Insight | General Knowledge

CXO Talk About: Mempersiapkan Ekosistem Creativepreneur di Masa Depan

Rabu, 31 Jan 2024 17:30 WIB
CXO Talk About: Mempersiapkan Ekosistem Creativepreneur di Masa Depan
(Ki-Ka) Putri Tanjung, Ridwan Kamil, Gibran Rakabuming, dan Gazan Azka Ghafara di CXO Talk About, Hallway Space, Bandung (Selasa, 30/01/2024)/Foto: CXO Media
Jakarta -

Bandung, 30 Januari 2024 - Creative Experience Office (CXO) menyapa langsung para pegiat industri kreatif, entrepreneur, dan masyarakat luas, dalam sebuah gelar wicara "CXO Talk About: Building The Future of Bandung Creativepreneur Ecosystem", di sentra industri kreatif Hallway Space, Kota Bandung, Jawa Barat (Selasa, 30/01/2024).

Gelar wicara yang mendiskusikan proyeksi ekosistem creativepreneur kota Bandung di masa mendatang ini dipandu oleh Putri Tanjung (creativepreneur) dan Ridwan Kamil (founder Urbane Indonesia), dengan melibatkan Gibran Rakabuming (calon wakil presiden Indonesia) dan Gazan Azka Ghafara (founder Zanana Chips) sebagai dua pembicara utama.

Saat membuka acara, creativepreneur sekaligus CEO Trans Digital and Lifestyle Group Putri Tanjung mengungkapkan bahwa, kolaborasi seluruh stakeholder sangatlah diperlukan agar creativepreneur ecosystem di Bandung dan Indonesia bisa tercipta dengan baik.

Sementara itu, founder Urbane Indonesia Ridwan Kamil mengungkapkan bahwa, "Majunya ekonomi suatu daerah itu erat kaitannya dengan skillset, kreativitas, mentality, dan rencana penataan [kota] yang baik, serta didukung oleh kebijakan pemetaan area usaha masyarakatnya."

Seperti diketahui, sektor ekonomi kreatif merupakan salah satu sektor termuda yang berkembang paling cepat di dunia, dengan sumbangan sekitar 3,1% dari PDB global dan 6,2% dari seluruh lapangan pekerjaan. Pertumbuhan ekonomi kreatif yang positif juga dapat mendorong inklusi sosial dan kewirausahaan, khususnya di kalangan perempuan dan pemuda.


Creativepreneur Ecosystem Adalah Kunci
Potensi pertumbuhan ekonomi kreatif di Indonesia, termasuk Bandung sebagai salah satu kota kreatif, memang tampak menjanjikan. The Hallway Space sendiri telah menjadi satu bukti keseriusan dari seluruh stakeholder industri kreatif di Bandung dalam memajukan sektor ekonomi kreatif.

"Ini pertama kali saya masuk Hallway Space, biasanya cuma melihat dari Instagram [atau] Youtube, tapi sekarang langsung beli satu setel [baju dan celana]," kata Gibran di acara CXO Talk About. "Bandung ini salah satu contoh ekosistem kreatif yang baik karena dari yang muda sampai sudah berumur semuanya saling dukung," tambahnya.

Merespon Gibran, Ridwan Kamil yang pernah menjabat sebagai Walikota Bandung dan Gubernur Jawa Barat lalu menjabarkan bagaimana ekosistem kreatif Bandung dapat menjadi tolok ukur di dalam negeri.

"Selain banyak masyarakat yang beraktivitas secara kreatif, Bandung juga memiliki tata kota yang mendukung kreativitas, ditunjang fasilitas pendidikan berkualitas," jelas RK. "Itulah sedikit rahasia yang diterapkan oleh Bandung, sehingga tempat nyaman dan gaul seperti The Hallway Space bisa melahirkan banyak inovasi dan kompetisi," sambungnya.

CXO Talk About yang berlangsung interaktif dengan audiens juga menggali sudut pandang Gazan Azka Ghafara sebagai entrepreneur. "Rasanya siapa pun yang memiliki usaha pasti pernah gagal. Tapi kalau soal 'apa yang bisa membuat kita bertahan' itu mungkin karena dua hal, yakni saat memulai usaha lalu saat mempertahankannya," jawab Gazan kepada seorang audiens yang bertanya.

Menurut founder Zanana yang telah menembus pasar global tersebut, "Selain terpantik oleh kemungkinan profit saat memulai usaha, apa yang menjadi gairah untuk mempertahankannya justru datang dari orang-orang di sekitar kita. Intinya, kita perlu ketekunan, ilmu, dan karakter, sambil terus memerlukan mimpi—yang lebih dari uang."

Namun demikian, apa yang dijelaskan Gazan tidak akan selamanya mulus, jika tidak didukung oleh satu turunan kebijakan yang benar-benar nyata. Oleh karena itu, meski Indonesia telah konsisten mempromosikan ekonomi kreatif selama beberapa tahun ke belakang, kebutuhan akan tercetusnya kebijakan yang lebih mendukung 17 subsektor kreatif dalam negeri juga perlu direalisasikan secepat-cepatnya.


"Kalau kita hitung, UMKM sangat banyak dan telah menyumbang PDB yang banyak. Ada [UMKM] yang sudah mendunia kayak Zanana, ada yang masih rumahan, tapi itulah tugasnya pemerintah yang harusnya bisa meng-inkubasi UMKM kita agar lebih baik secara menyeluruh," sambung Gibran.


Gibran yang tengah mencalonkan diri sebagai calon wakil presiden Indonesia 2024-2029 itu juga menjelaskan, "Ke depannya, kita harus melakukan hilirisasi di sektor produksi UMKM dan ekonomi kreatif, sehingga kita tidak bergantung pada raw material dari luar. Dengan ini nantinya kita akan bisa menciptakan banyak lapangan kerja, karena kreativitas anak-anak muda bisa lebih dilibatkan."

(cxo/alm)

NEW RELEASE
CXO SPECIALS