Interest | Fashion

Mengenal Gerakan "Slow Fashion" dan Dampaknya Terhadap Lingkungan

Kamis, 24 Aug 2023 17:30 WIB
Mengenal Gerakan
Foto: Pexels: Ron Lach
Jakarta -

Dengan mulai banyaknya kesadaran yang terbangun akan sustainability dalam dunia fashion, kini memang sudah banyak sekali brand yang mulai bergerak dalam upaya melestarikan lingkungan dalam pendekatan mereka dalam bisnisnya. Bahkan, santer terdengar istilah slow fashion yang menawarkan cara baru dalam memandang dan mengonsumsi produk fashion.

Slow fashion merupakan sebuah istilah yang dipopulerkan oleh Kate Fletcher, seorang penulis dan aktivis desain. Istilah ini merujuk pada sebuah movement yang mendorong pendekatan konsumsi fashion yang lebih environmentally conscious. Slow fashion adalah alternatif dari fast fashion yang dikenal dengan produksi pakaian murah dalam jumlah besar secara cepat, tanpa memperhatikan dampak lingkungan maupun sosial.

Namun sebaliknya, slow fashion justru mengutamakan kualitas, daya tahan, dan cara produksi yang etis. Pendekatan yang dimiliki oleh slow fashion juga sangat menyeluruh—dengan mempertimbangkan siklus hidup suatu pakaian. Mulai dari bahan yang digunakan, limbah yang diproduksi, hingga pembuangan dari pakaian tersebut.

Mengenal Karakteristik Slow Fashion

Quality over quantity
Slow fashion biasanya mengutamakan kualitas dibandingkan kuantitas. Berbeda dengan fast fashion yang selalu memproduksi pakaian dalam jumlah besar, slow fashion justru hanya memproduksi sedikit dengan kualitas yang tentunya lebih baik. Hal ini mendorong konsumen untuk berinvestasi pada pakaian yang lebih berkualitas dan tahan lama, dibandingkan membeli pakaian murah yang hanya dapat dipakai beberapa kali saja.

Ethical production
Slow fashion mempromosikan penggunaan metode produksi yang etis dengan memprioritaskan perlakuan adil terhadap seluruh pekerja dan penggunaan bahan dengan proses yang sustainable. Contohnya adalah dengan penggunaan serat organik dan alami serta pengurangan bahan kimia dalam memproduksinya.

Local production
Slow fashion juga biasanya mendorong produksi dan perajin lokal. Dengan mendukung produsen lokal, kita dapat mengurangi jejak karbon terkait transportasi dan mendukung ekonomi lokal.

Minimalist
Slow fashion mempromosikan pendekatan desain yang lebih minimalis, di mana konsumen didorong untuk hanya membeli apa yang mereka butuhkan dan fokus pada pakaian yang timeless dan serbaguna agar dapat dipakai selama bertahun-tahun.

Upcycling and recycling
Tentunya, slow fashion juga mempromosikan upcycling dan recycling bahan untuk mengurangi limbah dan memperpanjang siklus hidup pakaian.

Dampak slow fashion terhadap lingkungan
Fashion merupakan salah satu industri yang berkontribusi besar dalam penghasilan polusi di dunia dengan menghasilkan emisi gas, produksi limbah dalam jumlah besar, dan faktor lainnya. Sedangkan, pendekatan slow fashion yang memproduksi pakaian dengan jumlah sedikit namun lebih tahan lama tentu dapat mengurangi limbah.

Slow fashion yang mengutamakan kualitas dibandingkan kuantitas juga dapat berpengaruh pada konsumen agar dapat lebih menghemat biaya dalam mengeluarkan uangnya untuk membeli pakaian. Dengan bahan yang berkualitas dan tahan lama, slow fashion dapat membantu seseorang untuk mengenakannya dalam jangka panjang. Meskipun memang biasanya produk slow fashion memiliki harga yang sedikit lebih mahal dibandingkan fast fashion yang menggunakan bahan dengan kualitas tidak sebanding, seseorang yang mengeluarkan uangnya untuk membeli produk slow fashion justru secara tidak langsung sudah berinvestasi dalam pakaian yang berkualitas tinggi dan lebih tahan lama.

Perkembangan slow fashion memang memiliki daya tarik tersendiri karena generasi muda kini sudah semakin menyadari penting keberlanjutan lingkungannya serta asal usul dari sebuah brand yang mereka kenali. Membeli lebih sedikit tetapi dengan kualitas lebih baik yang bertahan lebih lama adalah tujuan dari gerakan ini.

(DIP/alm)

NEW RELEASE
CXO SPECIALS