Insight | General Knowledge

Ode Untuk Lionel Messi

Senin, 19 Dec 2022 20:27 WIB
Ode Untuk Lionel Messi
Foto: Istimewa
Jakarta -

Lionel Messi, pesepak bola yang tepat pada 18 Desember 2022 telah mengukuhkan namanya sebagai Greatest of All Time (GOAT) di dunia kulit bundar dengan membawa Argentina menjadi juara Piala Dunia 2022. Apa yang Messi lakukan merupakan impian banyak pesepak bola di manapun berada. Membawa negara yang dibela sejak kecil menjadi tim terbaik dan terkuat di dunia bukan perihal mudah. Messi pun jatuh bangun untuk bisa mencapai titik ini. Penghormatan terbaik sudah seharusnya diberikan kepada dia sejak saat ini. Itulah yang coba saya berikan melalui tulisan di bawah ini.

Sang Messiah

Saya mengenal Messi saat ia bermain di Barcelona. Sebenarnya saya termasuk yang telah menyadari bahwa telah lahir salah satu calon pemain terbaik dunia sepanjang masa. Saat itu, Messi yang hadir di tengah-tengah kedigdayaan Ronaldinho selalu berusaha untuk melepas bayang-bayang sang senior yang sudah terlebih dahulu sukses di Brasil dengan juara Piala Dunia 2002 serta Liga Champions 2006 - di mana Messi tidak bisa bermain karena cedera.

Namun apa yang ia lakukan pada tahun-tahun selanjutnya menjadi sulit untuk dibayangkan bahwa telah berhasil dilakukan oleh pemain berbadan kecil ini. Perasaan deg-degan saat melihatnya membawa bola dalam setiap pertandingan perlahan-lahan muncul saat namanya semakin besar. Nomor punggung 10 pun sukses menjadi hak miliknya selama bermain di Barcelona dan tim nasional Argentina.

Saya masih ingat saat berteriak saat ia berhasil mencetak gol ke gawang Manchester United di final Liga Champions 2009. Tentu saya teriak bukan hanya karena ia berhasil mencetak gol saja, tetapi ia menciptakannya dari sundulan - sebuah cara mencetak gol yang langka untuk dirinya sendiri.

Kemudian saat ia berhasil kembali mengalahkan United di final Liga Champions 2011, kebahagiaan melihat ia mengangkat piala terasa sampai ke diri saya sendiri. Pelan tapi pasti, skuad yang diciptakan untuk mendukung Messi bermain sebaik mungkin ini perlahan-lahan pecah. Ya, memang ia bisa kembali mencatatkan empat kali juara Liga Champions tahun 2015. Namun harus diakui di situlah titik terakhir Messi untuk kehebatannya di klub. Sayangnya, kesuksesan yang sama malah tidak sedikitpun menghampirinya di tim nasional.

Tinta Emas di Buku Sejarah

Final Piala Dunia 2014 melawan Jerman telah berhasil ia capai dengan susah payah tanpa adanya dukungan pemain-pemain yang tepat. Kondisi ini membuatnya harus mengakui keunggulan Der Panzer hingga fotonya di depan trofi Jules Rimet menjadi viral. Menjadi olok-olokan karena ia harus gagal meraih juara di sana. Begitu juga saat Copa America 2015 dan 2016. Argentina yang masuk final dengan bertemu lawan yang sama, Chile, juga harus menelan kekalahan yang terhitung memalukan. Messi tidak berkutik saat dihadapkan dengan negara kelas dunia selama bermain di Argentina.

Sifatnya yang lebih pemalu dan cenderung pendiam membuat Messi disebut sebagai pemain hebat yang tidak mampu memompa semangat tim. Ban kapten yang dipasang di lengan malah hanya berarti simbolis karena kebetulan saja ia menjadi yang paling jago di Argentina. Namun mentalitas Messi perlahan-lahan berubah, berbarengan dengan pergantian generasi pemain Argentina.

Messi tidak lagi terlihat sebagai sosok yang lembek. Copa America 2021 menjadi buktinya. Ia membuktikan bahwa keputusannya untuk kembali bermain di tim nasional setelah sempat pensiun dini sudah sangat tepat. Ia berhasil menjadi aktor utama dari kehebatan tim ini dengan mengalahkan rival abadi, Brazil, hingga membuat Neymar menangis.

Namun puncak pemain sepak bola tidak lain tidak bukan ada di panggung Piala Dunia. Dan Messi berhasil mencapai titik itu lagi, dengan membuka kesempatan baru dengan masuk ke final Piala Dunia 2022. Hampir semua orang ingin melihat bagaimana sosok pemain terbaik dunia yang selalu disandingkan dengan Ronaldo ini mengangkat trofi Jules Rimet. Saya juga menjadi salah satu yang ingin melihat langsung kesempatan sekali dalam seumur hidup ini.

Walhasil, semua ketegangan dan keseruan yang terjadi pada malam final di Qatar menjadi tidak sia-sia karena pada akhirnya, Messi telah berhasil mewujudkan impian banyak pesepakbola, dan impiannya sendiri. Messi sudah menamatkan sepak bola dengan melengkapi seluruh trofi yang bisa ia dapatkan sepanjang kariernya. Apa yang Messi capai pada malam itu menimbulkan kelegaan sendiri bagi saya. Perdebatan siapa GOAT dalam dunia sepak bola modern sudah selesai. Bayangan Messi menjadi juara Piala Dunia juga sudah saya saksikan secara langsung. Tinta emas sepak bola kembali dituliskan Messi di buku sejarah sepak bola. Sekarang, Messi, apa yang mau kamu lakukan lagi?

[Gambas:Audio CXO]

(tim/DIR)

Author

Timotius P

NEW RELEASE
CXO SPECIALS