Inspire | Love & Relationship

Menyelami Pola Pikir Situationship dan Dampaknya Bagimu!

Senin, 21 Jul 2025 18:00 WIB
Menyelami Pola Pikir Situationship dan Dampaknya Bagimu!
Ilustrasi situationship Foto: Shutterstock
Jakarta -

Kita pasti membutuhkan partner bercerita setiap hari. Cerita tentang atasan yang menyebalkan, tentang pemotor yang menerobos lampu merah di jalan raya, ataupun kejadian serius lainnya. Menyenangkan bila ada orang yang selalu siap menjadi 'telinga' dan sandaran untuk melepas lelah. Namun tidak semua orang punya previlese ini, ada segelintir orang yang merasakan situasi memiliki pasangan tapi bukan yang sebenarnya.

Sebentar dia hadir, sebentar dia menghilang. Kamu berakhir dalam kebingungan tentang apa yang membuat dia datang dan pergi. Mau diakhiri pun terasa sayang dalam hati. Kalau kamu sedang merasakan hal ini, berarti kamu terjebak dalam situationship.

Memahami Situationship

Situationship dikenal sebagai suatu hubungan yang tidak memiliki komitmen yang jelas dan hanya didasari oleh kesenangan jangka pendek. Hubungan unik ini mencerminkan ambiguitas dan tingkat komitmen yang rendah meski rasa keinginan untuk bersama umumnya cukup kuat. Jenis hubungan ini sering ditemukan di kalangan remaja.

Kerumitan yang dialami umumnya disebabkan oleh kurangnya komunikasi yang jelas. Bila orang pacaran yang berkomitmen pada umumnya sepakat tentang saling berkabar tentang aktivitas yang dijalani secara konsisten, atau soal boundaries hal itu tidak dilakukan dalam situationship. Bisa jadi dia menghilang begitu saja tanpa jejak setelah seharian hangout denganmu, maupun saat 'pasangan' kamu menghadirkan rasa cemas karena tidak pernah melibatkanmu dalam percakapan yang benar-benar intim serta tidak kunjung mempublikasikan hubunganmu ke orang lain.

Dalam film Little Women (2019) yang digarap Greta Gerwig, kamu bisa melihat adegan saat Jo merasa nyaman dengan dirinya sendiri dan menganggap hubungannya dengan Laurie hanya sebatas teman meskipun sudah berdansa, bercerita dan menghabiskan waktu bersama. Kembali jauh ke 2009 saat film 500 days of summer hadir, adegan-adegan yang menampilkan Tom yang merasa dicampakkan oleh Summer, namun di akhir film dijelaskan bahwa ekspektasi lah yang menghancurkan hatinya.

Lalu, Mengapa hubungan yang rumit dan tidak pasti ini begitu populer di lingkungan remaja saat ini?

Melansir The Psychology of Situationships berikut dua Teori untuk menggambarkan Situationship:

  1. Teori Sternberg
    Memberikan kerangka untuk eksplorasi diri dan hubungan romantis yang merupakan bagian penting dari perkembangan remaja karena mereka memiliki kebutuhan yang kuat untuk membuktikan diri mereka sendiri. Karena sifat remaja yang labil, masuk akal bagi fenomena gaya hubungan tanpa status untuk menjadi suatu hal yang cukup populer.

  2. Teori Attachment Style
    Menekankan peran attachment masa kecil dalam mempengaruhi jenis hubungan yang dicari oleh seseorang. Remaja dengan gaya attachment yang insecure yang disebabkan oleh hubungan tidak stabil dengan pengasuh pada masa kecil lebih cenderung terlibat dalam situationship dengan komitmen rendah sebagai cara untuk memenuhi kebutuhan kasih sayang tanpa ketakutan akan rejection atau abandonment yang mungkin akan mereka dapatkan dalam sebuah hubungan.

Bagi kamu yang mengilhami perilaku situationship ini, mungkin kamu mengalami pola asuh yang didapat saat masih kecil atau masa lalu yang memang masih membuat kamu trauma. Tidak ada kata terlambat untuk menyadari bahwa kamu perlu berdamai dengan dirimu sendiri sebelum mengenal seseorang.

Memang berat, jika saat hubungan sebelumnya kamu tersakiti oleh orang terkasih, seseorang yang kamu anggap bisa menjadi tempat bersandar dan pulang untuk semua kisahmu. Lalu, ia mencampakanmu begitu saja. Namun, bukan berarti orang-orang baru yang hadir pada hidupmu memiliki sifat dan sikap serupa, sebab pengalaman seseorang yang berbeda-beda.

Coba lakukan ini bila kamu sedang terjebak dalam situationship. Pertama, pertimbangkan sisi baik dan buruknya. Kalau situasi ini sudah terasa tidak nyaman dan tidak membuat bahagia. Bukankah lebih baik diakhir?

Kedua, jujurlah tentang perasaanmu. Kepalang cinta, kamu mungkin merasa sayang kalau harus mengakhiri hubungan ini. Namun kamu perlu menimbang tentang buruknya hubungan ini jika melibatkan orang lain dan jika kamu sebagai korban dari hubungan ini, kamu perlu mengutarakan perasaanmu untuk menghindari rasa sakit yang bisa saja makin besar kemudian hari.

Terakhir, kamu harus paham bahwa membentuk hubungan yang sehat artinya kamu perlu kesadaran diri yang penuh untuk memberikan waktu, tenaga dan pikiran. Hubungan yang dibangun atas dasar komunikasi yang terbuka, kepercayaan, rasa hormat, keintiman, serta membuatmu merasa lebih baik, bisa membuatmu bahagia.

Dampak dari hubungan situationship memang tidak boleh dianggap sepele, terutama bagi orang yang memiliki trauma pada masa lalu, jangan menormalisasi hubungan ini. Lalu, buat kamu yang terjebak, belum terlambat untuk terhindar dari situationship, berdamai dengan diri sendiri juga merupakan bagian terpenting untuk terhindar dari hubungan tidak jelas ini.

Kamu mungkin akan merasa kesulitan untuk memahami apakah kamu berada di hubungan yang benar atau justru sebaliknya. Jadi mintalah sahabatmu atau orang terdekat untuk menjadi pengingatmu, apakah hubungan yang kamu jalani adalah hubungan yang normal atau malah 'lubang' yang siap melahap perasaanmu. Masih banyak orang di luar sana yang pantas untuk membahagiakanmu dan diberikan kebahagiaan olehmu.

Penulis: Muhammad Ridho Fachrezi Hafidz
Editor: Dian Rosalina

*Segala pandangan dan opini yang disampaikan dalam tulisan ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab penulis dan tidak mencerminkan pandangan resmi institusi atau pihak media online.*

(DIR)

NEW RELEASE
CXO SPECIALS