Interest | Art & Culture

Ragam Karya Kontemporer di Pameran ICAD 12

Kamis, 20 Oct 2022 17:40 WIB
Ragam Karya Kontemporer di Pameran ICAD 12
Pembukaan Indonesian Contemporary Art and Design (ICAD) yang ke-12 Foto: CXO Media - Anastasya Lavenia
Jakarta -

Pada hari Rabu malam (19/10), pameran Indonesian Contemporary Art and Design (ICAD) yang ke-12 akhirnya dibuka di grandkemang, Jakarta Selatan. ICAD sendiri telah menjadi salah satu event yang dinanti-nanti, karena merupakan satu-satunya pameran berskala besar yang menginisiasi sinergi dan kolaborasi antara berbagai pelaku kreatif. Dengan mengusung tema "Fragmenting Yesterday, Reshaping Tomorrow", ICAD 12 mengajak para partisipan untuk mengeksplorasi kemungkinan-kemungkinan dalam tatanan dunia baru pasca-pandemi.

Pameran tahun ini dikuratori oleh dua kurator muda yaitu Amanda Ariawan dan Prananda L. Malasan. "Pameran ini tidak hanya melibatkan seniman, tapi juga desainer, arsitek, dan sebagainya. Jadi tantangannya adalah bagaimana partisipan dari beragam background ini bisa berkolaborasi untuk menghadirkan berbagai karya seni," ucap Amanda dalam konferensi pers yang digelar pada sore hari. Pembukaan pameran ini juga semakin meriah berkat kehadiran dari Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno, dan juga Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif DKI Jakarta, Andika Permata.

.Pembukaan ICAD 12/ Foto: CXO Media - Anastasya Lavenia

ICAD tahun ini melibatkan 59 partisipan lintas disiplin yang datang dari bermacam-macam latar belakang; pelukis, pematung, desainer grafis, desainer interior, fotografer, sutradara film, dan kreator lainnya. Mereka berasal dari berbagai daerah dan negara, di antaranya Jakarta, Yogyakarta, Bali, Prancis, Inggris, dan Rusia. Karya-karya mereka terbagi dalam 5 kategori, yaitu Special Appearance, In Focus, Featured, Open Submission, dan Collaboration. Semua karya-karya yang dipamerkan menawarkan gagasan-gagasan yang kritis dan imajinatif mengenai berbagi topik-mulai dari sejarah, lingkungan, teknologi, hingga budaya.

Melihat Masa Lalu, Membayangkan Masa Depan

Sesuai tema, ragam karya kontemporer yang dipamerkan di ICAD 12 memantik para pengunjung untuk merefleksikan keterkaitan antara masa lalu dengan berbagai kemungkinan di masa depan   baik dari sisi personal maupun dalam konteks yang lebih luas. Sejarah menjadi salah satu topik yang banyak diangkat oleh para partisipan. Salah satu contohnya adalah instalasi The Banda Journal dari Muhammad Fadli, Fatris MF, dan Jordan Marzuki yang mengangkat peninggalan kolonial dan eksploitasi rempah di Pulau Banda.

Sementara itu, karya berjudul Tapis Magique dari Irmandy Wicaksono mengajak kita untuk membayangkan teknologi tekstil di masa depan. Dengan latar belakangnya di bidang engineering, Irmandy bereksperimen dengan tekstil untuk mengubah gerakan menjadi musik. Karya ini terinspirasi dari bagaimana musik dan pakaian adat dalam seni pertunjukan Jawa saling terkoneksi dan merangkai satu cerita. Irmandy menciptakan sebuah "karpet ajaib" yang memiliki 1800 pola, masing-masing pola adalah sensor yang bisa mendeteksi gerakan.

.Tapis Magique karya Irmandy Wicaksono/ Foto: CXO Media - Anastasya Lavenia

"[Biasanya] kan kalau teknologi material kurang ekspresi, ya. Nah, karena tekstil itu ekspresi tentang identitas, kultur, dan komunitas, aku pengen membuat cerita di mana pattern itu juga merepresentasikan sensornya," tutur Irmandy kepada CXO Media. Irmandy yang saat ini menetap di Boston telah beberapa kali memamerkan karyanya di Amerika Serikat, namun ini adalah kali pertama karyanya dipamerkan di tanah air.

Dari sisi yang lebih personal, ada karya Haiza Putti berjudul Kota Ibu, Tempat Para Ibu Mengadu Nasib yang berbentuk sculptural painting. Dalam karyanya ini, Haiza mengangkat cerita mengenai Mbak Warsiti, pekerja rumah tangga yang telah merawat dan melindunginya. Melalui karyanya, Haiza mencoba membedah pekerjaan yang selama ini terabaikan, bahkan terasingkan. "Karya ini saya buat untuk mengutarakan harapan agar hak dan kewajiban dari para PRT akan mendapat titik cerah di kemudian hari," ucap Haiza.

Merespons Ruang

Salah satu hal yang tak kalah menarik dari ICAD 12 adalah adanya beberapa karya yang merespons ruang grandkemang sebagai venue. Krishnamurti Suparka "bermain-main" dengan arkeologi kontemporer dan pseudosains melalui karyanya yang berjudul The Hotel. Ia mengumpulkan berbagai objek, artefak, dan cetakan foto yang terkoneksi dengan operasi grandkemang dari tahun 1974-2022. Melalui objek-objek tersebut, Krishnamurti menciptakan lingkungan spekulatif yang memantik pengunjung untuk mengkritisi proses empiris dan semiotika dalam konteks sejarah.

Karya lainnya yang merespon ruang adalah kolaborasi antara Playo dengan desainer interior Ilhamia Nuantika berjudul Rongga. Rongga adalah bentuk eksplorasi ruang tinggal modern yang menggunakan pendekatan biophilic design. Bekerjasama dengan lebih dari 10 desainer material, Playo dan Ilhamia Nuantika menyulap kamar hotel menjadi ruang tinggal yang terdiri dari bio-based material dan limbah yang didaur ulang. Mereka mengimplementasikan material alternatif tersebut ke dalam berbagai unsur interior, mulai dari dinding anyaman, kursi, bath robe, hingga pajangan di dalam kamar.

.The Hotel karya Playo dan Ilhamia Nuantika/ Foto: CXO Media - Anastasya Lavenia

"Kami menyebut ini sebagai material alternatif, karena konsepnya bukan menggantikan material konvensional, tapi sebagai alternatif pilihan. Kalau melihat keterkaitan antara masa depan dengan masa lalu, sebenarnya material yang bersumber dari alam sudah dipakai dari zaman dulu. Tapi ada image kalau penggunaan material alam itu identik dengan hunian tradisional. Nah, desainer ini perannya membungkus gimana material-material itu tampil di visual yang lebih modern," tutur Genie Anggita selaku salah satu anggota dari Playo.

Dengan mengusung sinergi antara praktisi kreatif, komunitas industri, pusat pendidikan, serta pemerintah, kehadiran ICAD sangat krusial dalam membangun dan memelihara ekosistem ekonomi kreatif di Indonesia. Tahun ini, ICAD terpilih sebagai 5 besar agenda resmi Kharisma Event Nusantara (KEN) 2022 dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia. Pameran Indonesian Contemporary Art and Design ke-12 bisa dikunjungi mulai dari 20 Oktober hingga 27 November 2022 di grandkemang dengan melakukan registrasi terlebih dahulu melalui arturaicad.com.

[Gambas:Audio CXO]

(ANL/DIR)

NEW RELEASE
CXO SPECIALS