Inspire | Love & Relationship

Phubbing: Ketika Ponsel Lebih Menarik dibandingkan Interaksi Sosial

Rabu, 05 Jun 2024 15:30 WIB
Phubbing: Ketika Ponsel Lebih Menarik dibandingkan Interaksi Sosial
Phubbing: Ketika Ponsel Lebih Menarik dibandingkan Interaksi Sosial/Foto: Pexels/cottonbro
Jakarta -

Let's admit it, berjauhan dengan ponsel membuat kamu merasa resah dan sulit berfungsi dengan normal. Bagaimana tidak, kemajuan teknologi berhasil membuat semua yang kita butuhkan bisa berada dalam satu genggaman tangan saja. Lonjakan penggunaan ponsel, ditambah kemajuan teknologi, telah meningkatkan ketergantungan masyarakat terhadap perangkat seluler. Smartphone kini digunakan untuk hampir semua hal, mulai dari mencari petunjuk arah, koordinasi soal pekerjaan, hingga mencari informasi apa pun di Google. Dalam beberapa kasus, orang-orang terlalu asyik dengan ponsel pintarnya sehingga mengabaikan orang-orang di sekitarnya-perilaku yang dikenal sebagai phubbing.

Apa itu phubbing?

Melansir Verywell Mind, phubbing adalah gabungan dari kata "phone" dan "snubbing". Pada dasarnya, phubbing terjadi ketika seseorang berada dalam lingkungan sosial tertentu namun fokusnya tidak tertuju pada orang-orang di sekitarnya, melainkan pada ponsel mereka. Tidak hanya dalam situasi sosial, phubbing juga dapat berpengaruh dan memiliki konsekuensi dalam hubungan apabila dilakukan terus-menerus.

Terdapat sebuah penelitian yang menunjukkan bahwa phubbing memiliki dampak negatif pada keintiman dan kedekatan dalam hubungan romantis. Hal ini juga meningkatkan isolasi sosial dan kesepian, serta berdampak buruk pada kesehatan mental kedua belah pihak. Meskipun tampaknya tidak berbahaya, phubbing yang mengindikasi tingginya screen time dapat membuat pasangan kita merasa tidak penting dan tidak dihargai.

Dalam sebuah survei kecil, sekitar setengah dari orang dewasa merasa pernah "di-phub" oleh pasangannya, dan mereka merasa terhina, kesal, serta cemburu karena kurangnya perhatian. Colleen Marshall, LMFT, kepala petugas klinis di Two Chairs juga mengatakan bahwa jika kita tidak menunjukkan pentingnya pasangan bagi kita, mereka akan merasa kurang terhubung karena kurangnya keintiman, kedekatan dan kasih sayang.

Selain itu, sering melakukan phubbing kepada pasangan juga dapat mengakibatkan kurangnya kepercayaan pasangan kepada kita serta minimnya ketertarikan pasangan terhadap komunikasi tatap muka. Phubbing juga tidak terbatas pada hubungan romantis. Hal ini bisa terjadi dalam hubungan apa pun, mulai dari orang tua dan anak hingga antara saudara kandung dan bahkan atasan dan karyawan.

TANDA-TANDA KAMU MELAKUKAN "PHUBBING" ATAU "DI-PHUB"

Untuk menentukan apakah kamu melakukan phubbing dalam hubungan,atau sedang di-phub, perhatikan tanda-tanda berikut:

  • Orang yang bersama kamu selalu memegang ponselnya di dekat atau di tangannya.
  • Mereka selalu meminta kamu untuk "menunggu" ketika sedang mengirim pesan.
  • Ketika seseorang sering mengatakan "tunggu" sementara pihak yang lainnya mencoba menarik perhatiannya, itu menandakan bahwa ponselnya adalah prioritas yang lebih tinggi
  • Jika seseorang merasa cemas atau terganggu ketika ada notifikasi dan perhatiannya beralih dari percakapan ke perangkat selulernya.
  • Jika seseorang lebih menyukai komunikasi melalui telepon daripada berbicara langsung atau mereka merasa lebih nyaman untuk berkomunikasi melalui media sosial dibandingkan interaksi langsung.
  • Mereka menjadi defensif terhadap penggunaan ponselnya.

Kamu tidak harus berhenti menggunakan ponsel untuk mencegah phubbing. Namun, kamu hanya perlu lebih sadar dan memperhatikan tindakan saat berada di dekat orang lain. Phubbing bukanlah sebuah gangguan yang membahayakan apabila disadari lebih dini. Jika kamu merasa kamu memiliki gejala phubbing, di mana kamu lebih memilih untuk bermain ponsel di depan teman ataupun pasangan, mungkin kamu harus segera mengontrolnya untuk menjaga kualitas komunikasi dan hubungan yang kamu jalin.

(DIP/alm)

NEW RELEASE
CXO SPECIALS