Batik adalah teknik seni pewarnaan yang telah ada ratusan abad di tanah Nusantara dan memiliki filosofi untuk menyampaikan sebuah cerita dalam secarik kain yang digambar menggunakan malam. Bukan hanya bercerita tentang Indonesia, goresan batik pun mampu menggambarkan kecantikan wilayah di Selatan Spanyol bernama Andalusia oleh seorang seniman asal wilayah itu, Rocío Tovar
Melalui pameran Andalucia Blooms in Batik Art, Rocío Tovar ingin memperkenalkan Andalusia, sebuah wilayah yang menjadi rumah bagi pertemuan budaya Islam, Kristen, dan Yahudi, lewat goresan kuas dan canting berisi malam. Pemeran ini pun bukan hanya sekadar memamerkan karya seni, tetapi juga sebuah 'jembatan' untuk merayakan ikatan mendalam antara Indonesia dan Spanyol melalui warisan seni, kreativitas, dan pengaruh Islam.
Lukisan batik Centre Pompidou, Málaga karya Rocío Tovar/ Foto: Dian Rosalina - CXO Media |
Kecantikan Al-Andalus di Atas Kain Batik
Dalam event Andalucia Blooms in Batik Art yang diadakan di The Orient Hotel, Selasa (16/9), Rocío Tovar bercerita bagaimana proses kreatif membuat lukisan-lukisan batik tidak datang satu atau dua bulan, namun bertahun-tahun, ketika pertama kali ia mempelajari batik dari seseorang di Nepal dan mendalami teknik membatik di Bali.
"Saya belajar bahwa dalam batik, tidak ada benar atau salah. Batik menggunakan kekuatan, tekanan, dan kain yang menyerap warna di tempat yang diperlukan-bukan hanya di tempat yang kita pilih. Itu yang membuat saya tertarik, karena setelah menjelajahi banyak teknik, saya mengerti bahwa batik justru membebaskan," kata Rocío.
Dia pun menambahkan, bahwa batik bukan sekadar teknik melukis kain, tetapi sebuah identitas leluhur, bagian dari ritual hidup, spiritualitas, dan hadir dalam kehidupan sehari-hari. Lewat batik, Rocio ingin memperkenalkan Andalusia yang punya warna berbeda, warisan unik, dan peninggalan penting dalam sejarah Eropa. Adapun lukisan tersebut antara lain:
- La Alcazaba, Malaga
- La Alhambra, Granada
- La Giralda, Sevilla
- La Torre del Oro, Sevilla
- La Línea de la Concepción, Cádiz
- Masjid-Katedral (Mezquita-Catedral), Córdoba
- Centre Pompidou, Málaga
- El Tajo de Ronda, Málaga
- Estepona, Málaga
-Casares, Málaga
-Sabinillas, Málaga
- Tarifa, Cádiz
"Warisan ini lahir dari lebih dari tujuh abad kisah panjang, meninggalkan monumen-monumen luar biasa: masjid-masjid di Cordoba, Alhambra di Granada, Giralda di Sevilla, dan banyak lagi. Tetapi Andalusia bukan hanya masa lalu, ia juga masa kini dan masa depan. Kota-kota modern, ruang-ruang kontemporer, hidup berdampingan dengan desa-desa kecil nan indah, tempat identitas Andalusia tetap terjaga. Inilah Andalusia yang ingin saya hadirkan kepada kalian," ungkapnya.
Perihal pengerjaan 12 karya lukisan kain batik yang dikerjakannya, Rocío mengungkapkan dia mengerjakan satu kain selama 3 minggu lamanya, mulai dari menggambar desain, membatik, pencelupan, hingga berakhir menjadi kain batik yang cantik. Perempuan yang lahir di La Linea de la Concepcion ini pun mengaku benar-benar menggunakan teknik membatik khas Indonesia yang menggunakan malam hingga pencelupan menggunakan wax, persis seperti yang dilakukan para perajin di Yogyakarta dan Surakarta.
"Untuk menambahkan warna indigo, setiap bagian harus diberi lapisan khusus. Seperti yang bisa Anda lihat, bagian ini berwarna merah, dan bagian ini biru. Misalnya, jika saya ingin menambahkan warna biru, saya harus melapisinya dengan malam (wax), lalu menutupinya lagi dengan merah, dan kemudian menutupinya lagi. Saya juga menggunakan malam dan warna putih. Dan pada akhirnya, semua malam itu harus dihilangkan. Prosesnya cukup berat, kamu tahu pasti sudah paham caranya, jadi memang harus dihapus lagi dengan cara khusus. Untungnya pengeringannya cepat karena saya mengerjakannya saat musim panas," kata Rocío kepada CXO Media.
Lukisan kain batik La Giralda, Sevilla dan La Línea de la Concepción, Cádiz karya Rocío Tovar/ Foto: Dian Rosalina - CXO Media |
Sebagai Promosi ke Andalusia
Sementara itu, Andalucía Blooms in Batik Art lebih dari sekadar pameran, tapi sebuah promosi untuk berwisata ke Andalusia. Bagi wisatawan Indonesia, Spanyol menawarkan berbagai pengalaman di mana warisan Islam dan keindahan modern berpadu harmonis. Kamu bisa menjelajah Masjid-Katedral Córdoba, mengagumi Alhambra di Granada, atau mendaki Giralda di Sevilla-semuanya merupakan Situs Warisan Dunia UNESCO. Selain ikon tersebut, terdapat kota-kota benteng di Aragón, garis pantai Mediterania di Valencia, serta kastil dan medina bergaya Andalusia yang tersebar di seluruh negeri.
Spanyol juga menyambut wisatawan Muslim dengan infrastruktur ramah Muslim yang terus berkembang, mulai dari akomodasi hingga paket perjalanan yang disesuaikan. Selama berabad-abad, Andalucía di Spanyol selatan telah menjadi titik temu berbagai budaya-sebuah tanah di mana tradisi Islam, Kristen, dan Yahudi hidup berdampingan dan berkembang, meninggalkan warisan luar biasa. Kini, melalui bahasa Batik, salah satu bentuk seni paling ikonik di Indonesia, kisah Andalucía kembali mekar.
"Andalucía adalah tempat di mana budaya selalu bertemu dan tumbuh bersama. Melalui pameran di Jakarta ini, kami ingin menunjukkan bahwa ketika Spanyol dan Indonesia terhubung, keindahan bermekaran dengan cara yang melampaui batas negara," ujar Marta Fernández Martín, Direktur Dewan Pariwisata Spanyol untuk Asia Tenggara, Australia, dan Selandia Baru.
Dewan Pariwisata Spanyol bekerja sama dengan Fundación Las Fuentes, sebuah lembaga yang berfokus melestarikan warisan Al-Andalus. Dr. Bárbara Ruiz-Bejarano, perwakilan yayasan di Jakarta, menekankan pentingnya membangun jembatan dengan audiens Indonesia yang sebagian besar merupakan muslim.
"Indonesia adalah negara Muslim dengan populasi terbesar di dunia, rumah bagi hampir 300 juta orang yang memiliki minat besar terhadap budaya Islam. Spanyol tidak hanya menawarkan harta karun terkenal seperti Córdoba, Granada, atau Sevilla, tetapi juga kekayaan warisan yang luar biasa di wilayah seperti Aragón dan Valencia. Misi kami adalah memperluas pengetahuan ini dan mengundang wisatawan untuk merasakan seluruh spektrum warisan Al-Andalus," ujarnya.
Dr. Ruiz-Bejarano mengatakan ini juga merupakan proyek unggulan Fundación Las Fuentes, Red de Medinas Andalusíes (Jaringan Kota Andalusia), melestarikan hampir 4.000 situs di seluruh Spanyol yang merekam warisan ini.
"Pasar wisata Muslim adalah salah satu yang tumbuh paling cepat di dunia. Dengan menampilkan Al-Andalus, Spanyol tidak hanya berbagi sejarahnya tetapi juga terhubung secara bermakna dengan wisatawan yang mencari destinasi inklusif, ramah keluarga, dan kaya akan warisan budaya," tutup Dr. Ruiz.
(DIR/DIR)
Lukisan batik Centre Pompidou, Málaga karya Rocío Tovar/ Foto: Dian Rosalina - CXO Media
Lukisan kain batik La Giralda, Sevilla dan La Línea de la Concepción, Cádiz karya Rocío Tovar/ Foto: Dian Rosalina - CXO Media