Insight | Business & Career

AI dan Perannya dalam Berbelanja

Kamis, 13 Jan 2022 14:06 WIB
AI dan Perannya dalam Berbelanja
Foto: PEXELS
Jakarta -

Peningkatan teknologi pada masa kini memudahkan banyak aspek kehidupan, salah satunya adalah bagaimana cepat dan fleksibelnya orang-orang untuk melakukan transaksi tanpa perlu ada di dalam toko. Dengan meningkatnya pertumbuhan belanja online di e-commerce dan berbagai macam barang ada di sana, membuktikan bahwa kemudahan akses ini tersedia untuk hampir semua lapisan masyarakat baik ke atas, menengah, maupun ke bawah.

Sekarang dimana saja kita bisa membeli sesuatu, memilih mau diantar kemanakah barang tersebut, dan bagaimana proses transaksinya akan dilakukan. Pengalaman berbelanja yang sudah mudah pada saat ini, terus berkembang dan dibuktikan dengan perkembangan berbelanja online di Cina mengalami peningkatan sebanyak 25 persen setiap tahunnya dalam 7 tahun terakhir dan meraih US$1.9 triliun di tahun 2020.

Salah satu pelopor e-commerce di dunia seperti Amazon, sangat mengedepankan penggunaan teknologi yang terus berkembang untuk mempermudah pelanggannya melakukan transaksi di platform-nya. Walaupun belum ada yang mengalahkan kecepatan perkembangan belanja online secepat di Cina, tetapi negara-negara barat sudah mulai mempelajari ekosistem yang diterapkan oleh perusahaan-perusahaan besar di Cina seperti Alibaba atau Tencent. Dengan perkembangan Artificial Intelligence atau AI, dimana komputer atau robot memiliki kemampuan daya kecerdasan berpikir seperti manusia biasa. Bantuan AI dalam pengalaman berbelanja ini dapat menawarkan pelanggan untuk jasa dan produk yang lebih personal sehingga pelanggan tidak perlu lagi menyaring apa yang ingin dicari sehingga menjadikan pengalaman belanja lebih unik dan adanya ikatan yang dibangun antara satu platform dengan pelanggan itu sendiri. Rekomendasi produk ini berdasarkan apa yang disukai, riwayat pembelian, kebutuhan pelanggan bahkan sebelum mereka sendiri tahu mereka membutuhkan produk atau jasa tersebut. Dengan ketidaksadaran bahwa ada hal-hal yang dikonsumsi sebelum para pelanggan sadar ini disebut sebagai diderot effect, dimana pelanggan akan melakukan pembelian secara impulsif di luar dari rencana awal.

Keberadaan AI dalam pembelanjaan ini tentunya masih memiliki banyak kekurangan. Kecanggihan AI tetap tidak bisa mengalahkan interaksi manusia sesungguhnya apalagi untuk pengguna pertama kali yang tidak pernah menggunakan fitur tersebut. Perusahaan yang menggunakan jasa AI ini juga bisa dikaitkan dengan hilangnya kontrol manusia sesungguhnya yang disebabkan oleh bagaimana banyak data yang harus dibagi dari sisi pelanggan. Transparansi data ini merupakan hal yang sensitif karena sudah banyak data yang diperjual-belikan atau serangan keamanan cyber. Dengan adanya AI pun berkurangnya lowongan pekerjaan dikarenakan sudah banyak perusahaan yang memilih untuk menggunakan AI dibanding manusia sesungguhnya.

[Gambas:Audio CXO]

(DIG/DIR)

NEW RELEASE
CXO SPECIALS