Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) lagi-lagi membuat masyarakat heran karena ulah dan pernyataannya perihal kebocoran data yang terjadi belakangan ini. Sebelumnya diberitakan ada sebanyak 1,3 miliar data pendaftaran kartu SIM telepon di Indonesia diduga bocor dan dijual secara online. Masalah ini pun membuat masyarakat murka karena sudah menjadi korban akan kelalaian kinerja Kominfo.
Pada 4 September 2022, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Johnny G. Plate, mengatakan bahwa kita diharuskan bertanggung jawab untuk menjaga keamanan identitas kita sendiri dengan sering-sering mengganti password agar lebih aman. Yang membuat masyarakat semakin heran adalah ketika Menteri Johnny mengimbau masyarakat juga harus selalu mengganti One-time password (OTP) guna mencegah kebocoran data pada semua platform digital pada semua perangkat. "One-time password (OTP) itu harus selalu diganti sehingga kita bisa jaga, agar tidak bisa diterobos," ujar Johnny.
Lucunya, imbauan penggantian OTP itu saja sudah cukup mengherankan. Pasalnya, OTP adalah kode verifikasi atau kata sandi sekali pakai yang terdiri dari beberapa digit karakter yang unik. Sehingga, OTP memang pada dasarnya tidak bisa diubah-ubah secara mandiri oleh si pengguna. Sebab OTP merupakan salah satu langkah keamanan yang membuat identitas atau password di platform digital menjadi lebih aman.
Menanggapi pernyataan dan imbauan ini, pakar keamanan siber dari Vaksin.com, Alfons Tanujaya mengatakan masyarakat tanpa diimbau untuk menjaga keamanan identitas, apapun bentuknya sudah pasti akan melakukannya. Ditambah lagi, Alfons juga menjelaskan bahwa mengubah password mau sebanyak apapun tidak akan menjamin pemilik akun tak akan diretas oleh hacker.
Jadi, imbauan dari Kominfo ini apabila dipikir-pikir lagi sejujurnya tidak memiliki manfaat atau pengaruh yang signifikan untuk masyarakat selaku korban dari masalah ini semua. Justru malah terdengar cukup konyol dan tidak membantu sama sekali.
(DIP/DIR)