Interest | Art & Culture

Pesta Literasi Indonesia 2025 Siap Keliling 12 Kota untuk Merangkai 'Cerita Khatulistiwa'

Kamis, 28 Aug 2025 17:00 WIB
Pesta Literasi Indonesia 2025 Siap Keliling 12 Kota untuk Merangkai 'Cerita Khatulistiwa'
Foto: Dian Rosalina - CXO Media
Jakarta -

Setiap kota punya cerita-cerita yang menarik untuk diketahui dan tentu saja layak diberikan panggung besar. Untuk itu, Pesta Literasi Indonesia 2025 siap berkeliling 12 kota di Indonesia untuk merangkai sebuah 'Cerita Khatulistwa' yakni mulai dari Medan, Pekanbaru, Padang, Bogor, Garut, Magelang, Malang, Pontianak, Manado, Makassar, Ambon, dan Jayapura.

Lewat ruang baca bersama, panel diskusi, workhop, hingga panggung musik, ajang ini tidak hanya menjadi ajang bertemunya pembaca dan penulis, namun 13 komunitas literasi yang berada di kota-kota tersebut akan turut andil memeriahkan Pesta Literasi Indonesia 2025 ini. Mereka adalah Kayuh Literasi, Sadar Setara, Sundayreads Club Magelang, Dudukbaca, Perkumpulan Literasi Sulawesi Utara, Kedai Buku Jenny, Jazirah-Timur Labuhan Kata, Papuansspeak, Torang Baca, Ngobrol Buku, Buku Bacarito, Rangkum & Uraikan Book Club, dan Suara Literasi Membara.

Ketua Pesta Literasi Indonesia 2025, Amie Puspahadi mengatakan, alasan mereka memutuskan untuk mengadakannya di 12 kota karena mereka ingin berbagi dan mendengar cerita dari teman-teman di seluruh Indonesia. Amie percaya bahwa setiap kota punya pengalaman unik dan berbeda-beda, semangat mereka pun tak kalah yang ada di Jakarta.

"Kami ingin berbagi cerita, berbagi pengalaman, belajar, dan memperkaya satu sama lain. Kami ingin sama-sama merayakan literasi. Tema "Cerita Khatulistiwa" kami pilih karena juga menceritakan tentang setiap daerah, mengangkat komunitas-komunitas lokal dan potensi khasnya. Misalnya, di Magelang, salah satu kegiatannya adalah membatik, yang sangat tematik dan khas. Di Ambon, ada musikalisasi puisi dan stand-up comedy. Jadi, kami berusaha mengangkat keunikan dari tiap kota dengan literasi sebagai benang merahnya," kata Amie dalam konferensi pers Pesta Literasi Indonesia 2025 di Gramedia Jalma, Kamis (28/8).

Ia pun memaparkan, pada setiap kota yang dikunjungi nantinya akan ada sederet acara menarik yang disiapkan Gramedia untuk para pengunjung, misalnya seperti diskusi panel yang akan dihadiri bukan hanya penulis, tetapi ilustrator, penerjemah, dan desainer dari Gramedia Pustaka Utama, serta tokoh-tokoh lokal.

"Karena temanya bukan hanya soal buku, kami juga menghadirkan narasumber dari berbagai bidang, misalnya pemerhati lingkungan dan psikolog untuk membahas isu kesehatan mental. Selain itu, ada juga workshop dengan berbagai tema, seperti penulisan, ilustrasi, dan desain. Kami juga menghadirkan pertunjukan menarik seperti musikalisasi puisi, nonton bareng, adu eja untuk anak-anak," ujarnya.

.Pesta Literasi Indonesia 2025 akan diadakan di 12 kota di Indonesia./ Foto: Dian Rosalina - CXO Media

Tak Hanya Berpesta, Tapi Berbagi Ilmu

Tidak seperti tahun lalu, misi Pesta Literasi Indonesia 2025 kini lebih luas dan lebih kompleks. Chief Editor Gramedia Pustaka, Andi Tarigan mengatakan acara ini tidak hanya bicara soal buku atau masalah rendahnya minat baca atau akses buku yang tidak merata, tetapi hal-hal kecil seperti berbagi buku bagus yang pernah dibaca. Cara ini dirasa lebih efektif karena komunitas dan para penggiat literasi bisa menumbuhkan jejaring dengan masyarakat dengan lebih dekat.

Setiap peserta diajak untuk membawa buku - buku apa pun yang sudah dibaca dan ingin dibagikan supaya orang lain juga bisa membacanya. Buku-buku ini akan dikumpulkan dan didonasikan ke Forum Taman Baca di setiap kota penyelenggaraan.

"Sekarang, di tahun kelima, tujuan kami sebenarnya sederhana: kami ingin menyebarkan pembicaraan tentang buku yang lebih positif. Artinya, kami ingin membuka akses terhadap buku seluas-luasnya, menghubungkannya dengan komunitas-komunitas dan teman-teman di berbagai daerah. Itulah alasan kenapa kami menamakan acara ini Pesta Literasi Indonesia," kata Andi.

Dia pun menambahkan tahun ini mereka ingin mencoba mencari konsep yang baru, yang lebih dekat dengan masyarakat. Walau tak sebesar tahun lalu, tetapi kompleksitasnya lebih terasa karena mereka masuk dari komunitas literasi yang ada di daerah. Tak hanya buku, Pesta Literasi Indonesia 2025 juga menggaet berbagai komunitas yang masih beririsan dengan buku.

"Ada komunitas sejarah, komunitas kopi, komunitas psikologi, dan banyak lainnya. Banyak di antara mereka mungkin tidak berhubungan langsung dengan buku, tetapi kami percaya bahwa buku adalah salah satu penggerak kehidupan. Dan itulah alasan kenapa kami tetap berkomitmen untuk melanjutkan Pesta Literasi Indonesia ini, bersama seluruh kawan-kawan komunitas dan para penggiat literasi di Indonesia," ungkap Andi.

Pesta Literasi Indonesia di 12 kota yang ada di Indonesia juga mengajak penulis dan nama-nama besar untuk berbagi insight-nya mengenai literasi, salah duanya adalah Ernest Prakasa dan Jiemi Ardian. Ernest mengaku sangat senang menjadi bagian dari acara tersebut untuk tahun ini dan penasaran akan seperti apa kemeriahan serta antusiasme masyarakat dengan kehadiran Pesta Literasi Indonesia ini.

"Saya penasaran bagaimana acaranya di setiap kota. Apakah Gramedia hanya mengatur semuanya dari pusat, atau kita juga berkolaborasi dengan komunitas-komunitas lokal? Kalau memang bekerja sama dengan komunitas daerah, menurut saya itu luar biasa. Dengan begitu, pertumbuhan literasi bisa terjadi secara organik. Dari sinilah kita bisa menyebarkan semangat membaca ke anak-anak muda, Gen Z, bahkan Gen Alpha, bahwa membaca itu keren," kata Ernest.

"Saya percaya membaca harus jadi bagian dari gaya hidup. Bukan hanya sekadar ingin tahu isi bukunya, tetapi juga berkumpul dengan orang-orang yang punya minat sama, bertemu like-minded people, dan merasakan suasana yang menyenangkan. Banyak anak muda yang merasa bangga memposting dirinya sedang membaca. Dan menurut saya, itu hal yang positif."

Senada dengan Ernest, Psikiater sekaligus penulis buku Jiemi Ardian mengatakan ia sangat mengapresiasi Gramedia yang mau mengikutsertakan komunitas-komunitas membaca di daerah untuk menggiatkan lagi kegiatan membaca. Cara ini juga sedikit banyak akan membantu masyarakat lebih memahami kesehatan jiwanya lewat membaca buku.

"Dengan menggandeng komunitas, agenda untuk kita belajar lebih terstruktur, untuk punya kemampuan membaca lebih baik, dan pada ujungnya untuk punya cara langsung lebih baik, menurut saya akan lebih dekat kepada masyarakat secara langsung. Jadi ini seru banget, ada penulisnya, ada komunitasnya, dan lain sebagainya. Sehingga buku akan lebih banyak di sana," kata Jiemi.

Sementara itu, Pesta Literasi Indonesia 2025 akan dilaksanakan di 12 kota dengan jadwal sebagai berikut:

● 6 September 2025: Bogor
● 13 September 2025: Garut
● 14 September 2025: Magelang dan Malang
● 20 September 2025: Manado, Ambon, dan Jayapura
● 21 September 2025: Makassar
● 27 September 2025: Medan
● 28 September 2025: Padang, Pekanbaru, dan Pontianak

Nah, kunjungi Instagram @pestaliterasi.id untuk mendapatkan informasi terkait tempat, tanggal pelaksanaan, dan juga jadwal acara yang berlangsung di seluruh kota terpilih. Jangan sampai ketinggalan ya!

(DIR/DIR)

NEW RELEASE
CXO SPECIALS