Interest | Art & Culture

Nidji Masih Energik di Tahun Ke-22

Senin, 26 Feb 2024 17:30 WIB
Nidji Masih Energik di Tahun Ke-22
Foto: Istimewa
Jakarta -

Genap 22 tahun bertualang di blantika musik, grup pop-rock asal Jakarta, Nidji, menggelar Intimate Showcase di HW Live House - Kemang, Jakarta, pada Kamis (22/2/2024) malam lalu. Tanpa membuang-buang waktu, Nidji yang kini diperkuat Ubay (vokal), Ariel (gitar), Rama (gitar), Andro (bass), Randhy (kibor), dan Adri (drum) langsung tampil penuh gairah sejak awal pertunjukan.

Membawakan tiga hit "Disco Lazy Time", "Arti Sahabat", dan "Heaven" sebagai pembuka, band yang berdiri pada Februari 2002 tersebut sukses mengajak Nidjiholic yang memadati venue untuk bernostalgia. Momen bersejarah ini pun lebih bernilai sentimental bagi para personel, karena turut menyajikan single teranyar kepada para pendengar setia.

Didahului VT singkat dari komedian legendaris, Komeng, Nidji membawakan single terbaru "Buang-Buang Waktu"—yang rilis pertama kali ke seluruh layanan streaming musik awal bulan Februari lalu.

"Apa yang dibuang biasanya enggak enak. Apalagi sampe buang-buang air," kata Komeng di dalam tayangan. "Tapi [buang-buang] yang ini jangan dibuang, malah harus didengerin. Nih, 'Buang-Buang Waktu', lagu baru Nidji," lanjutnya, disusul teriakan "Uhuy!"

Tidak Buang-Buang Waktu
Mulai aktif bermusik sejak usia belia, para personel Nidji lantas makin mensyukuri eksistensi mereka yang terjaga hingga sekarang. "Enggak nyangka Nidji masih bisa jalan terus. Tahu-tahu sudah kepala dua saja di usia 22 tahun," kata Rama di sesi konferensi pers sebelum pertunjukan. "Yang penting kita masih bareng dan masih sehat dan masih bisa berkarya."

Single "Buang-Buang Waktu" sendiri diplot sebagai awal perjalanan Nidji di formasi terbaru. Di mana, lagu yang ingin mengajak semua orang untuk melihat sisi positif dan mensyukuri hidup ini nantinya akan disusul nomor-nomor anyar lainnya, yang akan dirangkum ke dalam satu album penuh terbaru Nidji di penghujung 2024 nanti.

Dengan kehadiran Ubay sebagai vokalis, Nidji memang seperti sedang bergegas untuk kembali memamerkan identitas dan karakter kuatnya ke lanskap musik. Oleh karena itu, album baru yang tengah mereka persiapkan hendak mengulangi formulasi album debut (Breakthru, 2006), di mana semua personel Nidji akan turut serta menciptakan materi pada album yang tengah dipersiapkan.

Secara khusus, single "Buang-Buang Waktu" yang menjadi satu intipan bagi album akan datang Nidji, boleh disebut sebagai satu epic comeback. Sebab ternyata, lagu dengan aransemen uplifting dan bernada Europe-British ini digubah langsung oleh seorang Guruh Soekarnoputra.

Dalam keterangannya, sang maestro menyebutkan kalau campur tangannya di karya paling baru Nidji itu merupakan bentuk apresiasinya kepada salah satu band Indonesia dengan kualitas jempolan.

Terlepas dari kedekatan Guruh dan ayahanda Randy—yang merupakan rekan satu band (The Flower Poetman) sewaktu SMA—nyatanya semangat yang ingin dipancarkan Nidji memang selaras dengan tangan magis Guruh dalam meracik karya seni.

"Rasanya [lagu ini] cocok untuk Nidji, tidak hanya secara musikal, tapi dengan harapan bisa memotivasi generasi penerus musik Indonesia agar terus maju," ujar Guruh, pada sesi konferensi pers.

Menyambut Era Dewasa
Selepas mebawakan single anyar "Buang-Buang Waktu", Nidji juga menyertakan tembang populer seperti "Child", "Kau dan Aku", "Wadoow", hingga "Bila Aku Jatuh Cinta" pada hajat 22nd Anniversary mereka.

Secara tidak langsung, empat lagu yang dibawakan pada masa pertengahan showcase itu juga bisa dimaknai sebagai titik balik Nidji; dari usia remaja menuju dewasa. Satu hal yang senada dengan pernyataan sang kibordis, Randy, di sela-sela sesi konferensi pers. "Umur 22 kan Gen Z, anggap saja kita Gen Z," candanya.

Oleh karena itu, tidak mengherankan jika penampilan Randy dkk. pada usia yang tak lagi belia kali ini, layak dicap sebagai buah konsistensi Nidji sebagai satu unit yang solid. Pada spektrum yang lebih luas, meski kiprah Nidji sempat disebut "goyang" sepeninggalan Giring beberapa tahun silam, band dengan formasi baru ini justru tak setitik pun kehilangan pesona. Bahkan, menepinya Andro dari posisi bass—lantaran sedang menjalani masa pemulihan dari penyakit yang disandangnya—nyaris tak kentara.

Lebih hebatnya, Andro yang belakangan terpaksa membagi porsi tampilnya bersama Nidji secara lebih bijak, justru berhasil tampil powerful dengan bass-nya waktu bergabung di tepi akhir pertunjukan, untuk mengiringi "Jangan Lupakan", "Laskar Pelangi", "Biarlah", plus "Hapus Aku" yang dipilih sebagai encore.

Rasa-rasanya, setiap Nidjiholic yang menyaksikan penampilan band kesayangannya di masa menuju dewasa malam itu, akan bersepakat bahwa Nidji telah kembali dengan performa yang lebih baik dari sebelum-sebelumnya. Dengan kata lain, tanpa peduli usia usia Nidji yang terus bertambah, kesegaran aksi mereka justru semakin menjadi-jadi; jauh lebih segar, bertambah menyenangkan, dan yang terpenting, terasa lebih matang dari yang sedia kala.

(alm/cxo)

NEW RELEASE
CXO SPECIALS