, mikrofon, laptop, dan peralatan transmisi. Melalui platform X, Menteri Komunikasi Israel, Shlomo Karhi, mengunggah video momen penggeledahan kantor Al Jazeera bersama aparat kepolisian.

[Gambas:Instagram]

Ironisnya, penutupan Al Jazeera oleh rezim Israel ini bertepatan dengan peringatan Hari Kebebasan Pers Sedunia yang jatuh pada tanggal 3 Mei. Selain itu, penutupan Al Jazeera juga terjadi di saat negosiasi antara Israel dan Hamas sedang berlangsung, di mana Qatar-yang merupakan negara basis Al Jazeera-menjadi salah satu mediator dalam negosiasi tersebut. Dengan demikian, langkah Israel menutup Al Jazeera ini berpotensi meningkatkan tensi dengan Qatar dan mengancam keberlangsungan negosiasi yang sedang berjalan.

Pemerintah Israel yang dipimpin oleh Benjamin Netanyahu memang memiliki sudah lama memiliki sentimen buruk terhadap Al Jazeera. Mereka menuduh media tersebut sebagai "juru bicara Hamas" dan memiliki bias anti-Israel. Sementara itu, Al Jazeera membantah tuduhan tersebut dan mengatakan mereka menjunjung tinggi kode etik dalam semua pemberitaan yang mereka lakukan.

Dalam pernyataan resmi yang diunggah oleh akun Instagram @aljazeeraenglish, Al Jazeera bertekad untuk terus menyediakan berita dan informasi dan akan menempuh jalur hukum untuk tetap bisa melindungi para jurnalis jurnalis serta hak publik untuk mengakses informasi. "Penargetan, pembunuhan, penangkapan, dan intimidasi terhadap jurnalis oleh Israel tidak akan menghentikan komitmen Al Jazeera untuk memproduksi berita, meskipun lebih dari 140 jurnalis Palestina telah terbunuh sejak perang di Gaza berlangsung," tulis mereka.

Langkah Netanyahu dan pemerintahannya dalam menutup Al Jazeera banyak menerima kritik dari aktivis dan jurnalis di seluruh dunia, sebab dinilai mengancam kebebasan demokrasi. Apalagi, sejak konflik dimulai, akses dan keamanan bagi jurnalis yang meliput peperangan menjadi salah satu isu yang mendesak. Dengan menutup media seperti Al Jazeera, pemerintah Israel sekali lagi menunjukkan kekuasaannya untuk melaksanakan genosida.

[Gambas:Audio CXO]

(ANL/DIR)

NEW RELEASE
CXO SPECIALS