Insight | Science

Stop Mandi Saat Badai Petir! Ini Kata Peneliti

Kamis, 06 Oct 2022 17:00 WIB
Stop Mandi Saat Badai Petir! Ini Kata Peneliti
Foto: Pexels
Jakarta -

Memasuki musim hujan, kita mesti mempersiapkan tubuh dan kesehatan untuk menghadapi cuaca yang tidak menentu ini. Apalagi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah memberi peringatan tentang cuaca ekstrem yang akan melanda sebagian besar wilayah Indonesia, termasuk Jakarta dalam sepekan ke depan.

Mereka memprakirakan bahwa potensi curah hujan dengan intensitas sedang-lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang akan terjadi dari tanggal 2-8 Oktober 2022, seperti dikutip dari akun Instagram Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta. Untuk itu, kita mesti ekstra waspada agar tidak terserang flu dan selalu berhati-hati ketika berada di luar ruangan.

Untuk mencegah flu, kebanyakan orang pasti memilih untuk mandi menggunakan air hangat agar badan terhindar dari dingin setelah terkena air hujan. Namun, sebaiknya hindari untuk mandi, berendam, bahkan mencuci piring ketika sedang hujan petir. Sebab, itu bisa sangat berbahaya bagi keselamatanmu.

Dilansir CNN, petir dapat merambat melalui pipa ledeng sehingga itu bisa membahayakan orang-orang yang berada di dekatnya. "Yang terbaik adalah menghindari semua air selama badai petir. Jangan mandi, berendam, mencuci piring, bahkan mencuci tanganmu," jelas Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC).

Para peneliti dari CDC mengatakan risiko sambaran petir melalui pipa ledeng mungkin lebih minim daripada pipa plastik atau pipa logam. "Namun, yang terbaik adalah menghindari kontak dengan pipa ledeng dan air mengalir selama badai petir untuk mengurangi risiko kamu tersambar petir," tambah CDC.

Selain itu, meskipun kamu berada di rumah, cobalah untuk menjauhi beranda dan balkon, juga hindari dekat jendela serta pintu. Sebaiknya, hindari benda-benda yang terhubung dengan kontak listrik, seperti komputer atau elektronik lainnya.

Petir Lebih Panas dari Permukaan Matahari

Seperti yang diketahui, ada banyak korban dari sambaran petir akibat kurangnya kewaspadaan. Padahal ketika petir menyambar, udara yang ada di sekitarnya dapat mencapai 50.000 Fahrenheit, atau 5 kali lebih panas dari permukaan matahari. "Sesaat setelah kilatan, udara mendingin dan menyusut dengan cepat. Ekspansi dan kontraksi yang cepat ini akan menciptakan gelombang suara yang kita kenal sebagai guntur," kata National Weather Service AS.

Karena itulah, petir bisa melukai dengan banyak cara. Ketika seseorang terkena petir secara langsung, orang tersebut bisa mengalami trauma tumpul, lesi kulit, luka bakar, serta cedera otak, otot, dan mata. Arus yang masih berada pada orang tersebut, juga masih bisa menyambar orang di sekitarnya melalui tanah, sentuhan langsung, dan benda yang berada di dekat tanah.

"Hindari apapun yang akan meningkatkan risiko tersambar petir, seperti berada di dekat atau di bawah pohon tinggi. Jika tidak ada tempat berlindung yang aman, berjongkoklah dalam posisi seperti bola: merapatkan kedua kaki, jongkok rendah, selipkan kepala, dan tutup telinga. Tapi ini hanyalah pilihan terakhir. Carilah tempat berlindung yang aman terlebih dulu," tutup CDC.

[Gambas:Audio CXO]

(DIR/tim)

NEW RELEASE
CXO SPECIALS