Inspire | Love & Relationship

'Break' dalam Hubungan Asmara: Bikin Langgeng atau Alasan Halus untuk Putus?

Rabu, 20 Aug 2025 19:30 WIB
'Break' dalam Hubungan Asmara: Bikin Langgeng atau Alasan Halus untuk Putus?
Ilustrasi pasangan yang break. Foto: Freepik
Jakarta -

Tentu kita tidak asing dengan lagu "Ruang Sendiri" dari Tulus, dengan sepenggal lirik "Kita tetap butuh ruang sendiri-sendiri, untuk tetap menghargai oh rasanya sepi". Sebuah ungkapan untuk rehat sejenak, tidak saling berkabar dalam jangka waktu tertentu, namun pertanyaan bagimu yang mengalami hal serupa; apakah kamu benar-benar butuh break saat menjalin hubungan?

Menilik ke belakang, berdiskusi tentang hubungan asmara tentu tidak lepas dari yang namanya komunikasi, sebuah pondasi awal dari kisah asmara laki-laki dan perempuan. Satu yang pasti berbeda adalah cara komunikasi zaman sekarang yang lebih luwes dan bisa diakses di mana saja.

Untukmu yang sedang Long Distance Relationship (LDR) tentu mengandalkan Zoom untuk Video Call atau sekedar bertukar pesan di Whatsapp. Apalagi yang memang tinggal pada satu kota yang sama, pertemuan terasa mudah dan kamu memiliki kesempatan besar untuk bertukar kabar satu sama lain. Diwarnai keintiman, hubungan dua insan yang menjalani kasih ini layaknya sebuah impian untuk semua orang.

Saling mengenal satu sama lain, berkompromi atas suatu hal, dan berdiskusi tentang permasalahan dari sudut pandang masing-masing. Semua terasa mudah bila komunikasi dilakukan dengan baik, dan memikirkan hubungan ini setelahnya ke arah yang lebih serius yakni jenjang pernikahan. Begitulah seyogyanya hubungan asmara ini dimaknai, namun bagaimana jika ada masalah komunikasi?

Komunikasi: Masalah Utama dalam Hubungan Asmara

Tidak berarti selalu mulus, layaknya perjuangan yang butuh effort luar biasa dari kedua belah pihak, dibutuhkan pemahaman yang tinggi, apakah permasalahan-permasalahan yang kerap timbul ini bisa ditemukan jalan keluarnya atau tidak. Mengutip South Denver Therapy, penelitian menunjukkan bahwa 65% pasangan mengidentifikasi komunikasi yang buruk sebagai tantangan terbesar mereka.

Belum lagi kalau salah satu pihak melakukan silent treatment, bukan lagi bingung tapi kelabakan berpikir tentang "Aku salah apa ya?", "Kenapa dia melakukan itu ya". Pada intinya, komunikasi memang sepenting itu, diam tidak berarti menyelesaikan masalah. Berdiskusi atau bahkan memberikan closure yang jelas diperlukan untuk kelapangan hati kita.

Tapi benarkah kita harus break untuk menyelesaikan permasalahan dasar ini? Setelah tidak ditemukan jalan keluar yang konkret, akhirnya kamu ada pada satu kesimpulan yaitu break. Solusi yang diberikan ini bisa jadi benar, lalu bisa jadi salah bila tidak dilakukan dengan baik dan kesepakatan yang dibuat bersama. Alih-alih mengatakan putus, break adalah win-win solution dari kamu dan pasangan bisa sama-sama mengevaluasi hubungan ini.

Untukmu yang bertanya-tanya, apa alasan pasangan kamu sehingga mengajak break, berikut dikutip dari laman The Couples Center. Pertama, merasa kehilangan diri sendiri, menghadapi permasalahan secara terus menerus, cinta memudar karena hubungan terjalin lama, dan ragu terhadap hubungan yang dijalin. Sudah mengidentifikasi dari beberapa momen tersebut, hal mana yang membuat pasangan ingin break?

Coba kamu bicara dengan pasangan dan renungkan. Cobalah untuk melakukan hal ini dulu sebelum memutuskan untuk 'jeda' dalam hubungan asmaramu.

  • Introspeksi diri
    Dalam jangka waktu ini, kamu membutuhkan evaluasi diri sendiri tentang apakah ada kekurangan yang perlu diperbaiki, kelebihan yang perlu didiskusikan serta hal-hal yang juga melibatkan pasangan nantinya. Bila bertemu kembali, dipastikan bahwa kamu sudah benar mengintrospeksi diri.

  • Memperbaiki hubungan
    Setelah kembali bertemu, kamu dan pasangan bisa benar-benar merenungkan hubungan yang dijalin, mau dibawa ke mana hingga alasan untukmu bisa bertahan ke depan. Sebab dengan rehat sejenak kamu bisa mencegah berakhirnya hubungan dengan berpikir jernih.
  • Menumbuhkan rindu
    Tidak dapat dipungkiri bila jarak yang ada menumbuhkan benih rindu diantara pasangan. Ada sesuatu yang hilang bila sebelumnya selalu rutin untuk berkabar, hingga membicarakan hal-hal tidak penting sekalipun. Kamu dan pasangan bisa menyadari betapa berharganya pasangan dalam hidupmu.

Namun yang perlu diingat pada masa rehat sejenak ini penting untuk menentukan batasan-batasan yang dibuat tentang berapa lama waktu break. Sebab dibutuhkan hati yang lapang untuk akhirnya bisa bercerita dan menemukan diri sendiri kembali, selagi melanjutkan hubunganmu dengan pasangan.

Satu hal yang salah ketika pasangan tidak memberikan penjelasan yang baik, menghilang bak 'angin yang ditelan ombak' maupun saat si Dia tiba-tiba kembali dalam kehidupanmu. Perlu diingat kembali, komunikasi jadi kuncinya untuk memberi kesan bahwa break ini bersifat sementara bukan jadi pelarian untuk mengharapkan cinta yang lebih baik dari sosok yang lain ya.



Penulis: Muhammad Ridho Fachrezi
Editor: Dian Rosalina

*Segala pandangan dan opini yang disampaikan dalam tulisan ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab penulis dan tidak mencerminkan pandangan resmi institusi atau pihak media online*

(ktr/DIR)

NEW RELEASE
CXO SPECIALS