Interest | Wellness

Mengulas Law of Attraction dalam Sisi Psikologis

Selasa, 05 Mar 2024 16:42 WIB
Mengulas Law of Attraction dalam Sisi Psikologis
Foto: Istimewa
Jakarta -

Kamu pasti pernah mendengar istilah law of attraction melalui berbagai media sosial dengan penyampaian yang berbeda-beda. Memang, istilah ini sudah lama mengakar pada generasi muda, terlebih lagi pada Generasi Z. Pada dasarnya, law of attraction adalah sebuah filosofi yang mempercayai bahwa pikiran positif dapat memberikan hasil yang positif, sedangkan pikiran negatif dapat menghasilkan sesuatu yang negatif juga.

Dalam kata lain, mindset yang positif dapat menarik kesuksesan dan kebahagiaan. Law of attraction ini dapat diaplikasikan pada berbagai aspek kehidupan seperti kesehatan, keuangan, serta hubungan.

Law of attraction memang merupakan sebuah hal yang kerap menjadi perhatian beberapa tahun kebelakang. Namun, law of attraction menjadi populer semenjak Rhonda Byrne menulis tentang hal tersebut dalam bukunya yang berjudul The Secret.

Namun yang menjadi pertanyaan adalah, apakah law of attraction memang benar adanya? Kalaupun memang banyak testimoni yang mengatakan law of attraction adalah hal yang nyata, bagaimana cara kerjanya?

Law of Attraction dalam Sisi Psikologis

Pada dasarnya, energi dari pikiran seseorang dapat menciptakan pengalaman dan perilaku mereka. Dengan kata lain, pikiran positif menghasilkan pengalaman positif dan sebaliknya. Melansir Verywell Mind, terdapat prinsip-prinsip universal yang membentuk law of attraction.

Prinsip "Like attract likes"

Prinsip ini mengatakan bahwa hal-hal yang mirip cenderung tertarik satu sama lain. Ini berarti bahwa pikiran seseorang cenderung menarik hasil yang serupa dengan pikirannya. Pikiran negatif dianggap akan menarik pengalaman negatif, sedangkan pikiran positif dianggap akan menciptakan pengalaman yang diinginkan.

Prinsip "Nature abhors a vacuum"

Prinsip ini menyatakan bahwa menghapus hal-hal negatif dari kehidupan dapat membuka ruang bagi hal-hal positif. Ini karena pikiran dan kehidupan seseorang tidak mungkin kosong sepenuhnya dan ada yang selalu mengisi ruang tersebut. Oleh karena itu, penting untuk mengisi ruang tersebut dengan hal-hal yang positif.

Prinsip "The present is always perfect"

Prinsip ini menekankan bahwa selalu ada cara untuk meningkatkan momen saat ini. Meskipun mungkin terasa seperti ada kekurangan, hukum ini mengajarkan untuk fokus pada cara membuat momen saat ini menjadi sebaik mungkin daripada merasa cemas atau tidak bahagia.

Law of attraction juga merupakan sebuah teori yang beberapa kali telah diuji keabsahannya secara sains. Melansir Forbes, sebuah studi kecil pada tahun 2018 dari Negros Oriental State University menemukan bahwa peserta yang menjalani pelatihan selama 29 hari tentang prinsip law of attraction melaporkan tingkat kebahagiaan dan rasa syukur yang jauh lebih tinggi setelah mempelajari prinsip-prinsip ini jika dibandingkan dengan kelompok kontrol.

Selain itu, sebuah penelitian pada tahun 2009 dalam Philosophical Transactions of the Royal Society B menunjukkan bahwa kemampuan untuk membayangkan situasi hipotesis sebelum hal itu terjadi sebenarnya dapat memberikan akurasi yang lebih besar dalam memprediksi hasilnya.

Tidak sampai disini saja, sebuah tinjauan tahun 2005 dari American Psychological Association menemukan bahwa orang-orang yang bahagia yang memiliki pengaruh positif lebih mungkin untuk mencapai kesuksesan di berbagai tingkat kehidupan, termasuk pernikahan, persahabatan, pendapatan, kesehatan dan karier.

Jadi, apakah kamu percaya dengan law of attraction? Atau kamu justru menganggap teori ini hanyalah bualan hasil dari cocoklogi semata? Meskipun demikian, menjadi orang yang mampu mengatur pola pikir untuk selalu pada sisi positif bukanlah hal yang merugikan.

[Gambas:Audio CXO]

(DIP/tim)

NEW RELEASE
CXO SPECIALS