Insight | General Knowledge

TAKBIR Ep.1: Marhaban Ya Ramadan, Ya Istiqlal

Selasa, 28 Mar 2023 13:00 WIB
TAKBIR Ep.1: Marhaban Ya Ramadan, Ya Istiqlal
Foto: Riz Affrialdi - CXO Media
Jakarta -

Masyarakat Indonesia menyambut libur Hari Raya Nyepi dengan beragam cara. Kalau umat Hindu, khususnya di Bali, beribadah dengan berdiam diri di rumah; merenung kepada Sang Maha Agung dalam keheningan, maka umat Islam yang sama-sama memuji kesucian Tuhan, memilih untuk menyepikan kediaman masing-masing lalu bergegas menuju masjid.

Walaupun berbeda cara, niat keduanya tetap serupa. Yakni, sama-sama merayakan momen keagungan Tuhan. Dalam hal ini, umat Islam sendiri sedang menyambut kedatangan bulan suci Ramadan, yang ditetapkan jatuh tanggal 23 Maret 2023. Tanggal cantik untuk bulan yang baik.

Seperti tahun-tahun sebelumnya, wajah-wajah sumringah kaum Muslim bertebaran setiap menyambut Ramadan. Bedanya, di tahun ini, bulan Ramadan dengan rentetan ibadah di dalamnya dapat dinikmati secara lebih leluasa daripada dua atau tiga tahun ke belakang, di mana COVID-19 menerpa hebat.

Dan, benar saja, terhitung semenjak 22 Maret 2023 atau seusai sidang isbat diselenggarakan, ribuan umat Islam berbondong-bondong mendatangi masjid terdekat, termasuk Masjid Istiqlal di Jakarta pusat. Masyarakat beramai-ramai mendatangi Masjid terbesar se-Asia Tenggara tersebut untuk bisa menunaikan ibadah Ramadan berjemaah.

.Halaman depan Masjid Istiqlal (Kamis, 23/3/23) dipenuhi pedagang dan jamaah./ Foto: Riz Affrialdi - CXO Media

Seperti membalas kerinduan Ramadan yang sempat tertahan    terbatasi aturan protokol kesehatan, sementara dua tahun silam ditutup total selagi pemugaran   Masjid Istiqlal langsung diserbu jamaah yang datang dari berbagai penjuru.

Prosesi ibadah Ramadan di Masjid Istiqlal sendiri diawali solat sunnah tarawih berjemaah, yang dihiasi siraman rohani pra-tarawih oleh Imam Besar Masjid Istiqlal, Prof. Nasaruddin Umar (Rabu, 22 Maret 2023). Sementara di hari pertama puasa, tepatnya malam ke-2 bulan Ramadan 1444 H, gegap gempita ibadah sunnah tarawih tidak kehilangan getarannya. Yang ada, hanyalah antusiasme ibadah jemaah yang semakin mengencang.

Tim CXO Media sendiri kebagian pengalaman berharga di hari pertama puasa tahun ini. Kami diberi kesempatan beraktivitas di sekitaran masjid Istiqlal bersama Prof. Nasaruddin Umar, sejak terang hingga petang-sebuah pengalaman mendamba ilmu yang luar biasa. Kegiatan kami bersama Prof. Nasaruddin Umar, seluruhnya terangkum di dalam Program Ba'da Maghrib, yang akan tayang di kanal YouTube CXO Media di Bulan Ramadan.

Satu kesempatan lain yang membuat kunjungan kami kian berkesan adalah proses buka bersama di selasar Masjid Istiqlal. Bersama ratusan jamaah lainnya, kami membatalkan puasa pertama dengan takjil yang didistribusikan di Masjid Istiqlal, sebelum akhirnya menjalankan sholat maghrib berjamaah.

Ibadah Khusyuk di Istiqlal

Ramadan memang berbeda dari bulan-bulan lainnya. Sebab di momen ini, kawasan Masjid   khususnya Istiqlal   berubah menjadi pusat aktivitas peribadatan kaum muslimin. Menariknya, tiada hal yang tampak mengendurkan niat beribadah mereka. Pun ketika sinar matahari digantikan lampu-lampu indah di sekitar Istiqlal, para jamaah justru semakin banyak berdatangan.

Secara kasat mata, masjid yang memiliki 7 pintu di 7 penjuru ini memang tidak sepi dikunjungi. Hal ini bahkan terlihat seperti satu sikap penyambutan yang matang. Maksudnya, di samping menyambut kedatangan bulan suci Ramadan 1444 H dengan gegap gempita, masyarakat juga seakan menjawab kebijakan Masjid Istiqlal, yang berkesempatan untuk memfasilitasi masyarakat secara lebih total.

Menurut Prof. Nasaruddin Umar, setelah terbatasi COVID-19 dan hanya bisa menampung sekitar 10 ribu jemaah di Ramadan tahun lalu, Masjid Istiqlal yang hadir dengan wajah baru sanggup menampung hingga 150 ribu jemaah, untuk ibadah reguler di bulan Ramadan.

.Akses lift di Masjid Istiqlal untuk jamaah berkebutuhan khusus (Lansia, Ibu Hamil, Difabel). / Foto: Riz Affrialdi - CXO Media

Hal tersebut juga didukung lewat sarana dan prasarana di lingkungan masjid yang sangat memadai. Mulai dari area parkir bawah tanah berkapasitas ribuan kendaraan, ketersediaan ruangan khusus anak, penjajakan ragam kuliner dan UMKM, area perpustakaan, akses beribadah yang ramah difabel, sampai taman-taman cantik yang menyebar di sekitar Istiqlal, semuanya siap menunjang kebutuhan ibadah masyarakat.

Kemudian, untuk ibadah khusus Ramadan sendiri, Masjid Istiqlal secara khusus menghadirkan para pemateri berkualitas wahid. Misalnya puluhan imam, muadzin, dan qori berprestasi dari lintasprofesi, yang akan melancarkan prosesi ibadah tarawih berjemaah di bulan Ramadan.

Tak henti di situ, Masjid Istiqlal yang beroperasi sejak pukul 3 pagi hingga jam 11 malam setiap hari juga menghelat berbagai program bermanfaat selama Ramadan. Ada pengajian setelah 5 solat wajib, kajian-kajian keagamaan oleh Remaja Masjid Istiqlal, Majelis Ta'lim yang menyebar di koridor-koridor masjid, sampai program iktikaf khusus di 10 hari terakhir Ramadan.

.Jamaah Masjid Istiqlal melaksanan solat tarawih (Kamis, 23/3/23)/ Foto: Riz Affrialdi - CXO Media

Tanpa mengurangi sedikitpun penyambutan megah terhadap bukan Ramadan, Masjid Istiqlal, selaku masjid nasional kebanggan Indonesia, dengan ini resmi membuka pintunya terhadap masyarakat yang hendak menyongsong bulan Ramadan dengan aktivitas peribadatan.

Serupa kalimat penyambutan bulan suci yang selama ini kita dengar, "Marhaban Ya Ramadan," Masjid Istiqlal bersama segala kelengkapannya seperti ikut menyapa, "Marhaban Ya Jamaah," bersama segala keindahan manfaat yang tersedia di dalamnya.

Dan, secara tidak langsung, penyambutan-penyambutan rituil ini turut menyiratkan sebuah pesan damai dari umat muslimin dan muslimat   yang memadati Istiqlal di awal bulan Ramadan. "Dengan menyebut namaNya yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Ahlan wa sahlan, ya Ramadan! Semoga Allah senantiasa melimpahkan berkah dan karuniaNya, kepada orang-orang yang menyambut Ramadan dengan sukacita."

[Gambas:Audio CXO]

(RIA/alm)

NEW RELEASE
CXO SPECIALS