Interest | Wellness

Alasan Mengapa Curhat di Media Sosial Bukan Solusi

Rabu, 10 May 2023 16:00 WIB
Alasan Mengapa Curhat di Media Sosial Bukan Solusi
Foto: Unsplash
Jakarta -

Media sosial kini kerap menjadi tempat orang-orang mengeluarkan keluh kesahnya terhadap apapun. Beberapa orang berpendapat mencurahkan isi pikiran dan perasaan di media sosial termasuk ke dalam bentuk journaling sehingga baik untuk kesehatan mental seseorang.

Meski begitu curhat soal rasa sedih di media sosial tidak selalu menjadi solusi, justru sebaliknya, membuat kamu lebih merasa kesepian. Banyak yang berpendapat bila bercerita di media sosial, teman-teman akan lebih berempati dengan apa yang sedang dialami.

Mungkin sebagian iya, tapi ini hanya akan menghasilkan ekspektasi yang tidak realistis dan perasaan yang salah tentang sebuah hubungan. Bersedih di dunia maya hanya akan memberikanmu ilusi tanpa benar-benar menyelesaikan masalah.

Kamu mungkin akan mendapatkan ungkapan reaksi-reaksi dari followers, tapi itu bukan interaksi yang nyata dan sebenarnya tidak memuaskan hatimu. Safiya U. Noble, penulis dari Algorithms of Oppression percaya kalau kita sedang 'menjual' pengalaman saja.

Saat kita membenamkan diri lebih dalam ke ranah digital-metaverse misalnya-kehidupan nyata kita semakin jauh dari genggaman dan akibatnya kita kehilangan koneksi dengan dunia nyata. Artinya sebenarnya kita tidak memiliki teman yang benar-benar ada, dan bisa jadi kita adalah orang yang kesepian.

Terlalu sering di dunia maya, membuat kita berasumsi dan berekspektasi bahwa aksesnya sama dengan kesempatan tanpa batas untuk menjangkau banyak orang. Sehingga membuat kita semakin enggan untuk menghubungi seorang teman ketika kita sangat merindukan mereka.

Selain itu, menyebarkan perasaan sedih di media sosial justru akan membuat privasimu terbuka lebar. Ketika kamu sudah terbiasa mengunggah segala sesuatu tentang hubunganmu, tidak ada lagi yang eksklusif. Ada hal-hal yang semestinya disimpan sendiri saja, sebab tidak ada yang tahu niat orang lain di media sosial.

Tak hanya itu, saat terlalu fokus dengan media sosial, sesuatu yang penting dalam dirimu justru terabaikan. Sibuk mencari validasi dan melupakan yang terpenting untuk dirimu bukan solusi untuk mengatasi kesedihan itu.

Efek Media Sosial pada Kesehatan Mental

Media sosial bisa mempengaruhi kesehatan mental kita lewat berbagai cara. Pertama, itu bisa menyebabkan perasaan tidak mampu dan rendah diri. Kebanyakan orang di media sosial cuma mengunggah foto yang paling bagus dan menampilkan pribadi terbaik mereka.

Kalau kamu curhat di media sosial, lalu tak ada yang menanggapi, pasti akan membuatmu terlihat menyedihkan. Sementara, mungkin kamu akan melihat unggahan temanmu di media sosial lainnya yang begitu banyak komentar maupun likes. Ini akan menimbulkan perasaan iri dan benci pada orang lain.

Sebuah studi baru dalam jurnal JAMA Psychiatry menunjukkan kalau remaja yang menghabiskan lebih dari tiga jam sehari di media sosial lebih mungkin mengalami depresi dan masalah kesehatan mental lainnya.

Studi tahun 2018 dari College of Pennsylvania menemukan bahwa mengurangi penggunaan media sosial hingga 30 menit per hari menyebabkan berkurangnya depresi, insomnia, kesepian, dan rasa takut ketinggalan.

Curhat di era digital sebenarnya mengajari kita kalau tidak bisa mengandalkan dunia maya untuk memenuhi kebutuhan sosial dan hasrat emosional yang kompleks. Media sosial seharusnya bukan menjadi pengganti teman, melainkan sebuah pelengkap saja.

[Gambas:Audio CXO]

(DIR/tim)

NEW RELEASE
CXO SPECIALS