Insight | Science

Otak dan Seni Menghapus Memori

Jumat, 25 Feb 2022 10:00 WIB
Otak dan Seni Menghapus Memori
Ilustrasi otak Foto: Fakurian Design
Jakarta -

Kamu pasti pernah mengalami saat-saat di mana sebuah informasi atau memori tidak bisa diingat. Terkadang hal ini bisa memunculkan rasa gelisah atau rasa gemas karena informasinya sudah ada di belakang kepala, but for some reason, you just can't help to remember. Mungkin hal ini tergambar dalam episode serial kartun Spongebob yang menunjukkan visualisasi otak Spongebob yang kacau karena tidak bisa mengingat satu informasi penting.

"What is memory without forgetting?" sebuah pernyataan yang diucapkan oleh seorang cognitive psychologist McGill University di Montreal, Oliver Hardt. Semua orang pasti pernah merasakan kehilangan memori-baik tidak disengaja, ataupun yang diusahakan. Oliver Hardt menyatakan lebih lanjut bahwa lupa merupakan hal yang tidak mungkin tidak terjadi, "To have proper memory function, you have to have forgetting," ujarnya.

Salah satu fungsi otak adalah menyimpan informasi dan memori. Menurut teori Atkinson-Shiffrin, penyimpanan memori otak terdiri dari tiga sistem; memori sensorik, memori jangka pendek, dan memori jangka panjang. Memori sensorik merupakan sistem memori yang menyimpan informasi yang dibawa oleh panca indera kita. Manusia memiliki lebih dari satu macam memori sensorik, antara lain memori sensorik visual, memori sensorik audio, dan lain sebagainya. Sistem memori sensorik juga dapat diterjemahkan sebagai proses penyimpanan memori melalui jalur syaraf-syaraf sensoris, yang biasanya berlangsung dalam jangka waktu yang sangat singkat.

.Ilustrasi otak/ Foto: SHVETS production/Pexels

Memori jangka pendek, atau short-term memory merupakan sistem memori yang memiliki kapasitas yang terbatas, di mana informasi yang disimpan hanya bertahan selama kurang lebih 30 detik. Dalam artian lain, informasi yang disimpan akan dipertahankan selama informasi tersebut masih dibutuhkan. Walaupun sama-sama menyimpan waktu memori yang singkat, memori jangka pendek dapat menyimpan memori lebih lama dibanding memori sensorik.

Sementara, memori jangka panjang atau yang lebih dikenal dengan long-term memory, merupakan sistem memori yang dapat menyimpan informasi yang bertahan sangat lama dan relatif permanen. Sistem ini disebut sebagai memori yang tidak memiliki keterbatasan kapasitas dan dapat bertahan dari beberapa menit hingga sepanjang hidup.

Lantas, dengan adanya sistem penyimpanan memori dalam otak yang fungsinya terpisah, mengapa kita masih dapat melupakan memori-memori lama? Bisakah otak memilah memori mana saja yang ingin kita hapus?

.Ilustrasi melupakan memori/ Foto: Christopher Lemercier/Unsplash

Sebuah kajian bertajuk The capacity of human memory: Is there any limit to human memory? dalam Journal of Research on English and Language Learning tahun 2020, menyatakan bahwa dapat diestimasikan sebesar 200 juta informasi dikirim ke otak setiap detiknya. Namun, kapasitas penyimpanan memori otak masih menjadi misteri yang belum terkuak, hal ini dikarenakan estimasinya tergantung dengan model kognitif dan matematis dari otak.

Terdapat kesulitan dalam menghitung besarnya sebuah memori, kemudian adanya beberapa memori yang melibatkan informasi detail, membutuhkan ruang lebih, dan di satu sisi beberapa memori juga hilang-memunculkan ruang kosong. Ada juga memori yang memang tidak penting untuk diingat. Dengan kata lain, jumlah engram (sebutan representasi sebuah memori yang sering digunakan oleh Neurosaintis) yang luar biasa besarnya yang dapat menumpuk di otak sepanjang waktu.

Logis sekiranya bahwa otak memiliki sebuah satu bagian dari sistem manajemen memori yang berfungsi sebagai mekanisme untuk menghapus ingatan yang tidak terpakai lagi. Mekanisme ini dapat disebut sebagai active forgetting. Active forgetting dapat mengeliminasi jejak dan sel engram untuk memori tertentu, namun hal ini berlangsung hanya dari beberapa jejak memori molekuler dan seluler, atau ketika sebagian kecil sel engram terputus dari sirkuit engram. Hal ini akan membuat engram memori menjadi tidak lengkap dan tidak responsif terhadap mekanisme pengingatan memori.

.Ilustrasi otak/ Foto: Natasha Connel/Unsplash

Terdapat suatu fenomena menarik yang disebut sebagai interference, yaitu sebuah sebutan di mana manusia lupa akan suatu informasi karena sedang mengingat informasi lain. Nyatanya, dua memori dapat bertabrakan antara satu dan yang lain. Hal ini terjadi jika sebuah informasi mirip dengan informasi lain yang telah tersimpan dalam otak.

Interference dibagi menjadi dua bentuk, proactive interference dan retroactive interference. Proactive interference merupakan fenomena yang terjadi jika memori yang sudah ada membuat memori yang lebih baru sulit untuk diingat, sementara retroactive interference terjadi jika informasi baru menghalangi kemampuan manusia untuk mengingat informasi yang sebelumnya telah didapat.

Terkadang, terdapat beberapa peristiwa pribadi yang menyakitkan, memalukan, atau memunculkan trauma pada manusia, sehingga adanya keinginan untuk menghapus memori-memori tersebut. Hal ini disebut dengan motivated forgetting, yang lebih mengarah ke penekanan memori yang dapat mengacaukan proses pembentukan engram yang stabil sehingga dapat membuat kita lupa.

.Ilustrasi selamat tinggal/ Foto: Miguel/Pexels

Meskipun memori dari peristiwa buruk tidak sepenuhnya dapat terlupakan, namun motivated forgetting dapat membantu seseorang untuk mengatasi traumanya. Sebab detil-detil jelas dari memori buruk tersebut dapat membantu menumpulkan emosi yang melekat pada ingatan tersebut-membuatnya lebih mudah untuk dijalani.

Namun, hilangnya sebuah informasi terkadang tidak berhubungan dengan lupa, tetapi cenderung bahwa informasi tersebut sebenarnya tidak pernah sampai ke sistem penyimpanan memori jangka panjang. Hal ini dikarenakan, terdapat beberapa informasi yang sebenarnya tidak penting untuk diingat, membuat manusia tidak memasukkan dan menyimpan informasi tersebut ke dalam memorinya.

Indeed, your brain can hold so much information inside. But, it can be argued that it unconsciously organizes which pieces of information that are important to be remembered, and which are not-resulting in the art of forgetting.

[Gambas:Audio CXO]

(HAI/DIR)

Author

Hani Indita

NEW RELEASE
CXO SPECIALS