Memegang kursi Editor-in-Chief Vogue selama 37 tahun, Anna Wintour akhirnya meninggalkan kursi 'panas' yang terkenal di dunia fashion itu pada Kamis (26/6) lalu. Meskipun mengundurkan diri menjadi kepala editor, Anna sendiri tidak akan meninggalkan Condé Nast sepenuhnya.
Dia akan tetap menjabat sebagai kepala konten perusahaan dan direktur editorial global Vogue siapapun yang mengambil kendali majalah tetap akan melapor padanya. Artinya dia yang akan menggantikannya, akan berada di bawah Wintour.
Pewaris ini juga akan menjadi wajah baru dari Vogue dan semua mata akan tertuju padanya. Namun pengaruh Wintour terlalu kuat, sehingga banyak ekspektasi kepada penggantinya terutama para pecinta fashion di seluruh dunia.
Pertanyaannya, siapa yang akan mewarisi kursi legendaris Vogue ini?
![]() |
Kandidat Terkuat Pemimpin Redaksi Vogue yang Baru
Dikutip Forbes, hanya ada tiga kandidat terkuat yang kemungkinan akan bertarung memperebutkan pekerjaan yang paling didambakan oleh para jurnalis fashion di seluruh dunia ini. Ketiganya adalah perempuan, mereka memiliki pengaruh, pengalaman editorial, dan yang terpenting adalah mempunyai kepercayaan diri tinggi mengambil pekerjaan tersebut.
Salah satunya adalah Amy Astley, pemimpin redaksi Architectural Digest. Orang-orang sepertinya memprediksi ia merupakan kandidat terkuat yang akan naik 'tahta'. Prediksi ini tak lain karena Astley pernah membantu Wintour untuk meluncurkan Teen Vogue.
Kandidat lainnya adalah Chioma Nnadi, perempuan kulit hitam pertama yang memegang peran editorial senior di Vogue dan EIC British Vogue saat ini. Sama seperti halnya Wintour, Nnadi memiliki andil besar dalam majalah itu karena dia sudah bekerja selama hampir 10 tahun. Berkat karya-karya tulisannya yang dimuat di Vogue, sorotan ke majalah fashion terkemuka itu tidak pernah padam.
Lalu kandidat terakhir adalah Kate Betts, yang merupakan direktur mode di Vogue dari tahun 1991-1999. Sebelum pindah ke Harper's Bazaar, dia telah digadang-gadang akan menjadi penerus Wintour. Walaupun Betts kini masih menjadi editor lepas dan tak lagi berada di Condé Nast , tetapi kemungkinan dia naik menjadi kandidat kuat tidak bisa diremehkan.
Berbeda dengan pendapat penulis dan jurnalis Amy Odell yang pernah menerbitkan biografi Wintour berjudul Anna pada tahun 2022 lalu. Odell mengatakan, Wintour kemungkinan akan memilih seseorang dari keluarga Vogue atau Condé Nast.
"Jika kamu melihat sejarah suksesi Vogue, itulah yang terjadi ketika pemimpin redaksi berganti. Jadi ketika Anna menjadi pemimpin redaksi pada tahun 1988, ia pernah menjadi direktur kreatif Vogue Amerika dan juga pemimpin redaksi Vogue Inggris. Pendahulunya, Grace Marabella yang sudah lama bekerja di Vogue juga naik untuk menggantikan Diana Vreeland. Jadi dugaan saya, orang (kandidat) yang bertanggung jawab adalah orang dalam," kata Odell dikutip People.
Odell pun berpendapat kemungkinan yang akan mengambil alih kursi Wintour adalah editor Vogue.com, Chloe Malle atau kepala konten editorial Vogue Inggris, Chioma Nnadi.
![]() |
Di Balik Pengunduran Diri Anna Wintour
Sebagai pecinta fashion, kamu pasti mengetahui betapa pengaruh Wintour di industri tersebut sangat kuat. Ketika perempuan berumur 75 tahun itu mengumumkan pengunduran dirinya, semua pun mempertanyakan keputusannya tersebut setelah hampir 4 dekade bersama Vogue.
Namun, Wintour dengan santai menjawab bahwa dirinya hanya ingin mendukung para editor muda untuk lebih banyak berkreasi dan memajukan industri fashion ke arah yang lebih baik. Dia mengatakan, siapapun yang berkecimpung di bidang kreatif tahu, bagaimana pentingnya untuk tidak pernah berhenti berkarya.
"Sekarang, saya merasa bahwa kesenangan terbesar saya adalah membantu generasi editor yang bersemangat untuk terjun ke lapangan dengan ide-ide mereka sendiri, didukung oleh pandangan baru yang menarik tentang seperti apa sebuah perusahaan media besar. Dan itulah tipe orang yang sekarang perlu kita cari untuk menjadi HOEC untuk US Vogue," ujarnya.
Dia pun memastikan, bahwa tanggung jawabnya di Vogue masih tetap sama, termasuk memberikan perhatian yang sangat dekat dengan industri mode dan kekuatan budaya kreatif yang merupakan Met Ball dan memetakan arah Vogue Worlds di masa mendatang.
"Tidak perlu dikatakan lagi bahwa saya berencana untuk tetap menjadi kepala editor dan berada di Vogue untuk selamanya. Namun saya sangat menantikan untuk bekerjasama dengan seseorang baru yang akan menantang, memberi inspirasi, dan membuat kita berpikir tentang Vogue dalam berbagai perspektif yang orisinial," ungkap Wintour.
Meski semua masih dugaan dan prediksi, namun siapapun yang akan menduduki jabatan itu, dia akan menjadi pusat dari dunia mode dunia. Kemungkinan juga dia akan dibanding-bandingkan dengan Wintour karena kesuksesannya menjaga identitas Vogue yang bergengsi dan dihormati di seluruh dunia.
Mari kita tunggu siapa yang akan memberikan angin segar di Vogue usai turunnya Anna Wintour ini.
(DIR/DIR)