Mahligai cinta Habibie dan Ainun tak henti-henti mengudara. Setelah menginspirasi jutaan hati masyarakat lewat serangkaian karya, termasuk trilogi film Habibie & Ainun, pintu kediaman B.J Habibie bersama Hasri Ainun Besari, Wisma Habibie Ainun (WHA), kini resmi dibuka secara eksklusif untuk publik.
WHA, yang merupakan rumah pribadi sekaligus rumah dinas B.J. Habibie dan Ainun Habibie saat menjabat Menteri Ristek, Wakil Presiden, Presiden Ke-3 Republik Indonesia dan Ibu Negara bertambah fungsi menjadi sebuah historical landmark. Di dalamnya, publik akan dapat lebih menghayati kisah bersejarah Habibie dan Ainun di tempat mereka berbagi kasih yang abadi.
Pada setiap sudutnya, WHA, yang berlokasi di Jalan Patra Kuningan XII, Jakarta Selatan, memanifestasikan sederet nilai filosofis. Selain berdiri di atas pondasi kasih dan sayang, bangunan berluas sekitar 1000m persegi ini dipenuhi visi-visi intelektualitas, menjelma wujud kecintaan Habibie dan Ainun terhadap tanah air, seraya menjadi saksi sejarah awal era demokrasi Indonesia.
Terilhami gaya arsitektur ke-jawa-an yang megah, hangat, dan natural, WHA juga merepresentasikan tiga jenis cinta menurut Habibie-Ainun. "Cinta terhadap Tuhan, cinta kepada sesama manusia, dan cinta terhadap karya-karya manusia."
Pusaka Unggul Bangsa
WHA dibuka untuk publik per tanggal 16 Januari 2025, oleh Duta WHA, Nadya Habibie. Momen pembukaan ini turut dihadiri putra sulung Habibie-Ainun, Ilham Akbar Habibie, serta diramaikan kehadiran Reza Rahadian, pemeran sosok 'Rudy Habibie' di trilogi film Habibie & Ainun.
![]() |
Walaupun belum bisa diakses sepenuhnya beberapa bagian masih dipergunakan untuk berbagai kegiatan keluarga besar WHA tetap membuka kesempatan eksklusif kepada publik pada area Perpustakaan serta Pendopo Habibie dan Ainun.
Perpustakaan WHA sendiri diresmikan pada, 11 Agustus 2009 tepat hari ulang tahun ke-72 Ainun, sebelum berpulang ke haribaan Tuhan setahun berselang. Secara general, bangunan ini mencerminkan spirit keunggulan dan humanisme Habibie-Ainun, selagi memegang teguh filosofi cinta tanah air, juga pengetahuan yang penuh dengan adab.
Hal ini tampak sedari lobi berbentuk lingkaran Perpustakaan WHA, di mana nilai Imtaq diilustrasikan melalui ornamen-ornamen lantai dan langit-langit bergambar kekayaan wilayah dan flora-fauna Indonesia; lima panel bertema harmoni budaya dari lima pulau terbesar Indonesia; dan panel-panel bertema Agama dan Spiritualitas, pada di sisi luar.
Nilai-nilai bangunan berprinsip Imtaq tersebut kemudian terhubung dengan "Jembatan Pencerahan". Satu tapak lurus di antara dua kolam ikan yang terilhami kisah Nabi Musa A.S membelah Laut Merah sebagai koridor penyambung dengan nuansa Iptek, yang diwakili ruang utama perpustakaan dan "Taman Intelektual".
Pada ruang Perpustakaan WHA yang berbentuk persegi panjang, terdapat 5000 buku bertema pengetahuan umum, seni, dan budaya koleksi Habibie-Ainun yang tersusun atas dua lantai. Ruangan ini berhiaskan ornamen kayu ukir hingga bagian atap, menampilkan dua lampu gantung berkilau, dengan kaca super besar menghadap Taman Intelektual lingkaran taman hijau, wujud tawakal B.J. Habibie mendamba ilmu dan pengetahuan dengan patung The Thinker karya Rodin, Ganesha, dan Bodhisattva. Ruang Perpustakaan WHA juga memajang sederet miniatur pesawat terbang karya B.J. Habibie, serta potret Habibie-Ainun yang dibuat seniman, Basuki Abdullah. Dahulu, perpustakaan WHA merupakan tempat Habibie menerima tamu-tamu formal.
![]() |
Saksi Demokrasi di Indonesia
Wisma Habibie Ainun berdiri di empat deret kavling Jalan Patra Kuningan XIII. Mulanya, bangunan yang berdiri pada tahun 1978 ini hanya duduk di atas dua kavling: nomor 1 dan 3, atau yang merupakan penggabungan rumah utama, tempat keluarga besar Habibie-Ainun beraktivitas sehari-hari, dengan area pendopo, yang menjadi tempat aktivitas yang berskala lebih besar--sedangkan Perpustakaan WHA dan Taman Intelektual menempati kavling nomor 5 dan 7, sebagai hadiah dari Republik Indonesia atas jasa-jasa B.J. Habibie selaku Presiden Ke-3 RI.
![]() |
Secara khusus, Pendopo WHA merupakan tempat yang penuh dengan perkembangan sejarah bangsa ini. Ruang tamunya menjadi lokasi Habibie-Ainun menerima masyarakat kala lebaran, sementara foyer pendopo serupa mini-galeri yang menampilkan koleksi-koleksi karya seni pilihan, seperti sederet karya Maria Tjui menjadi saksi pertemuan di detik-detik akhir era Orde Baru.
Pendopo WHA memuat sebuah aula, pada lapak eks lapangan bulu tangkis, yang dibangun tahun 1992 silam. Tempat yang berkesan majestik ini serupa "ranjang persalinan", karena menjadi saksi hidup, bagaimana sejumlah peraturan perundang-undangan di era reformasi Indonesia dilahirkan oleh Habibie dan jajaran Kabinet Reformasi Pembangunan.
![]() |
Amanat Eyang
Dalam sambutannya, Ilham Habibie mengungkap bahwa, pembukaan WHA kepada publik merupakan keinginan dari kedua orang tuanya semasa hidup. Habibie-Ainun memberi amanah kepada keluarga besar, agar rumah mereka berkehidupan bisa memberi lebih banyak manfaat untuk rakyat dan bangsa Indonesia.
Oleh karena itu pula, area pendopo yang menyimpan banyak kenangan personal keluarga besar atas kehadiran Habibie-Ainun, sepasang kekasih sejati yang punya jasa atas negara ini, dibuka lebar kepada publik.
Di tempat yang hangat ini, masyarakat diberikan kesempatan untuk turut bisa merasakan aura cinta Habibie-Ainun yang terpelihara sepanjang hayat. Terutama, pada ruang memorial pendopo WHA. Lokasi di mana acara sakral keluarga besar dilangsungkan, seperti menjadi tempat persemayaman terakhir Habibie dan Ainun, sebelum diantarkan ke liang abadi.
![]() |
Nadya Habibie, Duta WHA, sekaligus cucu pertama dari keluarga besar Habibie-Ainun berharap, pembukaan WHA ini dapat membuat publik semakin khidmat menikmati kisah sarat sejarah Habibie-Ainun.
***
Wisma Habibie Ainun telah bisa dikunjungi oleh publik mulai Februari 2025. Informasi lebih lanjut dapat diakses melalui Instagram @wismahabibiainun.
(RIA/DIR)