Insight | Science

Mengapa Kita Tertawa?

Kamis, 29 Dec 2022 18:53 WIB
Mengapa Kita Tertawa?
Foto: Pexels_Savannah Dematteo
Jakarta -

Tertawa adalah obat paling manjur di dunia, tak peduli betapa sulitnya hidup rasanya akan baik-baik saja kalau kita bisa menemukan alasan untuk tertawa. Suasana yang genting dan tegang pun dapat diredakan asal ada kejadian yang memicu gelak tawa. Bahkan ketika masih bayi, tertawa dan menangis datang terlebih dahulu sebelum kemampuan untuk berbicara. Gelak tawa akhirnya menjadi simbol ketika hidup masih terasa simpel, nyaman, dan mudah.

Kemudian semakin dewasa, tindakan sederhana seperti tertawa menjadi semakin rumit. Tertawa bukan lagi melambangkan perasaan terhibur, tapi juga menandakan relasi kita dengan orang lain. Misalnya, orang-orang seringkali mengira saya sedang marah atau kecewa lantaran tidak ikut tertawa ketika ada yang melontarkan kelakar lucu di tengah-tengah obrolan. Bahkan ada juga yang pernah merasa tersinggung atau kecewa karena saya tak ikut tertawa.

Berangkat dari situ, saya menyadari bahwa tertawa juga adalah bentuk komunikasi antar manusia yang menyimpan berbagai tanda. Di tempat kerja saja ada istilah yang baru saya dengar, yaitu "ketawa karir". Jenis tawa ini muncul ketika kita tidak benar-benar merasa ada sesuatu yang lucu, tapi demi menjaga relasi dengan rekan kerja kita mengeluarkan tawa yang jaim dan profesional. Di lain sisi, ada juga jenis tawa spontan yang membuat kita merasa sakit perut. Lantas, apa yang sebenarnya membuat kita tertawa?

Ada berbagai teori yang bisa menjelaskan alasan ilmiah di balik tawa, salah satunya adalah benign violation. Melansir Scientific American, Peter McGraw dan Caleb Warren dari University of Colorado mengatakan bahwa humor bisa lahir ketika seseorang melihat ada norma yang dilanggar tapi pelanggaran itu tidak terlalu berat. Keganjilan yang muncul dari pelanggaran ini akhirnya menimbulkan amusement yang membuat kita merasa sesuatu bersifat lucu atau konyol.

Salah satu contohnya begini, ketika saya kehujanan, salah satu teman saya ada yang menawarkan mukena-nya agar saya tidak masuk angin memakai baju yang basah kuyup. Kejadian ini pun mengundang gelak tawa karena saya yang beragama Katolik akhirnya menggunakan mukena, sambil sesekali muncul celetukan mengenai pindah agama. Berhubung kami menyikapi perbedaan agama secara santai, keganjilan dari kejadian ini akhirnya bisa nampak sangat lucu.

Selain itu, tertawa juga bisa menandakan seberapa dekat kita dengan orang lain. Menurut Psychological Science, tertawa bersama orang lain menandakan bahwa kita merasa aman dan nyaman dengan orang tersebut. Sebuah penelitian membuktikan bahwa orang-orang akan mudah mengidentifikasi mana jenis tawa yang spontan bersama orang-orang dekat, dan mana tawa yang dibuat-buat ketika sedang bersama orang asing.

Jenis-jenis Tertawa

Berdasarkan penjelasan di atas, ada berbagai macam jenis tawa yang masing-masing menandakan konteks serta relasi sosial yang berbeda. Apa saja jenisnya?

Tertawa Sopan Santun

Jenis tawa ini adalah jenis tawa yang dibuat demi menjaga kesopanan dan suasana yang cair, meskipun sebenarnya tidak ada kejadian yang lucu. Misalnya, tertawa di depan kerabat jauh, di depan atasan, atau di depan dosen, atau sosok lainnya yang kita hormati.

Tertawa Menular

Kita pasti pernah ikut tertawa ketika mendengar atau melihat orang lain tertawa, meskipun kita sendiri tidak mengerti apa mereka tertawakan. Buktinya, tertawa memang menular.

Tertawa Gugup

Kita tidak hanya tertawa ketika bahagia atau ada sesuatu yang lucu, tapi juga ketika kita merasa takut atau gugup. Sebab, tertawa bisa menurunkan tingkat stres dan membuat suasana lebih rileks.

Tertawa Sakit Perut

Pernah tertawa hingga sakit perut dan sesak napas? Ini adalah jenis tawa yang paling tulus, jujur, dan spontan. Namun ini adalah jenis tawa yang mungkin paling jarang terjadi, karena harus ada kejadian yang benar-benar lucu untuk menimbulkan tawa seperti ini.

Pada akhirnya, tertawa adalah aktivitas paling sederhana sekaligus paling penting dalam kehidupan sehari-hari. Selagi hidup masih panjang, tertawalah selagi masih ada hal-hal yang bisa ditertawakan.

[Gambas:Audio CXO]

(ANL/tim)

NEW RELEASE
CXO SPECIALS