Selama bertahun-tahun beroperasi, iklan sebelum video YouTube dimulai maupun di tengah-tengah video bukanlah suatu yang mengherankan bagi para pengguna platform streaming raksasa ini. Seperti yang sudah diketahui, iklan yang hadir di video-video YouTube merupakan salah satu metode bagi para content creator dalam memonetisasi hingga menghasilkan uang dari konten yang telah diunggah, dan juga merupakan salah satu upaya YouTube dalam mempertahankan platformnya.
Jika kamu pengguna setia YouTube, pasti akrab dengan video ads yang biasanya hanya muncul dua kali dengan durasi minimal 6 detik atau lebih. Untuk video iklan yang berdurasi lebih lama, YouTube menyediakan tombol 'skip ad' yang bisa ditekan setelah beberapa detik video diputar.
Namun, dalam dua bulan ke belakang, beberapa pengguna YouTube mulai menyadari bahwa iklan yang diperlihatkan YouTube telah berkembang dari segi kuantitas maupun durasi, terlebih dalam format yang tidak dapat di-skip. Meski tak terpampang dalam semua video maupun pada semua pengguna, namun tidak sedikit yang mulai menyadari perubahan yang ada di YouTube. Isu ini dapat dilihat dari keluhan yang diunggah melalui cuitan di Twitter, di mana seorang user membagikan pengalamannya mendapatkan lima buah iklan dalam satu video yang tidak dapat di-skip.
Cuitan tersebut mendapat respons langsung dari TeamYouTube yang menyatakan bahwa iklan-iklan tersebut merupakan bumper ads, sebuah format iklan singkat yang muncul sebelum video dimulai.
Memang, iklan non-skippable ini tidak berdurasi panjang. Tetapi, video berdurasi 6 detik yang dikompilasi hingga bertotal 10 iklan yang tak bisa di-skip, meskipun kontennya variatif? Ujung-ujungnya sama saja seperti menonton commercial break di TV selama 1 menit.
Menyikapi hal ini, YouTube mengeluarkan pernyataan bahwa 'eksperimen' kecil-kecilan mereka dengan periklanan akhirnya telah sampai di penghujung waktu. Melansir 9to5 Google, "A YouTube spokesperson has confirmed to 9to5Google that these expanded "ad pods" that showed an expanded number of ads was a part of a "small experiment" that has since "concluded."
Berikut adalah pernyataan resmi lebih lanjut dari YouTube:
At YouTube, we're focused on helping brands connect with audiences around the world, and we're always testing new ways to surface ads that enhance the viewer experience. We ran a small experiment globally that served multiple ads in an ad pod when viewers watched longer videos on connected TVs. The goal is to build a better experience for viewers by reducing ad breaks. We have concluded this small experiment.
Ilustrasi YouTube/ Foto: Pexels |
Perihal 'ad pods' ini sebenarnya mulai dikenalkan ke pengguna pada tahun 2018 dalam kuantitas yang lebih sedikit dan bertujuan untuk menampilkan jumlah iklan yang dibutuhkan tanpa mengganggu video yang lebih panjang. Pada akhirnya, YouTube menegaskan bahwa pengalaman pengguna dalam mengakses platform merupakan prioritas utama, dan mengurangi jeda iklan adalah bagian dari tujuan tersebut.
Sebenarnya, sudah ada plug in atau extension untuk browser yang bisa di unggah secara cuma-cuma seperti AdBlock agar pengguna YouTube berhenti diselipkan iklan membosankan yang mau tak mau harus ditonton di tengah video diputar. Namun, metode ini tidak bisa jadi solusi utama bagi mereka yang mengakses YouTube di perangkat lain seperti TV, tablet, ataupun smartphone.
Pada satu sisi, apakah 'eksperimen' yang dinyatakan YouTube ini merupakan salah satu taktik khusus dalam mempromosikan YouTube versi berbayar yakni YouTube Premium? Secara, jika pengguna YouTube mengubah akunnya menjadi Premium, keuntungan yang didapat salah satunya adalah terbebas dari iklan-iklan yang merajalela.
Would this just be a bump in the road for YouTube, or a call for us to find another accessible, reliable, ad-free (or at least non-annoying ads) streaming platform?
(HAI/DIR)