Inspire | Love & Relationship

Punya Aspek Kehidupan Serupa atau Tak Sama, Mana yang Cocok Dijadikan Pasangan?

Senin, 25 Sep 2023 14:00 WIB
Punya Aspek Kehidupan Serupa atau Tak Sama, Mana yang Cocok Dijadikan Pasangan?
Foto: Unsplash
Jakarta -

Setiap orang punya preferensinya masing-masing ketika memilih pasangan. Ada yang memilih pasangan berdasarkan zodiak, shio, MBTI, bahkan weton. Mencari kesamaan dalam perbedaan yang ada dalam diri masing-masing membuat kita bisa menyatukannya dalam satu hubungan asmara. Namun sebenarnya apa yang seseorang cari pada orang lain yang akan dijadikan pasangan?

Dikutip Huffington Post, menurut penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Nature Human Behavior, 82 persen dan 89 persen ciri-ciri yang diteliti memiliki hasil serupa dengan pasangannya, mulai dari kecenderungan politik hingga ciri-ciri fisik yang seluk-beluk seperti apakah orang perlu memakai kacamata atau tidak.

Bagian lain yang pasangannya cenderung mirip adalah sikap keagamaan, tingkat pendidikan, seberapa besar kemungkinan seseorang minum atau merokok, dan ukuran IQ, semuanya menunjukkan korelasi yang cukup tinggi.

"Saya pikir kesimpulan terbesarnya adalah bahwa proses memilih pasangan tidak selalu acak dan sifat-sifat tertentu mungkin memainkan peran lebih besar dalam pemilihan pasangan dibandingkan yang lain," kata Jared Balbona, ilmuwan data pascadoktoral dan salah satu penulis studi tersebut.

Ia menambahkan ada kemungkinan kalau orang-orang dengan nilai politik yang sama secara aktif mencari satu sama lain, namun ada kemungkinan juga bahwa kesamaan nilai-nilai politik-setidaknya sebagian   disebabkan oleh mereka yang tinggal di wilayah geografis yang sama, karena nilai-nilai politik cenderung mengarah pada hal tersebut.

Ada beberapa kategori di mana pasangannya tidak sama persis sama; ekstrovert misalnya adalah salah satu kategori dengan korelasi yang kecil-yang berarti seorang ekstrovert mempunyai kemungkinan yang sama untuk berakhir berpasangan dengan orang ekstrovert juga, begitu pula dengan seorang introvert.

"Korelasi yang kami temukan untuk extraversion secara teknis signifikan secara statistik ke arah positif namun sangat kecil, terutama bila dibandingkan dengan korelasi lain seperti nilai politik atau usia," kata Tanya Horwitz, kandidat doktoral di Departemen Psikologi dan Ilmu Saraf The Institute for Behavioral Genetics. Sementara itu, beberapa aspek kepribadian dan watak masyarakat tidak berkorelasi, hal ini mengejutkan Balbona.

"Misalnya, hanya ada sedikit bukti korelasi pasangan dalam hal mudah tersinggung, gugup, atau tegang-karakteristik yang berpotensi memainkan peran penting ketika memutuskan apakah kamu ingin menjalin hubungan dengan orang lain," ujarnya.

Kesimpulannya, jika selama ini kita hanya tertarik pada orang-orang yang serupa dengan kita, kita bisa saja mencari representasi yang lebih beragam dari media yang kita konsumsi, misalnya dating app. Namun cocok atau tidaknya dengan orang yang punya aspek kehidupan serupa atau bertolak belakang, semua kembali pada preferensi kamu dalam memilih pasangan.

[Gambas:Audio CXO]

(DIR/alm)

NEW RELEASE
CXO SPECIALS